engar kalimat itu, seakan baru
Algha dengan ma
Kamu sudah
enggan menjelaskan lebih la
api di dadanya. Ia merasa tertipu. Dia baru saja menikah dengan pria yang
ergetar. "Kenapa kamu tidak jujur dan memberitahuku s
ya. "Saya tidak punya kewajiban untuk menjelaskan semua detail h
g menciptakan kes
is melotot marah. "Aku tidak pe
, ini bukan soal siapa yang benar atau salah. Saya memang punya kehidupan sendir
nya sebuah kesalahan kecil, tapi bagiku... ini adalah mimpi buruk. Kamu tahu, aku da
Algha dengan nada yang din
amu bisa terus lanjutkan impianmu, melanjut
yang ia kejar ke Jakarta, ia tinggalkan kampung halaman, bahkan rela berpisah dari keluarganya, dan kini-s
n melindungi kehormatanmu, juga reputasiku. Jangan pernah berharap lebih dari saya." Nada suaranya dingin, setiap
inya." Kalimat itu terlontar dari mulut Algha dengan kejam, seolah pernikahan mereka tak lebih dari kont
ampir tak terkendali. Namun, suaranya bergetar saat akhirnya ia bicara, "Saya juga
enyesalan di wajahnya, tidak ada penghiburan, bahkan tidak ada seulas senyum untuk mene
Ia menggigit bibirnya, menahan diri agar tidak meluapkan kemarahan ya
in berada di dekat Algha lebih lama lagi. Pria itu, yang baru saja
anis. Tatapan matanya tetap datar, tanpa ada emosi yang nyata. Bahkan setela
-
ah membawa perasaan kosong dan sakit yang begitu dalam. Ia berjalan tan
gaimana bisa ia terjebak dalam situasi ini? Baru beberapa bulan yang lalu ia meninggalkan kampung halaman dengan impian besar untuk menuntut ilmu, berharap kelak dapat membantu ke
isiknya pada diri sendiri. Air matanya menetes perlahan,
s diraih, tujuan yang telah ia perjuangkan sejauh ini. Namun, bayangan Algha dan kata-katan
-
dan pipinya masih terasa basah oleh sisa-sisa air mata. Di dalam kamar yang kecil namun hangat itu, Harum, sahabatnya, duduk di sudut ran
? Sudah malam, kamu teh kemana saja?" lalu mende
ggantung. Tanpa bisa menahan lagi, ia mendekat dan memeluk Harum erat-
nis dengan lembut, berusaha menenangkannya. "Ssh, tong ceur
k tadi ia pendam sendirian. Setelah beberapa saat, ia akhirnya mengatu
gusap matanya yang basah, suaranya bergetar. "Aku... aku ng
pandangannya penuh kekhawatiran. "Kacau kum
erangkai kata-kata untuk menceritakan kejadian yang baru s
ri insiden di jalan yang hampir membuatnya dirampok, bagaimana ia diselamatkan oleh Algha yang tak sengaja melintas, hingga insi
h? Beneran? Dan dia juga sudah punya istri?
-