aris barunya, Riana, yang duduk anggun di balik meja kerjanya. Blus putih yang dikenakan Riana tampak
k pertama kali melihatnya, Adrian merasa ada sesuatu yang bergejolak dalam dirinya. Riana memilik
Riana ke ruangannya. "Riana, tolong bantu saya memeriks
ang harum semerbak membuat Adrian semakin sulit berkonsentrasi. Adrian bisa merasakan
sedikit terbuka, memperlihatkan belahan dadanya yang menggoda. Adr
ngka yang perlu diperiksa ulang," ucap Ri
ahan diri. Ia meraih tangan Riana, menggenggamnya erat. "Riana
tangannya, tetapi genggaman Adrian terlalu kuat. "Pak Adria
dengan kasar. Riana mencoba memberontak, tetapi tenaga Adrian terlal
jah tubuh Riana, meremas payudaranya yang besar dan kenyal. Ria
meja kerjanya. Ia menatap Riana dengan tatapan penuh na
arkan Adrian membuka blusnya, memperlihatkan payudaranya yang indah. Ad
m rambut Adrian. Ia merasa seperti melayang
ka rok Riana, lalu melucuti celana dalamnya. Riana sudah benar-ben
Riana menjerit tertahan, merasakan kenikmatan yang luar biasa. Ad
yang membuatnya semakin dekat dengan puncak kenikmatan. Ia menc
maksnya sendiri. Ia meraung keras saat mencapai pun
ergetar hebat. Ia menjerit keras, melepask
di atas meja kerja. Mereka berdua terengah-engah, masih m
a mengusap rambut Riana yang berantakan, lalu menc
erat. Ia merasa bahagia, meskipun ada sedik
im di kantor. Mereka berdua menikmati setiap momen kebersamaan