yang masih tertidur pulas di kamar aparte
Ilham, yang terus memikirkan Intan, akhirnya menelepon Intan dan berkata, "Halo." Intan menjawab, "Iya, Mas,
karuan, ing
semuanya. Aku merindukanmu yang membuat semua bahagia ber
yang, aku akan segera ke sana s
ahu keadaannya di sana. Tanpa Ilham sadari, sejak kepergiannya, sang istri terus digoda oleh bosnya. Awalnya, ia meno
n standar, pun menjadi daya tarik sang bos, Roy, suami Intan. Selama
nya. Roy terus mencium mesra bibir imut Rina dan memainkan payudara Rina de
ina yang semakin menggila bersama Roy membalasnya dengan nikmat, hingga mereka t
oy merasa bahagia, tidak seperti dengan Intan yang tidak ingin memiliki anak dengan Roy da
pasangan mereka selalu berhubungan intim di luar sana pun te
n, dan seketika Intan membukakan pintu,
aaaccchh, ahhhh, sttttttt, muacchh," lalu memulai aksinya dengan
mbuatnya menjadi orang yang paling beruntung mencicipinya. Selama satu tahun ini, Intan dan Ilham melak
g selalu mendukung dalam setiap kariernya, begitu pu
selalu asyik dengan Roy yang memiliki banyak harta. Seketika, Bima memasuki kamar Rina, sang ibu, dan melihat Rina
na dan menariknya. Rina yang merasa marah seketika mendorong Bima hingga terja
tiap permainan bersama Roy tepat di depan mata Bima. Roy be
mu keluar saja ya, Nak. Kami lagi main bersama ad
a sayang dengan Papa di sini." Roy yang selama ini menyayangi Bima dan Rina pun memeluk Bima dengan hangat
erlelap, memeluknya erat di balik selimut tebal. Wajahnya yang damai dan senyum tipis di b
yang merona lembut. Ia mengelus rambut Intan yang halus, merasakan kelembutannya di antara jari-jarin
Ilham. Senyumnya merekah, dan ia mengeratkan pelukannya. "Mas Ilham, jangan
g," jawab Ilham, mencium kening Intan. "Aku
apur, hatinya penuh dengan cinta dan kebahagiaan. Ia menyiapkan nasi goreng spesial dengan telur mata s
duduk di tepi tempat tidur, matanya berbinar melihat hidangan yang disiapkan Ilham. Ia me
bahwa di balik senyum itu, Intan menyimpan rahasia besar. Intan sudah m
ng kepada Ilham, mengatak
epasang kekasih yang bahagia. Mereka pergi jalan-jalan, mengunjungi tempat-tempat
kin dekat dan intim. Intan merasa bersalah, tetapi ia tidak bisa menolak perhatian d
ng luar biasa. Tubuhnya yang seksi, payudaranya yang besar, dan rambutnya yang panjang membuat Ilham terpeson
am mengajak Agnes berkencan, dan mereka menghabiskan malam yang penuh gairah di seb
n sering bertemu dengan m
kan hasratnya tanpa rasa bersalah. Ia merasa
berpesta semalaman, menari, minum-minum, dan bercinta. Ilham merasa seperti ber
a merasa bahagia dan puas, seolah-olah ia telah menaklukkan dunia. Ia tidak peduli dengan
merasa cukup, selalu mencari lebih banyak wanita, lebih banyak kesenangan, dan lebih banyak