"Saya pesan kamu!" tegas Kim yang mengeluarkan nada suara baritonenya yang sejak dari tadi ditunggu oleh Sasi, bahkan begitu terdengar maskulin oleh telinga Sasi. Sasi masih tercengang karena tidak mengerti maksud perkataannya. "Pesan saya, maksudnya?" tanya Sasi tak paham. Tidak hanya Sasi yang tercengang, melainkan sang sekretaris pun menampilkan wajah yang sama seperti Sasi. Win merasa bingung dengan ucapan atasannya itu. Kim mengubah posisi duduknya menghadap Sasi sekarang. Fokus kepada perempuan itu yang sedang berdiri di hadapannya, membuat Sasi sedikit merasa canggung ketika melihat dengan jelas rupa salah satu pengunjung spesialnya itu yang memang sangat tampan, dan mampu menggoda para perempuan. "Iya, saya pesan kamu untuk menemani saya malam ini di sebuah hotel berbintang," tukasnya sambil tersenyum tampan, seperti tanpa beban bagi Kim mengatakan kalimat itu. "Saya akan memberikan apapun yang kamu mau, dengan syarat berikan tubuh kamu ke saya, mudah 'kan." Kim mengucapkan kalimat tanpa merasa bersalah dan berdosa sedikit pun kepada perempuan yang baru dilihat dan dikenalnya.
Sebuah mobil sports silver berhenti di sebuah restoran megah nan elite di Jakarta Selatan. Pintu mobil terbuka dengan sendirinya, sudah terlihat kaki jenjang yang terbalut oleh celana bahan hitam berkilau dan kaus kaki hitamnya sampai mata kaki. Seorang pria sudah berdiri dengan tegap, sembari memasukkan satu tangannya di saku celana bahan hitam yang dikenakannya. Tubuh pria itu begitu proporsional dan bidang tegap, sehingga menjadi objek penglihatan tanpa kedip oleh para pengunjung yang melintas di sekitaran restoran.
Bahkan, saking terpesonanya dengan sosok pria itu, tanpa sadar jika salah satu kaki pengunjung saling menginjak dengan kaki temannya.
Kim Andersean Bharaswara, pria tampan sejuta pesona ini adalah seorang Presdir di Perusahaan The Bharaswara Corporation. Pria yang digilai banyak wanita, dijadikan sebagai pangeran impiannya itu adalah seorang yang tak mempercayai akan sebuah pernikahan. Bahkan Kim, panggilan pria itu tidak ingin berkomitmen dalam sebuah pernikahan yang menurutnya begitu membosankan. Sifatnya jauh berbeda dengan kebanyakan orang yang ingin hidup bahagia dengan pasangannya di dalam sebuah pernikahan.
Kim adalah tipikal pria yang dingin dan sulit jatuh cinta. Namun ia akan berubah hangat kepada orang yang disukainya. Jika ia sudah merasakan getaran jatuh cinta kepada seorang perempuan membuatnya akan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan perempuan itu. Namun, sampai sekarang tidak ada perempuan yang membuatnya luluh dan jatuh cinta, setelah Kim dikhianati oleh cinta pertamanya yang berselingkuh dengan ayah kandungnya sendiri. Di dalam hidup Kim hanya ada beberapa model terkenal yang dekat dengannya tapi tidak sampai membuatnya jatuh cinta.
"Mari Pak Bos, saya sudah memberitahukan kepada manajer restoran ini untuk menyiapkan minuman anggur merah (cabernet sauvignon) favorit anda," ucap salah seorang pria yang diyakini adalah sekretaris dari Kim. Penampilan dari sang sekretaris pun tak kalah mencuri perhatian dengan atasannya yang begitu rapi dan tampan.
"Ya sudah." Pria itu segera melangkah masuk ke dalam restoran diikuti oleh sekretarisnya yang berjalan di belakangnya. Tanpa ada kasta bagi Kim untuk menjawab sapaan dari dua orang satpam yang menyapanya begitu ramah. Walaupun raut wajah Kim begitu dingin dan penuh kuasa. Namun, hatinya lembut bagaikan sutra.
"Selamat datang, Pak Kim. Saya sangat senang dengan kedatangan Pak Kim di restoran kami," sapa Keiko seorang manajer di restoran ini yang menyambutnya di depan pintu ketika Kim baru saja tiba. Kim terus memperhatikan sikap sang manajer yang sedikit seperti banci lebih tepatnya, wajahnya begitu kemayu tak ada wajah seorang pemimpin. Sehingga wajah dari sang manajer sama sekali tak ditakuti oleh para karyawannya karena tampak begitu polos.
