aku terjebak dalam riuh rendah isi kepalaku s
menunjukkan tiket film di salah satu bioskop tak jauh dari sekolah kami. Senyum di
liki banyak teman. Berbanding terbalik deng
yang cantik menawan. Jujur saja aku menyukainya, tapi tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaan. Lagi
nghadangku, berdiri sambil merentangkan tangan demi menghalangi jalan. Tipika
untuk keluar dari kelas. Mengabaikan pandangan
dipanggil Nana. Dia yang lebih bersemangat atas hubunga
a melihat latar belakangku yang tak berpun
luar negeri. Beliau, mengenalkanku pada seorang pemilik yayasan pendidikan. Aku mend
rgi, tapi aku bersikeras dan kami tetap berpisah. Hari i
tang. Aku melihat Nana menangis di pelukan ayahn
an, memutuskan lamunan panjangku akan masa lalu. Beliau menga
na rumah tangganya yang ada di ujung tanduk, atau luka lama perpisahan
banyak berubah, masih sama cantiknya dengan sepuluh tahun lalu. Hanya saja, sebua
tu pun yang menggunakan namanya. Cuma ruko kecil dan sebuah pick up tua yang tersisa. Itu pun karena saya yang mengurusnya saat itu.
ng sudah dia jelaskan di lobi tadi. Beliau terlihat amat mu
erceraiannya?" Lidahku kelu, memaksa
apun juga, pemilik perusahaan tempatnya bekerja sangat menyayangi Nana seperti putrinya sendiri. Cepat atau lambat, dia akan ditendang dari s
a seperti Pak Bagaskara ini. Mereka bisa melakukan apa saja hanya dengan menjentikkan jari. Aku jela
Sejak awal Reza itu nggak punya apa-apa waktu nikahin anak saya. Enak s
sambil memegangi lengan ayahnya. Dia seolah tidak rela membuat suaminya m
eperti yang biasa kulakukan saat dia merajuk padaku di masa lalu. Aku harus mengenyahka
u cuma mau Bima." Nana mengulangi permintaannya, mem
enatapku dengan pandangan tegas. Jelas sekali dia tidak tega menghardik putr
rakan dengan Nana. Kalau ada dokumen ya
P
panggilan Nana. Beliau menebalkan telinga, pergi
u dan Nana dalam situasi yang canggung. Bahkan dua menit setelahnya, kami berdua tetap
ku jarinya bahkan mengerat seolah ingin melempar ponselnya. Bulir air mata yang semula ter
kat di tenggorokan. Jelas sekali dia be
yang bisa kelu
isa ban
ah kenapa, melihat Nana menangis seperti ini amat m
ak bisa mengungkapkan isi kepala. Hanya bisa mendan melihat layarnya. Keningku berkerut, menatap nama Joyce
irimkan dua menit lalu. Sebuah foto testpack dengan dua gari
amil anak