ikatan. Kamu bukan lagi istri
ku. Aku mundur dua langkah sambil menatap Mas Reza yang acuh tak acuh.ak bisa diucapkan sembarangan. Sekali kamu
jijik padaku. Bukankah seharusnya aku yang ber
ti Bagaskara. Besok aku sendiri yang akan mendaftarkan percer
ahan kita, ada Bima di dalamnya. Kamu mau dia jadi kor
n kasih sayang. Aku bisa
. Apa lagi maksudnya? Mungkinkah Joyce y
kan beranggapan bahwa anak-anak hanya berisik dan merepotkan. Mana mungkin dia bisa m
nis di mana, kelas masak berapa lama, pergi sama siapa, itu bukan lagi urusanku
kmu sendiri, Mas. Bahkan kalaupun kita berpisah, hak asuh dia
ngan Mas Reza, mana mungkin aku rela kehilangan jagoanku satu
ndekat, menarik tanganku dengan paksa dan
erlari mengikutinya. Cengkeramannya semakin
ka laci paling bawah tempat surat dan dokumen penting tersimpan. Perasaanku langsu
lam map merah diham
u. Yang kamu punya cuma ruko kumuh tempat usaha kateringmu yang kamu beli pertama kali. Dengan aset yang nggak s
rumah ini atas namaku, tapi aku dengan bodohnya menolak. Aku beranggapan kalau pria it
i box yang jumlahnya tak sedikit, aku meminta Mas Reza saja yang pergi untuk mengurus pembelian mobil. A
neko-neko. Sebelum dia membeli apa pun, pasti minta pendapatku lebih dulu. Buk
mah tangga adalah rasa saling percaya, bukan? Aku
angkal firasat buruknya jika suatu hari nanti kami berpisah.
nya cuma mobil pick up butut itu. Ah iya, rekening tabungan itu juga atas na
rintis susah payah, kini diambil paksa kepemilikannya. Bukan hanya kepercayaanku yang luntur, rasa
ainkannya? Mas Reza yang penuh cinta, kini tak ubahnya seperti begal di luar sana. Sej
adari betapa aku telah dibutakan oleh cinta dan mengabaikan logika. Kin
.. Mam
dari kenangan pahit pertengkara
lum mengerti apa-apa. Hanya dia satu-satunya kekuatanku untuk tet
pecah tanpa bisa lagi disembunyikan. Keluarga keci
laikat tak bersayap milikku ini mungkin akan ikut diakui kep
bisa merelakan Mas Reza meski harus susah payah sekalipun, tapi aku tidak akan rela kalau bayi merah
akukan agar bisa me