Sedangkan di setiap kursi yang diduduki oleh para pengunjung begitu histeris dengan kedatangan sosok Kim Andersean Bharaswara. Pria tampan dengan segudang prestasi di perbisnisan level dunia. Kemahirannya dalam berbisnis begitu diakui oleh para pengusaha asing. Dan tidak terkecuali para pelayan perempuan yang juga ikut histeris melihat suami impiannya datang ke restoran ini. Sesuatu hal yang dapat mereka hayalkan sebelum tidur.
"Pesanan saya," ucap Kim yang sudah duduk di kursi khusus yang disediakan untuknya. Kedua matanya tak henti-hentinya menatap Keiko, dan membuat Keiko menohok karena belum mengerti.
"Pesanan dari Pak Kim, minuman anggur merah favoritnya, cabernet sauvignon. Bukankah saya sudah memesannya khusus di restoran ini," sahut sekretarisnya dengan tegas. Barulah Keiko mengerti dengan maksud dari Kim.
"Ah ... iya. Baiklah Pak Kim, saya sudah menyiapkan minuman anggur favorit anda, dan akan membawakan segera," jawabnya.
Kim menggerakkan tangannya sebuah tanda jika sang manajer restoran harus segera mengambilkan minumannya. Tanpa menunggu lama bagi sang manajer untuk mengambilkan minuman untuk tamu spesialnya.
Selang beberapa menit datang seorang pelayan perempuan yang membawa sebuah minuman pesanan dari Kim tadi. Wajah sang pelayan itu terus menyiratkan senyuman ramahnya kepada sekretaris Kim. Walaupun hatinya begitu kesal dan dongkol, karena sebelum diperintahkan untuk membawa minuman ini. Sasi terlebih dahulu berdebat dengan Keiko yang langsung menarik pergelangan tangannya, ketika dirinya baru selesai membasuh wajah di toilet karena rasa kantuk yang sedang melandanya. Dan sang manajer menyuruhnya untuk tersenyum ramah kepada pelanggan spesialnya ini.
Dewi Sasikirana, perempuan berusia 25 tahun, seorang pelayan di sebuah restoran elit di Jakarta. Ia terpaksa harus menjadi pelayan dan bekerja paruh waktu demi membiayai pengobatan sang ayah yang menderita penyakit gagal ginjal dan komplikasi penyakit lainnya yang begitu menggerogoti tubuhnya. Sang ayah sudah tak dapat lagi bekerja setelah menderita penyakit dan mengalami kebangkrutan di perusahaan yang didirikannya. Dokter mengatakan jika ayahnya harus melakukan cuci darah minimal dua kali dalam seminggu dan istirahat cukup di rumah. Dari situlah Sasi memantapkan untuk bekerja paruh waktu demi membiayai semua pengobatan ayahnya. Karena harapan Sasi hanya satu, yaitu melihat kesembuhan ayahnya. Sasi pun melarang sang ayah untuk bekerja, walaupun ayahnya begitu kekeh ingin kembali bekerja.
Sasi, panggilan perempuan itu hidup dengan ayah, ibu tiri dan juga saudara tirinya yang bernama Nadine. Hubungan antara sasi dengan ibu tirinya tidak pernah akur, bahkan ketika sang ibu tiri yang bernama Lydia menghina keadaan ayahnya yang sulit berjalan dan tak bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Lydia pun memperlakukan ayahnya dengan buruk, di sanalah Sasi selalu merasa sakit hati dan meneteskan air mata, tidak sanggup melihat orang yang sangat dicintainya diperlakukan seperti itu.
"Maaf mengganggu waktunya, Pak ...." Sasi masih mengingat nama pria yang sempat didengarnya dari sang manajer. "Pak Kim, maaf. Saya membawakan minuman anggur merah khusus pesanan Pak Kim yang disediakan di restoran kami," ucap Sasi yang menaruh satu botol minuman anggur segar dengan gelas kecil di atas meja. Sedangkan kedua mata pria itu masih menatap lekat wajah Sasi tanpa kedip. Bahkan ketika Sasi berjalan ke arah mejanya, wajah Sasi sudah menjadi objek penglihatan Kim dan pria itu merasa sedikit tertarik padanya.
"Selamat menikmati minumannya," ucap Sasi kembali sembari tersenyum ramah, memamerkan gigi gingsulnya yang begitu lucu ketika tersenyum. "Oh iya, saya lupa. Apa Pak Kim dan temannya mau memesan makanan yang paling lezat di restoran kami. Western, Indo, Asia dan lainnya. Semuanya sudah tersaji di restoran kami," tawar Sasi sembari tersenyum lagi. Namun lama kelamaan perempuan itu merasa aneh dengan wajah tamunya yang terus menatap ke arahnya, membuat Sasi sedikit gugup dengan wajah tampan dari tamunya ini. Secara perlahan Sasi mengerutkan kembali bibirnya yang melengkung tadi ke bentuk semula.
