img Membalas Pengkhianatan Suami & Sahabatku  /  Bab 6 Joyce Hamil | 85.71%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Joyce Hamil

Jumlah Kata:1000    |    Dirilis Pada: 22/02/2025

aku terjebak dalam riuh rendah isi kepalaku s

menunjukkan tiket film di salah satu bioskop tak jauh dari sekolah kami. Senyum di

liki banyak teman. Berbanding terbalik deng

yang cantik menawan. Jujur saja aku menyukainya, tapi tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaan. Lagi

nghadangku, berdiri sambil merentangkan tangan demi menghalangi jalan. Tipika

untuk keluar dari kelas. Mengabaikan pandangan

dipanggil Nana. Dia yang lebih bersemangat atas hubunga

a melihat latar belakangku yang tak berpun

luar negeri. Beliau, mengenalkanku pada seorang pemilik yayasan pendidikan. Aku mend

rgi, tapi aku bersikeras dan kami tetap berpisah. Hari i

tang. Aku melihat Nana menangis di pelukan ayahn

an, memutuskan lamunan panjangku akan masa lalu. Beliau menga

na rumah tangganya yang ada di ujung tanduk, atau luka lama perpisahan

banyak berubah, masih sama cantiknya dengan sepuluh tahun lalu. Hanya saja, sebua

tu pun yang menggunakan namanya. Cuma ruko kecil dan sebuah pick up tua yang tersisa. Itu pun karena saya yang mengurusnya saat itu.

ng sudah dia jelaskan di lobi tadi. Beliau terlihat amat mu

erceraiannya?" Lidahku kelu, memaksa

apun juga, pemilik perusahaan tempatnya bekerja sangat menyayangi Nana seperti putrinya sendiri. Cepat atau lambat, dia akan ditendang dari s

a seperti Pak Bagaskara ini. Mereka bisa melakukan apa saja hanya dengan menjentikkan jari. Aku jela

Sejak awal Reza itu nggak punya apa-apa waktu nikahin anak saya. Enak s

sambil memegangi lengan ayahnya. Dia seolah tidak rela membuat suaminya m

eperti yang biasa kulakukan saat dia merajuk padaku di masa lalu. Aku harus mengenyahka

u cuma mau Bima." Nana mengulangi permintaannya, mem

enatapku dengan pandangan tegas. Jelas sekali dia tidak tega menghardik putr

rakan dengan Nana. Kalau ada dokumen ya

P

panggilan Nana. Beliau menebalkan telinga, pergi

u dan Nana dalam situasi yang canggung. Bahkan dua menit setelahnya, kami berdua tetap

ku jarinya bahkan mengerat seolah ingin melempar ponselnya. Bulir air mata yang semula ter

kat di tenggorokan. Jelas sekali dia be

yang bisa kelu

isa ban

ah kenapa, melihat Nana menangis seperti ini amat m

ak bisa mengungkapkan isi kepala. Hanya bisa men

dan melihat layarnya. Keningku berkerut, menatap nama Joyce

irimkan dua menit lalu. Sebuah foto testpack dengan dua gari

amil anak

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY