kan siang bersama, sekaligus ucapan terima kasih dari orang itu. Namun, begitu mendengar siapa yang mencariku, aku melupakan hidangan an
epuluh tahun lalu demi mengejar impianku menjadi seorang pengacara. Hingga akhirnya dia menikah dengan oran
eniti anak tangga satu persatu. Matah
nunjuk ruang tunggu, di mana kedua tamuku duduk di sana. Dadaku terasa sesak saa
. Dengan menahan gemuruh di dada, aku memberanikan diri membu
u sedikit bergetar, aku menyapa. Pria itu langsung mengh
Ada harapan besar tampak di sana, membuatk
uh bantuan kamu.
, tapi tidak ada satu kata pun yang berhasil lolos dari sana. Bahkan, a
enar merindukannya, ingin bercengkerama seperti dulu. Tapi itu h
. Lidahku kelu seketika, terpa
Nadya pun langsung meremas ujung blouse yang dipakainya. Kebiasaan saat gugup a
njelaskan apa yang terjadi. Beliau ingin aku membantu proses per
Pak Bagaskara menyelesaikan penje
imana harus menyikapi hal ini. Setahu
tu sekali lagi, sebelum meng
rus segera memalingkan muka agar tidak semakin larut dengan perasaan ini. Ras
bicarakan di rua
naik ke lantai lima. Pantulan wajah Nadya kemba
. Bahkan, semua pesan dan panggilanku tidak pernah dia balas meski suda
sa sedikit lega, tidak tegang seperti sebelumnya. Aku mempersilakan Pak Bagaskara untuk duduk
hnya, membuat Pak Bagaskara menoleh ke belakang. M
. Aku nggak mau
ngharapkan pertemuan ini. Entah Pak Bagaskara memaksa atau memang Nadya tidak tahu akan bertemu d
harta yang kamu kumpulkan jadi milik pria nggak tahu
wanita yang namanya masih melekat di dasar hatiku. Aku
k keluar dari ruangan ini tanpa memberikan pembelaan a
acara berpengalaman. Jangankan cuma ngambil aset kamu, Papa bisa minta dia jeblosk
kinkah itu nama anak Nadya? Jujur saja, ada perasaan cemburu di hatiku. Setelah Nadya meni
ngan dia!" Nadya hampir seperti orang m
u. Dia menolak keberadaanku. Nadya belum
antah, teruji di sini. Dia bisa saja marah dan mengomel seperti tadi, dan aku yakin beliau juga melakukannya sepanjang perjal
sebentar? Ada yang harus s
satu-dua detik. Ada luka menganga di sana, aku bisa merasakannya. Wajahnya sembap, bekas me
tika kami menghabiskan waktu bersama. Dia sosok gadis yang ceria. Berbeda 180 deraja
andarkan punggung ke dinding. Ingatanku terlempar ke masa lalu. Masa-masa penuh c
u untuk menebus semua d