uh alkohol dan hasrat yang membara, ia mengajak Agnes untuk ti
ajakan tersebut tanpa ragu. Mereka berdua melangkah masuk ke dalam kamar Ilham, tida
tong," suara bel bergema di seluruh ruangan. Ilham, yang hanya mengenakan handuk untuk menutupi bagian
hubungan sama kamu, boleh ya?"
a menolak dengan halus. "Jangan malam
dari dalam kamar, "Sayang, aku
kamar Ilham, langsung menatap Ilham dengan curiga.
k. "Tidak ada, mungkin suara tetan
lus. "Maaf, Intan, sebaiknya kamu tidur saja,
tidak beres, tidak bisa mena
rasaan kecewa dan bingung. "Tidak seperti b
es. Ia merasa sangat bahagia bisa bersama wanita yang memiliki tubuh seksi dan payudara be
Mereka berdua tertidur pulas dalam pelukan masing-masing, tidak menyadari bah
p Agnes yang masih tertidur pulas di sampingnya, kemudian mencium keningny
u bahwa ia telah menyakiti Intan, wanita yang selama ini selalu ada untuknya. Ia me
mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia merasa bahwa Ilham menyembunyikan
uhnya menyinari kota ketika I
a dengan pakaian minim, payudara yang setengah tersembul, melangkah keluar
a. Setelah wanita itu pergi, Intan memberanikan diri. Ia menekan bel kamar Ilham, "Ting ton
Kita bicara di dala
an keberanian. "Perempuan yang keluar ta
aduk. "Tidak ada, Intan sayang. Kamu salah liha
lihat," desis Intan, a
engan cepat, ia mencium Intan, ciuman yang penuh gairah dan peny
upakan sejenak apa yang dilihatnya. "Sayang, aku harus kerja.
n, ia menikmati petualangannya dengan wanita-wanita lain. Ia merebahkan diri di kasur,
wanita tadi terus menghantuinya. Anton, rekan kerjanya, melihat p
lu menggeleng. "Ti
n Intan, menatapnya dengan penuh perhatian.
alir di pipinya. "Aku melihat seorang w
aha menenangkannya. "Sabar
n dan nyaman. Anton, yang diam-diam mencint
ti itu?" tanya Inta
n. Tapi, kamu tidak s
Anton, dengan lembut, membaringkan Intan di sofa dan menciumnya
ya ke leher Intan, lalu ke dadanya. Ia memainkan payudara Intan, membuatnya mendesah
trinya telah menikah dengan bosnya. Ilham, yang kini menikmati tubuh indah istri bos
Ia menikah dengan Roy dan membesarkan putri mereka, Bima, yang ki
uap-luap. Malam itu, suasana kamar mereka dipenuhi kehangatan cinta.
anak mereka, tengah bergelut dengan
tuanya dengan langkah mengendap. Matanya terpaku pada sosok Rina yang terbaring,
degup kencang, h
, ia membungkuk dan mencium bibir Rina yang terkatup. Rina, dalam tidurnya, merespons ciuman itu tan
dapannya. Keterkejutan dan ketakutan bercampur aduk dalam benaknya. Bima, dengan suara berbisik, me
g, Bima menatap Rina dengan mata berbinar. "Ma
Bima mendekat, merengkuh tubuh Rina, dan menciumnya dengan penuh g
lajah setiap lekuknya. Rina, yang terbuai oleh sentuhan Bima, tidak mampu menolak. Mereka
erti seorang istri, memberikan sentuhan dan ciuman yang memabukkan. Rina, ya
nyadari apa yang terjadi di lantai bawah. Ia tidak tahu ba
ing Rina, lalu pergi meninggalkan ibunya yang terbaring lemah di lantai. Rina, yang mera
. Ia tidak tahu bagaimana harus menghadapi kenyataan bahwa ia telah melakukan hubungan terlarang dengan a
rus menceritakan kejadian semalam kepada Roy, atau menyimpan rahasia ini seumur hid