ut. Begitu juga dengan Algha yang
tak percaya bahwa solusi yang diajukan justru pernikahan, sebuah kisa memaksa kami menikah hanya karena
a ini sampai menyebar, hidupnya bisa hancur. Apalagi dengan status Anda sebagai dosen, skandal seperti
adi begitu cepat. Ia hanya berniat membantu seorang gadis yang hampir mengalami kecelak
tu keluarganya di desa, dan membangun masa depan yang lebih baik. Namun, dalam sekejap mata, ia dihadapkan pada si
. Aku tidak siap. Aku bahkan belum mengenalnya..." Matanya mem
mahasiswa biasa yang ia tolong terjebak dalam situasi yang tidak adil. Namun, ia juga tahu bahwa melawan keputusan ini bisa
i mantap. "Jika memang ini satu-satunya cara untuk men
alak. "Apa? Tidak, kamu tidak perlu melakuk
na kebingungan dan rasa tak berdaya yang luar biasa. Ia menatap Algha, pria yang hampir tidak
-
pikirannya berputar-putar, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Pernikahan mendadak ini bukan hanlah bingung. Ia melihat Granis, merasa bersalah meski sebenarnya bukan salahnya sepenuhnya. Semua
Nama 'Abah' terpampang di layar. Perasaan takut, cemas, dan malu men
gar di telinga seolah menggema, memperpanjang detik-detik yang terasa menyesakkan
ar kamu?" suara lembut ibunya ter
ampir pecah. Ia tak ingin membuat Abah dan Ambu khawa
aranya serak
dengaran lemas kitu, Teteh sakit?" tan
Teteh mau ngo
ayahnya, Abah, bergabung dalam perc
ng terjadi? Kenapa kamu
eh mengalami
Ceritakan ke Abah," suara Abah terdengar tegang s
rena musibah itu, ada kesalahpahaman... dan sekarang aku harus... h
ra ibunya langsu
in menikahimu, Granis? A
n menjelaskan secara singkat, me
ibunya yang kini mungkin pucat dan kaget, sementara Abah mungkin menata
sampai begini?" Abah akhirnya b
salah paham? Kamu b
ya. "Iya, Bah, Teteh baik-baik saja. Ini semua memang kesal
emah. "Apa yang harus kita lakukan, Granis?
hati Granis semakin hancur. Ia tahu ini bukan keputusan yang dii
u yakin? Apakah ini
"Aku tidak tahu harus bagaimana, Bah. Aku takut...
bahwa ia sedang mencoba berpikir dengan tenang di tengah kepanikan. Setelah beber
h akan memberikan izin. Kami di sini hanya
a, mencoba menahan peras
san ayahnya. "Maafin Granis, Abah, Ambu... Gra
n mendoakan yang terbaik untukmu. Apapun yan
. Keluarganya mendukungnya, meskipun mereka berada jauh di
an tidak bisa berpergian jauh. Dan Ambu tidak mungkin datan
ggil, Abah memberikan kuasa pada penghulu untuk menikahkan Granis. Dan perangkat video call diatur agar orang tua Granis bis
ha duduk di sampingnya, ia menatap Granis, merasakan beban yang tak terucapkan di antara mereka
Ponsel Granis yang menampilkan wajah Abah dan Ambu terhubung dengan layar besar agar semua
ap?" tanya penghulu
menunggu sinyal dari gadis itu. Granis mengangguk
nuh dengan kegamangan, mengucapkannya dengan lancar. Granis hanya bisa menunduk, menangis pela
," ucap penghulu se
erbendung, mengalir tanpa kendali. Granis merasa seluruh dunianya berubah seketika dalam satu kata singkat itu. Algha menatap ke arah pintu, berusaha men
seakan mencerminkan suasana hati mereka yang penuh dengan ketidakpastian dan kebingungan. Di jalan menuju mobilnya,
dari sebelumnya. "Saya menikahimu karena terpaksa dan sebagai be
ak tak tersentuh oleh perasaan apa pun. Di dalam hatinya, ia merasa kesal, marah, dan terluka
"Dan satu lagi, rahasiakan pernikahan ini
erti petir di siang bolong. Ia mema
bergetar, antara
-