Karena terus didesak oleh sang kakek untuk segera memiliki keturunan, demi meneruskan dinasti seluruh perusahaan Nagara Group membuat El Barack Gunadhya Nagara terpaksa harus mencari perempuan untuk melahirkan seorang keturunan untuknya. El Barack membeli seorang gadis dari seorang wanita yang diduga bibi dari gadis yang dibelinya dengan jumlah yang besar, dan menjalankan pernikahan singkat dengan gadis yang bernama Bellina Devanka Ammari. Kebencian terus dirasakan oleh Bellina ketika menjadi istri sah dari El yang terus menyiksa batinnya, dan hanya menginginkan keturunan dari rahim Bellina, bahkan Bellina pun harus berpisah dengan pria yang sangat dicintainya bernama Kevin Anumerta Sanjaya. Apakah Bellina akan keluar dari jeratan kehidupan dengan El? Atau sebaliknya jika perasaan cinta yang tumbuh seiring berjalannya waktu kepada El Barack, ketika suaminya menjadikan Bellina sebagai seseorang yang spesial dalam hidupnya dan terus menyelamatkannya.
Secara perlahan Bellina mulai membuka matanya, ketika ia merasakan sedang tertidur di atas ranjang king size milik seseorang. Kedua manik matanya yang begitu indah menatap lurus ke arah lampu hias yang menggantung di atas plafon yang dirasa penglihatannya masih kabur. Wajah perempuan berambut panjang sampai punggung itu tampak terlihat sayu menahan rasa sakit dan ngilu di area sensitif-nya. Tak lama ia mengedarkan pandangan ke arah pakaian yang sudah berantakan di tubuhnya yang polos.
Dengan cepat perempuan itu menarik selimut di sampingnya untuk menutupi beberapa bagian tubuh yang terekspos karena pakaian yang dikenakannya sudah koyak dan tak layak pakai.
Perempuan dengan mata hazel yang begitu indah tersebut mencoba bangkit secara perlahan untuk menyandarkan tubuhnya di punggung ranjang, dan mengingat kejadian semalam yang terjadi padanya. Walaupun ia harus menahan rasan sakit di kepalanya yang terus berdenyut dan juga di area sensitif akibat kegiatan semalam yang merenggut keperawanannya, setelah menjadi istri sah dari seorang El Barack Gunadhya Nagara, pengusaha sukses yang sangat terkenal di seantero perbisnisan di negara ini maupun di luar negeri. Namun perempuan itu tak tahu tujuan dari pria itu menikahinya untuk apa? Bahkan ia sama sekali tak mengenal sosok El Barack sebelumnya, walaupun pertemuan pertamanya dengan pria itu ketika ia memberikan sejumlah uang kepada sang bibi.
"Apa aku sudah tak perawan lagi?" lirih Bellina mendapati cairan berwarna merah yang menempel di kedua kakinya yang berjajar, bahkan cairan tersebut juga menempel di seprai putih yang merupakan saksi dengan kejadian semalam. Walaupun yang melakukan adalah suaminya sendiri, namun tetap saja pria itu merenggutnya secara kasar.
Terdengar suara langkahan kaki dari arah luar, dengan cepat perempuan itu mengedarkan pandangan ke arah pintu dan sudah terlihat jika handle pintu yang bergerak menandakan seseorang yang akan masuk. Jantung Bellina berdetak tak normal, terasa jika aliran darahnya pun mengalir tak sempurna di dalam tubuh. Ia merasakan jika keringat dingin sudah mulai mengucur di sekujur tubuhnya yang terus merasakan takut harus bertemu dengan pria kejam yang telah merenggut kesuciannya semalam.
Dengan cepat Bellina segera membenarkan pakaiannya yang berantakan, walaupun terlihat sudah koyak dan tak bisa menutupi beberapa bagian tubuhnya yang dapat dilihat oleh orang lain. Namun, tak ada cara lain yang dapat dilakukan oleh perempuan itu selain tetap memakai pakaian yang sudah koyak ini dan menutupnya dengan selimut, karena ia tak tahu bisa mendapatkan baju ganti dari mana.
"Ternyata kamu sudah bangun juga." Suara baritone itu terdengar jelas di telinganya, gerakan tangannya pun terhenti ketika ia masih sibuk membenarkan pakaiannya sehingga perempuan itu tidak melihat seseorang yang sedang mengajaknya bicara dan sudah berdiri di tepi ranjang.
Bellina mendongakkan wajahnya tepat di depan seorang pria yang sedang berdiri, dan pria itu tak lain adalah suaminya. Wajah tampan dari seorang El Barack tidak mampu membuat Bellina terpana akan pesonanya begitu saja, karena sekarang yang ada dalam hati perempuan itu adalah sebuah rasa kebencian kepada pria yang sudah merenggut semuanya dari diri Bellina, termasuk pernikahan paksa ini tanpa adanya cinta.
Pria angkuh yang sedang berdiri sembari menyilangkan kedua tangan di dadanya itu denagn santai bernama El Barack Gunadhya Nagara, seorang pria kaya dan penuh kuasa yang memaksa Bellina untuk menjadi istrinya, karena terus di desak oleh sang kakek Gerald Nagara untuk segera melahirkan garis keturunan demi melanjutkan dinasti kepemipinannya di Perusahaan Nagara Group. Bahkan pernikahan yang dilakukan keduanya pun terbilang sangat singkat. Bellina tidak bisa menolak ajakan El, ketika pria itu memberikan sejumlah uang dengan nominal yang begitu besar kepada sang bibi, satu-satunya keluarga yang masih dimiliki oleh Bellina setelah kedua orang tuanya meninggal dunia. Namun karena sang bibi begitu materialistis dan haus akan uang membuatnya begitu saja menjual keponakan untuk menjadi istri El Barack dan melahirkan keturunan untuknya.
El Barack adalah pria tampan, dengan postur tubuh yang proporsional, tatapannya begitu tajam dan memiliki rahang yang tegas. Sejuta pesona yang dimiliki pria berusia 29 tahun itu. Tak terhitung lagi para perempuan di luar sana yang menginginkan hanya untuk disentuh olehnya atau bahkan ingin menjadi istrinya.
Pria itu mendekat ke arah Bellina yang masih diam tertunduk lesu dengan keadaannya ini, bahkan terlihat jika seprai yang berwarna putih sudah terdapat bercak darah akibat hubungannya semalam, ketika Bellina sudah kehilangan keperawanannya yang diambil secara paksa oleh El Barack.
Pria itu menekan kuat dagu Bellina dan mengangkat dagu perempuan itu agar menatap ke arahnya. Bellina harus menambah rasa sakitnya lagi, selain di area sensitifnya dan kini juga di dagunya yang ditekan kuat oleh pria gila itu.
"Aku kira kamu adalah wanita jalang yang sudah tidak perawan lagi, tapi ternyata aku salah, punyamu terlalu sempit sehingga aku kesulitan untuk memasukkan milikku ke dalam milikmu itu," ucapnya sembari tersenyum kecil. Tanpa merasa kasihan dengan keadaan Bellina yang begitu menyedihkan.
Hati Bellina merasa teriris dan begitu sakit mendengar pelecehan verbal yang dilontarkan oleh El Barack, merasa jika masa depannya sudah hancur dengan diperistri oleh pria kejam sepertinya yang tak bisa menghargai seorang perempuan.
"Tapi kamu tenang saja, karena aku sudah memasukkan benih ke dalam rahimmu, mungkin sebentar lagi kamu akan segera hamil, dan yang kuinginkan dari kehamilanmu itu hanyalah keturunan untuk meneruskan dinasti kepemimpinanku di dalam Perusahaan Nagara," ucap El Barack yang melepaskan secara kasar cengkeramannya di dagu Bellina, dan tidak memperdulikan keadaan perempuan itu yang masih merasa kesakitan akibat ulahnya. Karena tujuan pria itu menikahinya hanya ingin memiliki keturunan dari rahimnya saja tak lebih.
Wajah El masih begitu dekat dengan wajah Bellina, pria itu menatap lekat wajah cantik Bellina yang tampak pucat dan menurunkan pandangannya ketika Bellina berusaha menutupi bagian puncak dadanya yang terlihat menggunakan kedua tangan, sedangkan perempuan itu hanya menatap penuh kebencian kepada El, walaupun belum ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya. Dan sekali lagi wajah tampan dan rupawan dari El Barack tidak mampu membuat Bellina langsung jatuh cinta kepadanya pada pandangan pertama. Bagi Bellina percuma memiliki wajah tampan namun hati bagai iblis yang merenggut kebahagiaan orang lain demi kepentingannya sendiri.
El segera kembali ke posisi semula dan akan membalikkan tubuhnya untuk segera pergi.
"Dasar pria jahat dan kejam!" tegas Bellina yang menghentikan gerakan tubuh El yang hendak berbalik. "Kenapa kamu tega sekali melakukannya kepadaku ... padahal aku sendiri tidak kenal siapa kamu, tapi dengan teganya kamu membawaku ke sini, memperistri dan melecehkanku, mengambil harta berhargaku satu-satunya untuk kuberikan kepada suami yang kucintai kelak," ucap Bellina dengan nada suara yang sedikit terisak, namun penuh penegasan.
"Jika kamu menginginkan seorang anak, kamu bisa menikahi perempuan lain dan tidak harus aku yang menjadi korbannya," ucap kembali Bellina dengan berani. Sesekali perempuan itu mengusap matanya yang terasa sudah mengeluarkan air mata, dan menahan rasa sakit di area sensitifnya. Bellina teringat jika El Barack melakukannya dengan cara yang sedikit kasar maka dari itu ia sangat merasakan kesakitan seperti ini, dan sedikit trauma dengan yang dialaminya walaupun tidak parah.
Pria itu sudah mengepalkan kedua tangannya kuat, ingin sekali ia menampar dan menyumpal mulut Bellina yang sudah berani berkata kasar kepadanya. Namun ketika kedua matanya melihat dengan jelas Bellina yang sedang meringis kesakitan sambil memegang area sensitifnya, bahkan darah segar yang mengalir di kaki jenjang Bellina, membuat pria itu sedikit melemah dan tidak sampai hati untuk melakukannya.
"Pelayan." Panggil El kepada salah satu pelayan yang bekerja di rumahnya.
Tak menunggu lama, sang pelayan pun tiba dan berjalan tergesa-gesa untuk berhadapan dengan El Barack, dengan posisi menundukkan kepalanya.
"Iya, Tuan El."
"Bibi, urus perempuan itu dengan sebaiknya, dan ganti seprai yang terkena bercak darah," titah El kepada sang pelayan yang bernama Emma.
"Baik, Tuan El."
Daripada El terus berdiri dan rasa kasihan tumbuh di hatinya. Lebih baik baginya pergi keluar, bagi hidup pria itu tak ada yang harus dikasihani termasuk Bellina. Karena ia sudah membayar mahal kepada bibi dari perempuan itu agar keponakannya mau melahirkan keturunan untuknya, di depan sang kakek yang sebentar lagi akan segera tiba ke tanah air.
"Ayo Non, biar bibi bantu," ucap sang pelayan perempuan yang bersikap ramah kepada Bellina. Bahkan wajah pelayan itu terus menyiratkan senyuman di wajahnya.
Bellina memegang tangan pelayan yang sudah diulurkan ke arahnya, untuk membantu memapahnya berjalan ke kamar mandi. Dengan penuh kesabaran pelayan perempuan itu membantu Bellina turun dari ranjang, bahkan di bagian kedua kakinya terus mengalir darah segar.
Sedangkan di depan pintu, El tak benar-benar pergi dan mengarahkan matanya kembali ke arah Bellina yang sedang kesulitan untuk berjalan. Bahkan terlihat raut wajah perempuan itu yang terus meringis kesakitan menahan rasa sakit dan ngilu. Terdapat sedikit rasa tak tega di dalam diri El melihat perempuan yang sudah ia nikahi dalam keadaan tak berdaya. Tapi El langsung menepis jauh-jauh perasaan kasihannya kepada Bellina. Bagi El jika Bellina hanya sebagai alat untuk melahirkan keturunannya, dan tidak ada perasaan kasihan di dalam hubungan pernikahannya dengan perempuan itu. El segera melangkahkan kakinya tegas pergi keluar.
To be continued...
