ada Sasi sesaat ia menikah dengan ayahnya. Perempuan yang pernah menjadi sekretaris ayahnya sesaat Rafi masih menjalankan perusahaannya. Lydia tidak pernah menyukai Sasi, karena ia pun memiliki
ng begitu pegal-pegal ke atas kasur yang tidak terlalu besar dan hanya cukup untuk satu bant
na ia melihat dengan jelas sosok Linggar, bahkan Sasi begitu penasaran apakah pria itu Linggar atau bukan, jik
a sendiri dan segera menekan tombol hijau untuk menelepon Linggar. Namun, terhenti ketika Sasi teringat dengan pesan Linggar sebelum pri
ngkapkan rasa sukanya kepada Linggar sebelum pria itu pergi ke Amerika untuk mengurus perusahaan ayahnya. Dan sampai se
lupakan pengkhianatan yang dilakukan oleh cinta pertamanya Dave Kavindra. Linggar datang se
Namun, ketika hatinya mulai terbuka kepada seorang pria yaitu L
*
ahnya ketika Sasi harus terpaksa bangun dan rasa kantuk masih melandanya. Rambutnya pun sudah berantakan seperti habis disetrika, beberapa ka
dur untuk mengambil ponselnya. Karena sebelum tidur, S
asa kabur belum jelas. Sasi merasa kebingungan ketika
irinya sendiri. Karena terus berbunyi dan membuat kepalanya tambah pu
..
kirana," ucap seorang pria yang memotong uca
anda siapa yah?" tanya Sasi yang ke
a tertawaan dari orang
?" tanya pria itu yang tanpa memperkenalkan nama. Namun la
gak paham apa yang anda maksud, lagi pula saya
yang menginginkan kamu, apa kamu sudah berubah pikiran dengan tawaran say
g meneleponnya sekarang adalah pria semalam yang sudah mengatakan kata-kata kurang ajar pa
ara verbal, dan beraninya sekali anda menelepon saya pagi-pagi begini. D
cehkan kamu, Si. Toh, say
m terhormat!" seru Sasi dengan tegas dan langsung mematikan sambungan teleponnya de
ecara kasar, sedangkan kedua tangannya dikepalkan dengan erat. Karena Sasi berpikir pangg
engan berat hati Sasi kembali
SAYA KEPADA BAPAK! APA KITA PERNAH SALING MENGENAL SEB
i seberang sana. Mata Sasi langsung membulat karena suara dari orang ked
, membuatnya kembali menganga karena tidak pe
Sasikirana?" tanyanya kembali de
ira bapak adalah orang yang tadi menelepon saya, tolong maafkan ucapan say
n Anda pagi-pagi begini. Perkenalkan saya Hardy, salah s
rinya dihubungi oleh salah satu HRD di perusahaan
pa yah?" tanya
Sasi ditunggu di perusahaan untuk melaksanakan interviu dengan Presdir atau atasan kami. Pak Anders memberikan kesempatan kepada Nona Sasi untuk ikut bergabung dengan perusahaan ka
dirinya bisa diterima di Perusahaan TBC, padahal Sasi tidak bermimpi
at balasan dari Sasi, karena perempuan itu masi
yang menyadarkan Sas
ya P
. Karena atasan saya begitu disiplin dan nggak bisa menoleransi keterlambatan karyawa
juga atasan bapak yang mau menerima saya," jawab Sasi dengan perasaan yang begitu
segera bersiap-siap akan menyiapkan sarapan te
Contin