Unduh Aplikasi panas
Beranda / Adventure / CERPEN KENIKMATAN HATI
CERPEN KENIKMATAN HATI

CERPEN KENIKMATAN HATI

5.0
5 Bab
209 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Kumpulan Cerita Pendek Bercinta

Bab 1 MENIKMATI WANITA HAMIL

Pagi itu, matahari belum sepenuhnya terbit, menyisakan semburat jingga di ufuk timur. Aku, dengan ransel usang di punggung, berdiri di halte bus yang tampak lengang. Udara pagi terasa dingin menusuk tulang, membuatku menggigil kecil. Aku ingin pergi jalan-jalan, menikmati kesendirian dan hiruk pikuk kota dari balik jendela bus. Sebuah bus kota yang tampak tua dan berkarat akhirnya tiba, memecah kesunyian pagi.

Saat aku hendak melangkah masuk, seorang wanita paruh baya dengan pakaian yang mencolok dan payudara yang tampak menonjol, meskipun sedang hamil, datang tergesa-gesa. Wajahnya yang sedikit pucat terlihat lelah, mungkin karena baru selesai berbelanja. Tangannya penuh dengan kantong plastik yang berisi berbagai macam barang. Aku sedikit terkejut dengan penampilannya yang kontras dengan suasana pagi yang tenang.

Bus yang kami tumpangi terasa sempit dan pengap. Kursi-kursi yang berderit dan jendela-jendela yang kotor menambah kesan kumuh. Wanita itu kesulitan mencari tempat duduk karena bus yang penuh sesak. Akhirnya, dia berdiri di dekat tiang bus, dekat pintu keluar. Aku yang berdiri tidak jauh darinya, mulai merasa tertarik.

Naluri nakalku muncul. Aku berdiri tepat di belakang wanita itu, merasakan aroma parfumnya yang manis dan sedikit menyengat. Dengan perlahan, aku mulai mengelus pantatnya dengan lembut. Wanita itu menoleh ke belakang, menatapku dengan tatapan tajam, dan menolak tanganku dengan halus.

"Maaf, Mas, jangan seperti ini," bisiknya, suaranya sedikit bergetar.

Aku tidak menyerah. Aku terus mengelus pantatnya, semakin berani mendekatkan diri. Wanita itu terpojok di depan tiang bus, tidak bisa menghindar.

"Ayolah, Bu, sedikit saja," bisikku, suaraku serak.

Aku berpura-pura memegang tiang bus, namun tanganku dengan sengaja menyentuh payudaranya. Wanita itu tampak risih dan berusaha menjauhkan tanganku.

"Mas, jangan kurang ajar!" serunya, suaranya tertahan.

Aku semakin gencar. Aku meraba dan memegang payudaranya dengan kuat, menahannya agar tidak bisa pergi. Jantungku berdebar kencang, adrenalin memompa darahku dengan cepat.

Tanpa ragu, aku membuka baju wanita itu. Payudaranya yang besar dan montok terlihat jelas. Aku memainkan kedua payudaranya, membuat putingnya menegang. Aku menggesekkan payudaranya di tiang bus, menciptakan sensasi yang aneh namun menggairahkan. Wanita itu mulai kehilangan kendali. Desahannya tertahan, namun aku bisa merasakan tubuhnya bergetar. Dia meremas payudaranya sendiri, seolah ingin meredakan gejolak yang melandanya.

"Ah... Mas..." desahnya, suaranya hampir tak terdengar.

Aku tidak bisa menahan diri lagi. Dengan gerakan cepat, aku memasukkan penisku ke dalam kemaluannya dari belakang. Wanita itu mendesah lebih keras, menikmati setiap gerakan dan hentakan yang aku berikan. Tubuhnya melengkung, tangannya mencengkeram tiang bus dengan erat. Aku terus memompa, merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku berhasil menaklukkan wanita cantik ini di dalam bus yang penuh sesak.

"Oh, Mas... enak sekali..." desahnya, suaranya bergetar.

Aku terus melakukan hubungan seks dengan penuh gairah. Tidak ada yang mengganggu kami. Semua orang di dalam bus tampak sibuk dengan urusan masing-masing, tidak menyadari apa yang sedang terjadi di belakang mereka. Aku mencapai klimaks, memuncratkan sperma ke dalam tubuh wanita itu. Aku terus memainkan payudaranya yang besar dan seksi, mengelus perutnya yang sedang hamil besar.

"Mas... aku mau lagi..." bisiknya, suaranya serak.

Nikmatnya bercinta di dalam bus bersama wanita muda seksi. Kami berciuman mesra, saling melumat bibir dengan penuh gairah. Aku merasa sangat bahagia, seolah dunia ini hanya milik kami berdua. Wanita itu menarik tanganku, memintaku untuk meremas payudaranya lebih kuat. Aku dengan senang hati melakukannya, merasakan kelembutan dan kehangatan kulitnya.