"Saya pesan kamu!” tegas Kim yang mengeluarkan nada suara baritonenya yang sejak dari tadi ditunggu oleh Sasi, bahkan begitu terdengar maskulin oleh telinga Sasi. Sasi masih tercengang karena tidak mengerti maksud perkataannya. “Pesan saya, maksudnya?” tanya Sasi tak paham. Tidak hanya Sasi yang tercengang, melainkan sang sekretaris pun menampilkan wajah yang sama seperti Sasi. Win merasa bingung dengan ucapan atasannya itu. Kim mengubah posisi duduknya menghadap Sasi sekarang. Fokus kepada perempuan itu yang sedang berdiri di hadapannya, membuat Sasi sedikit merasa canggung ketika melihat dengan jelas rupa salah satu pengunjung spesialnya itu yang memang sangat tampan, dan mampu menggoda para perempuan. “Iya, saya pesan kamu untuk menemani saya malam ini di sebuah hotel berbintang,” tukasnya sambil tersenyum tampan, seperti tanpa beban bagi Kim mengatakan kalimat itu. “Saya akan memberikan apapun yang kamu mau, dengan syarat berikan tubuh kamu ke saya, mudah ‘kan.” Kim mengucapkan kalimat tanpa merasa bersalah dan berdosa sedikit pun kepada perempuan yang baru dilihat dan dikenalnya.
Kupejamkan mataku, dan kukecup bibirnya dengan lembut, dia menyambutnya. Bibir kami saling terpaut, saling mengecup. Pelan dan lembut, aku tidak ingin terburu-buru. Sejenak hatiku berkecamuk, shit! She got a boyfriend! Tapi sepertinya pikiranku mulai buyar, semakin larut dalam ciuman ini, malah dalam pikiranku, hanya ada Nita. My logic kick in, ku hentikan ciuman itu, kutarik bibirku mejauh darinya. Mata Nita terpejam, menikmati setiap detik ciuman kami, bibir merahnya begitu menggoda, begitu indah. Fu*k the logic, kusambar lagi bibir yang terpampang di depanku itu. Kejadian ini jelas akan mengubah hubungan kami, yang seharusnya hanya sebatas kerjaan, menjadi lebih dari kerjaan, sebatas teman dan lebih dari teman.
Nafas Dokter Mirza kian memburu saat aku mulai memainkan bagian bawah. Ya, aku sudah berhasil melepaskan rok sekalian dengan celana dalam yang juga berwarna hitam itu. Aku sedikit tak menyangka dengan bentuk vaginanya. Tembem dan dipenuhi bulu yang cukup lebat, meski tertata rapi. Seringkali aku berhasil membuat istriku orgasme dengan keahlihanku memainkan vaginanya. Semoga saja ini juga berhasil pada Dokter Mirza. Vagina ini basah sekali. Aku memainkan lidahku dengan hati-hati, mencari di mana letak klitorisnya. Karena bentuknya tadi, aku cukup kesulitan. Dan, ah. Aku berhasil. Ia mengerang saat kusentuh bagian itu. "Ahhhh..." Suara erangan yang cukup panjang. Ia mulai membekap kepalaku makin dalam. Parahnya, aku akan kesulitan bernafas dengan posisi seperti ini. Kalau ini kuhentikan atau mengubah posisi akan mengganggu kenikmatan yang Ia dapatkan. Maka pilihannya adalah segera selesaikan. Kupacu kecepatan lidahku dalam memainkan klitorisnya. Jilat ke atas, sapu ke bawah, lalu putar. Dan aku mulai memainkan jari-jariku untuk mengerjai vaginanya. Cara ini cukup efektif. Ia makin meronta, bukan mendesah lagi. "Mas Bayuu, oh,"
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
WARNING!!!! MATURE CONTENT Setiap malam Lucy mengganti identitasnya menjadi Rose sang primadona klub malam di pinggiran kota. Meski dia dicap sebagai pelacur tetapi faktanya, Lucy tidak pernah tidur dengan pria mana pun meski dirinya ditawar dengan harga cukup tinggi. Sementara itu Rookie sang playboy yang tidak pernah ditolak tidur dengan siapa pun merasa tertantang untuk menaklukan sang primadona klub. Tetapi kemudian tidak disangka mereka berdua justru dipaksa untuk menghadapi sebuah kenyataan, pilihan takdir. Melanjutkan kisah lama yang tidak sempat dirajut atau melanjutkan hidup dengan melepaskan perasaan masing-masing.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.