Sasi menggerutu dalam hati, bahkan ia menjatuhkan tatapannya secara perlahan ke arah penampilannya. Apa mungkin penampilannya ini yang membuat pria itu terus menatapnya tanpa kedip. Namun, tatapan dari pria itu bukanlah tatapan mengejek atau menghina, melainkan sebuah tatapan seperti seorang yang sedang jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi, apa mungkin pria tampan sepertinya jatuh cinta padanya. Sasi segera menghilangkan pikirannya itu jauh-jauh, karena hal itu tidak mungkin terjadi.
Lama kelamaan Sasi sedikit risih dengan tatapan Kim, tidak mengeluarkan sepatah kata apapun namun kedua bola matanya malah terus memandanginya.
"Saya pesan kamu!" tegas Kim yang mengeluarkan nada suara baritone-nya yang sejak dari tadi ditunggu oleh Sasi, bahkan begitu terdengar maskulin oleh telinga Sasi.
To be continued...
Karena terus didesak oleh sang kakek untuk segera memiliki keturunan, demi meneruskan dinasti seluruh perusahaan Nagara Group membuat El Barack Gunadhya Nagara terpaksa harus mencari perempuan untuk melahirkan seorang keturunan untuknya. El Barack membeli seorang gadis dari seorang wanita yang diduga bibi dari gadis yang dibelinya dengan jumlah yang besar, dan menjalankan pernikahan singkat dengan gadis yang bernama Bellina Devanka Ammari. Kebencian terus dirasakan oleh Bellina ketika menjadi istri sah dari El yang terus menyiksa batinnya, dan hanya menginginkan keturunan dari rahim Bellina, bahkan Bellina pun harus berpisah dengan pria yang sangat dicintainya bernama Kevin Anumerta Sanjaya. Apakah Bellina akan keluar dari jeratan kehidupan dengan El? Atau sebaliknya jika perasaan cinta yang tumbuh seiring berjalannya waktu kepada El Barack, ketika suaminya menjadikan Bellina sebagai seseorang yang spesial dalam hidupnya dan terus menyelamatkannya.
Kisah seorang ibu rumah tangga yang ditinggal mati suaminya. Widya Ayu Ningrum (24 Tahun) Mulustrasi yang ada hanya sebagai bentuk pemggambran imajinasi seperti apa wajah dan bentuk tubuh dari sang pemain saja. Widya Ayu Ningrum atau biasa disapa Widya. Widya ini seorang ibu rumah tangga dengan usia kini 24 tahun sedangkan suaminya Harjo berusia 27 tahun. Namun Harjo telah pergi meninggalkan Widy sejak 3 tahun silam akibat kecelakaan saat hendak pulang dari merantau dan karna hal itu Widya telah menyandang status sebagai Janda di usianya yang masih dibilang muda itu. Widya dan Harjo dikaruniai 1 orang anak bernama Evan Dwi Harjono
Bayangkan menikah dengan seorang pria miskin hanya untuk menemukan bahwa dia sebenarnya tidak miskin. Katherine tidak tahu apa lagi yang harus diharapkan setelah dia dicampakkan oleh pacarnya dan akhirnya menikah dengan pria lain keesokan harinya. Suami barunya, Esteban, tampan, tetapi dia pikir kehidupan pernikahannya tidak akan istimewa sama sekali. Dia terkejut ketika menemukan bahwa Esteban sebenarnya sangat lengket. Anehnya, semua masalah yang dia temui setelah pernikahan diselesaikan dengan mudah. Ada sesuatu yang ganjil. Dengan curiga, dia bertanya padanya, "Esteban, apa yang terjadi di sini?" Sambil mengangkat bahu, Esteban menjawab, "Mungkin keberuntungan ada di pihakmu." Katherine memercayainya. Bagaimanapun, dia telah menikah dengan Esteban ketika pria itu akan bangkrut. Dialah pencari nafkah keluarga mereka. Mereka terus menjalani hidup sebagai pasangan sederhana. Jadi, tidak ada yang mempersiapkan Katherine untuk kejutan yang dia terima suatu hari. Suaminya yang sederhana tidak sesederhana itu! Dia tidak percaya bahwa dia benar-benar menikah dengan seorang miliarder. Sementara dia masih memproses keterkejutannya, Esteban memeluknya dan tersenyum. "Bukankah itu bagus?" Kathrine punya sejuta pertanyaan untuknya.
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.