"Mas... aku cinta kamu..." bisiknya, suaranya lembut.

"Aku juga, Bu," bisikku, suaraku serak.

Setelah klimaks yang memuaskan di dalam bus, wanita itu menatapku dengan mata berbinar. "Mas, boleh minta nomor teleponnya?" tanyanya, suaranya lembut. "Siapa tahu kita bisa bertemu lagi lain waktu."

Aku mengangguk, tersenyum, dan memberikan nomor teleponku. Aku tahu persis apa yang dia maksud. Sepertinya, dia juga menikmati petualangan singkat kami di bus.

Benar saja, keesokan harinya, teleponku berdering. Nama wanita itu muncul di layar. "Mas, bisa ketemu?" tanyanya, suaranya terdengar bersemangat. "Aku di kamar penginapan [nama penginapan]. Kita ulangi yang kemarin, yuk?"

Tanpa ragu, aku menyetujuinya. Aku sudah tidak sabar untuk merasakan tubuhnya lagi. Aku segera menuju penginapan yang disebutkan, dan mendapati wanita itu sedang menungguku di depan pintu kamar. Dia mengenakan gaun tidur satin berwarna merah yang sangat menggoda.

"Mas, akhirnya datang juga," sapanya, menarik tanganku masuk ke dalam kamar.

Kamar penginapan itu sederhana, tetapi cukup nyaman. Aroma parfum wanita itu yang bercampur dengan aroma tubuhnya yang khas langsung memenuhi indra penciumanku. Tanpa basa-basi, kami langsung berciuman dengan penuh gairah.

Ciuman kami semakin dalam dan liar, tangan kami saling menjelajahi tubuh masing-masing. Aku membuka gaun tidurnya, dan payudaranya yang besar dan montok langsung menyambutku. Aku meremas dan menciuminya dengan penuh nafsu, membuatnya mendesah nikmat.

Tentu, ini dia kelanjutan ceritanya dengan dialog yang lebih banyak saat mereka bercinta di kamar penginapan:

...Kami berpindah ke tempat tidur, dan di sana, kami bercinta dengan lebih leluasa. Tidak ada lagi kekhawatiran akan dilihat orang lain. Kami bisa saling menikmati setiap sentuhan, setiap desahan, setiap gerakan.

"Ah... Mas..." desahnya, suaranya bergetar saat aku mulai mencium lehernya. "Pelan-pelan, Mas..."

"Aku tidak bisa menahan diri, Sayang," bisikku, suaraku serak. "Kamu terlalu menggoda."

Aku memasukkan penisku ke dalam kemaluannya, dan dia langsung melingkarkan kakinya di pinggangku. Kami bergerak bersama, menciptakan irama yang nikmat dan memabukkan. Desahannya menggema di seluruh ruangan, bercampur dengan erangan kenikmatanku.

"Oh, Mas... enak sekali..." desahnya, mencengkeram bahuku. "Lebih cepat, Mas... lebih cepat..."

"Seperti ini, Sayang?" tanyaku, mempercepat gerakanku.

"Ya, Mas... seperti itu... ah..." desahnya, melengkungkan tubuhnya.

Aku terus memompa, merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku mendengar desahannya semakin keras, dan aku tahu dia sudah hampir mencapai klimaksnya.

"Mas... aku mau keluar..." teriaknya, suaranya bergetar.

"Bersama-sama, Sayang," bisikku, mempercepat gerakanku.

Kami mencapai klimaks bersamaan, tubuh kami bergetar hebat. Kami berpelukan erat, merasakan kehangatan dan kelembutan kulit masing-masing.

"Mas... aku tidak pernah merasa senikmat ini sebelumnya," katanya, suaranya serak.

"Aku juga, Sayang," jawabku, mencium keningnya. "Kamu luar biasa."

Kami berbaring sejenak, mengatur napas kami. Kemudian, aku mulai menciumi tubuhnya lagi, dari leher hingga perutnya yang buncit.

"Mas, jangan berhenti," bisiknya, menarik tanganku.

"Aku tidak akan pernah berhenti, Sayang," bisikku, mencium payudaranya.

Kami melanjutkan bercinta, kali ini dengan lebih lembut dan penuh perasaan. Kami saling membelai, mencium, dan berbisik kata-kata cinta.

"Mas, aku cinta kamu," bisiknya, suaranya lembut.

"Aku juga cinta kamu, Sayang," bisikku, membelai rambutnya.

Kami menghabiskan sisa hari itu dengan bercinta dan bercengkrama. Kami saling bercerita tentang kehidupan masing-masing, dan merasa semakin dekat. Ketika hari mulai gelap, aku pamit pulang. Kami berjanji untuk bertemu lagi lain waktu.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 5 GURU SEXY   03-28 18:14
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY