a tahun
seorang di dalam kamar itu, sedangkan orang yang ia layani menyembun
itu, wanita bernama Sekar mempererat cengkraman
mbuka matanya lebar, sedangkan pria itu tersenyum pe
tubuh pria itu hingga terjatuh, beruntung makan
itu berlari kearah pintu namun tangan besar itu malah menariknya sampai Sekar
anya perlu menurut!" ujar pria itu yang m
di dalam kamar ini. Toni adalah mantan kekasihnya, ia putus dengan pria
ih mengiyakan pernikahan itu, walau mereka belum kenal lama, namun musibah terjad
skan aku! Duniamu bukan hanya aku!" moh
, wajah yang bisa berubah membuat Sekar tidak bisa menebak hatinya walau sudah berpacaran lebih dari 2 tahun, perpisahan mer
rtanda hal itu tidak pernah ia la
G AKU?" tanya Toni yang tak habis pikir dengan Sekar. Dia memiliki segalanya, namun dia yang bil
nya, padahal dalam lubuh hati wanita itu, dia masih memiliki rasa pad
menyelamatkanmu dariku?" tanya Toni yang
embuat Toni kesal namun juga tak tega, dia menatap wanita
ajah marah. "Turunkan egomu! Dunia
au mau makan?" tanya Toni yang
au ser
s Toni sambil menunduk, dengan cepat Sekar mengambil
biasa saja, akan terasa luar biasa ketika kita tidak memakan
begitu terdengar menyayat hati, wanita itu tidak bicara kalau ia yang menyiksanya se
datar. "Aku harap, kau janga
aan di luar kota, guna memperluas jangkauan produknya
i itu, wanita itu positif hamil. Toni yang meyakini kalau itu
ia alami seakan terulang. Sekar yang berusaha melepaskan belenggu tr
iat untuk menggendongnya lagi. "Keluarkan
salah itu tidak disayang oleh ibunya sendiri. Apalagi ditambah a
nya berumur 10 tahun. Saat itu anak yang harusnya bermain dengan teman-
setumpukan piring lagi guna memperberat pekerjaan
ngga ada dari benda tersebut yang hancur
dapur. Ibunya yang melihat hal yang dilakukan oleh Dax segera menarik k
eh kakek, juga neneknya, namun karena sebuah kecelakaan membuat dua
erti pembantu?" tanya Dax yang tak terima, hidup dengan manj
bersama ibunya, namun apa yan
enak, cepat kerjakan itu semua atau kau tidak boleh makan hari ini!" ujar ibunya yang me
a meringis kesakitan. Jika saja kakek dan neneknya masih ada
Felix yang tersenyum puas ka
h itu dan menatapnya kesal. "Ken
ja aku baru saja melihat bagaimana
maksu
n! Atau kau merasakan sendiri akibatnya, oh iya selamat datang di neraka ya!" ujar Feli