ut
ang lalu dia pulang kampung. Kalau pulan
ukang tambal ban lain di daer
ujung jalan situ, ke depa
yang berjaga di pos depan sekolah sang anak. Wanita ini me
dahi sang anak yang sudah mengeluarkan keringat, sementara sebel
Orrang tambal ban
, Saya
ban motorn
a. Wanita ini mengalihkan pandangan, lalu membelalak tak percaya. Tak lama, Zeta
enapa belu
at wanita ini berdiri, lalu pandangannya beralih ke arah boc
ga kiri Zeta, yang sukses membuat tubuh Zeta yang sed
eta, supaya wanita manis ini tidak terjatuh tertimpa motornya sendiri
ercium jelas di indera penciuman Daru, karena puncak kepala Zeta tepat berada di bawah hidung pria ini. Tangan Daru tan
ra. Bukan pusing karena tak suka wanginya, tapi pusing karena terlalu menyukai wangi maskulin yang menguar dari tubuh mantannya ini.
ajam setelah berusaha keras mengalihk
enar-benar merasa akan semaput. Untung saja rasa bencinya pada Daru masih segar, walaupun sudah hampir sepuluh tahun berlalu. Jadi Zeta bisa dengan cepat mengendalikan diri. Wanita
! Ka
't c
ndak p
a sekolah sang anak. Wanita ini mengalihkan pandangan
-pa, Sa
u ke kam
ggak kok
u?" tanya Evan sambil menunjuk tangan Da
k lama senyum jahil keluar dari bibirnya
tengnya, Papa?
du Misha heboh pada sang mama sa
ri peringatan pada Daru yang malah
segera saja mengalihkan pandangan ke ar
berapa lama, Evan langsung memukul lengan sang pa
g itu dossa, Om~" Sungut Mis
gi tubuh Misha. Pria ini memegang kedua bahu anak dari mantannya ini, yan
n bohong lagi. Om tak
, O
kenal sama kita, terus pura-pura gak
bo'
ha udah saling kenal, tapi Mamanya Misha pura-pura gak kenal sa
tak percaya jika Daru meracuni pikiran ana
ak boleh
anak benar-benar sudah teracuni. Wanita ini meng
am saku celana pria ini. Senyum licik tersungging dari bibir
am
ucap Misha kembali, setelah memotong
ntian. Wanita ini menatap sang anak yang sepertinya menanti jawabannya. "Ehm...
rah jika Zeta mengira dia memanfaatkan kepolosan ana
pulang?"
or maticnya, lalu merogoh tas selempang yang dia pakai. Wanita ini
tan suami??? Di sini sudah ada mantannya juga
nekan nama seseo
ta pada seseorang di seberang sa
a ini segera mengalihkan pandangan ke arah dua bocah kecil yang sedang asyik bercerita tentang salah
luck ya, Mas, sidangnya," ucap Zeta sambil tersenyum lembut. Wanita ini segera mematikan sambungan ponselnya dengan senyum yang be
Zeta yang tadi pasti ditujukan untuk Fahri. Kenapa harus senyum-senyum?! Padahal tak ada orangn
Anda!" desis
sambil geleng-geleng
Evan, saya bisa pul
ang membuat jantung Zeta lagi-lagi menggila. Tatapan pria tampan ini seakan me
ak ada hak
gguin taksinya aja bisa lama. Lihat tuh, Misha udah berk
masih menggunakan helm kecil be
nyulik, Aya..." seru Daru datar, m
agi sendiri," ucap Daru kembali.
geli dari bibir Daru. Pria ini semakin melebarkan senyumnya sa
mpang juga di mobil sang mantan. Apalagi anaknya dan anak Daru sudah
ungkin bisa menolak keinginan sang anak,
endela mobil Daru. Wanita ini duduk di kursi samping kursi kemudi, sementara Misha dan Evan berada di kursi tengah, dan sudah
ang membuat Zeta mengalihkan pandangan ke arah
ih itu ninggalin motor ka
jar dong kalau saya sedih kayak gini. Lagian, ini kali pertama saya ninggalin
mbil melirik Zeta sekilas, lalu pandangannya kembali
ru. Wajah Zeta masih terlihat muram karena memikirkan motor kesayangannya itu. Motor yang dia beri nama Shiro ( Putih – dala
atlah, dia bahkan bisa cemburu pada motor matic berwarna putih yang Ze
nanti diantar karyawanku," ucap Daru s
n ke depan sambil memajukan bibir tanda merajuk. Kedua tangannya masih bersedekap. "Dia yang nawarin bantuan buat suruh
ok!" balas Da
emanis mungkin, lalu tak berapa lama, wanita ini kembali mengarahkan pandangan ke depan dengan
dengannya! Gak boleh banyak terlibat
ikhlas bantu
tir aja yang bener," ba
ngalihkan pandangan ke arah depan, dan meng
inggir jalan dekat sekolah sang anak, Daru melancarkan aksinya mengempiskan ban motor Zeta setelah wanita itu berjalan ke arah kelas anaknya. Daru juga tahu kalau tukang tambal ban di dekat sekolah anaknya tutup, karena hampir
pun agar dapat kembali dekat dengan Zeta. Seperti ap
bukan mengempiskan, tapi membuat bocor ban sepeda itu, agar dia dapat menawarkan bantuan meng
ini untung saja masih polos seperti hampir tiga
engan kehadiranku, Aya... sama seper
*