img Crossing Faith  /  Bab 5 Apa yang terjadi | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Apa yang terjadi

Jumlah Kata:1400    |    Dirilis Pada: 16/03/2025

tap

ku yang paling dalam, aku merasa kasihan padanya.

pannya, menelisik wa

bahunya dengan ragu, memastika

samping kirinya. Napasnya tersengal, tubuhnya bergetar ha

" Tanpa pikir panjang, aku mero

elanganku, mencengkeramnya lemah. Matanya menatapku tajam, menyiratk

kau tidak bisa menolongku..." suaranya nyaris

agi, jatuh lagi. Napasnya semakin berat, pundaknya berg

u meraih lengannya, meli

Aku nggak bisa gendong kalau nant

atapku sejenak, lalu

pe orang yang tega membiarkan seseorang kesakitan tanpa berbuat a

wanya keluar dari lorong sempit menuju jalan raya. Keringat dingin m

cari kendaraan yang melintas. Setiap ada mobil mendekat, aku m

g kulambaikan tangan justru melaju lebih k

setengah jam menunggu, tapi tak satu pun kendaraan yang sudi berhenti. Pergelangan tanganku mulai pe

alu perlahan membantunya duduk di atas rerumputan. Kalau aku t

kejauhan, seberkas cahaya lampu mobil menembus

gku be

dua...

tengah jalan, merentangkan kedua tan

belum siap bertemu Malaikat Munkar dan Nakir. Tapi kalau aku tidak mel

menggema keras di udara. M

dah bosan h

yang satunya. Dari balik jendela yang sedikit terbuka, seorang pria pa

e-memelas mungkin. Dengan suara penuh harap, aku mem

a. Hati bapak

" tanyanya sembari melirik ke ara

entikan ucapanku saat merasakan

leh ke samping dan mendapati tatapannya yang tegas

sebenarnya? Kenapa dia me

coba menekan rasa penasar

" akhirnya aku berkata, menye

n sepasang

menggeleng

am nadanya yang membuatku membeku. Untuk kesekian kalinya, tatapan kami be

y wife," imb

go. Apa m

rtentu untuk berbohong, dan jujur saja, aku tidak punya energi untuk mengurus h

l itu akhirnya berhenti di

h, Sir!" seruku lal

angguk kecil, tersenyum tipis

ang. Selesai satu urusa

besarnya, menyeret langkah berat menuju lift. Jemar

inggalkan bayangan samar-samar wa

kamar. Tas punggung kulempar asal ke atas tempat tidur, lalu segera menga

saha terdengar setenang mungkin meskipu

memperbaiki posisi duduknya. Dengan g

ngsung me

tem

tnya, menghitamkan kain di sekitarnya. Aku menelan

punya

kini semakin pucat. Keringat dingin memba

uk apa?" suar

unnya bergerak naik turun. "Aku

ak. Mengelu

iya, se

mbuka laci-laci dengan panik. Chef knife. Aku menggeleng. Terlalu

lipat! Aku sering

gungku dengan tangan gemetar, hingga akhirnya

a kembali, duduk di sampingnya, dan meny

pasnya berat, wajahnya semakin pucat. Perlah

ujung pisau itu mulai menembus kulitnya

diri, melihat luka jahitan biasa saja s

ertahan terdeng

aku, suara ny

da ja

elirik ke samping dan l

enggam pisau yang kini sudah berlumur merah pekat. Di telapak tangannya ya

, menuangkannya ke kapas dengan tangan sedikit gemet

uhnya menegang sesaat. Pa

mengobati luka tembakan, tapi

l kain kasa, berusaha tetap fokus meski kepalaku te

ertembak? Siapa y

a mengusir ketakutan yang

Tuan lagi?" tanyaku

uknya. Kali ini, ia mengangkat kaus dan blazernya le

yang tidak diinginkan," kataku sambil membalut lukanya dengan kain kasa. Dengan pisau lipat yang t

ya menyandarkan kepalanya ke

kanan spesial yang bisa kusuguhkan. Kalau

ng tanpa me

a napas. "I

menatap wajahnya sejenak. Wajah yang kini terlihat semakin p

erayapi dadaku. Apa aku sudah mengambil keputus

Aku sendir

nuju tempat tidur, mengambil bantal dan s

r seperti itu. Tubuh T

tetap dalam posisi duduk t

enggeser tubuhnya perlahan hingga ia akhirnya berb

as di wajahnya. Napasnya masih terdengar berat,

a selama beberapa detik. Apa y

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY