reka berdua berhasil
mejanya. Mungkin tepatnya bukan membantu, melain
elihat kemesraan merek
tu dong!" ucap
tunggu kalian di meja makan ..." tegas Ne
eka yang sedari tadi menegang berangsur normal kembali. Sepeninggal Nenek, Anin langsung
u. Sangat sulit baginya, mempercayai apa yang baru saja terjadi. Berada sedekat itu dengan Reivan, membuat ja
ketukan dari arah lu
.. to
ai mandi?" suara Reivan menge
segera menjawab, "Be
keningnya. Seraya m
un bersama. Aku takut Nenek akan kembali
ahut An
kan mandinya. Beberapa menit kemudian, ia keluar dari kama
buat anda menunggu,"
gi ke kantor dengan setelan jasny
ya kita turun!" ja
reka tidak berjalan secara bersamaan. Melainkan, Re
tangga. Setelah itu di lanju
mereka. Reivan duduk di kursi miliknya. Sedangkan Anin masih tetap berdiri
senyum. Ia salut akan ke
panggil N
eh ke arah
butuh sesuatu?"
ak butuh sesuatu. Duduklah, ikutlah makan bersa
t ragu. Ia mengarahkan pandangannya ke arah Ny
kursi yang ada di depan meja makan. U
matinya. Melihat ada kekhawa
Ikut makan bersama kami ..
Di sela - sela sarapan Nenek menyudahi santapan
kenyang," ungkap Nene
mendadak tegang. Ia cemas dengan sikap d
k di habiskan? Apa Ibu tidak
anya diam. Dan semua yang ada
panggil Nyo
au sikap ku membuat kalian menjadi cemas. Aku hanya in
k memangg
anggil Nene
dapur, dengan berlari kecil.
pa?" tanya Lunar m
a, yang biasa saya bawa kemana - mana d
kan segera saya ambil," sahutnya sera
Lunar datang dengan m
tersebut di samping Nenek di atas meja makan. Ra
Dengan penuh semangat Nenek Zyl membuka tas tersebut. Ia
harus segera secepatnya pergi ke kantor.
ari tempat duduknya. Membuat N
kan tunjukkan sesuatu," pi
paksa mengikuti keinginan Nenek.
rlihatkan benda tersebut. Dan menaruhnya ke atas meja. Nampak
hari. Ini tiket bulan madu, untuk Anindya da