img Misteri Birahi Kampung Cilendir  /  Bab 2 Keresahan Lelaki Tua | 40.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Keresahan Lelaki Tua

Jumlah Kata:1336    |    Dirilis Pada: 07/02/2025

lelaki tua yang duduk santai di atas batu besar. Dari kejauhan, suara jang

ya perlahan seakan menikmati udara sore yang begitu segar. Di sampingnya, Pak Mirta, yang sudah

terdengar sedikit cemas, "Kamu nggak merasa

sih penuh ketenangan. Dia mengangkat bah

hal-hal yang nggak biasanya terjadi. Abah nggak merasa ada yang berubah? Banyak yang bisik-bisik di

n menghisapnya dalam-dalam. "Pak Mirta, kamu kebanyakan mikir. Kam

pun nggak tampak jelas di permukaan. Abah nggak curiga dengan kehadiran keluar

er gosip. Pak Alfian itu pengacara terhormat, sering tampil di teve dan pastinya orang baik-baik. Bu Amor istr

u Amor? Terlalu dekat dengan anak-anak muda di sini. Saya dengar banyak yang merasa ada yang nggak beres, se

sinarnya meredupkan cahaya di atas pematang sawah. Dia menghisap rokokny

daktahuan. Pak Alfian dan Bu Amor mungkin tampak beda, tapi itu bukan berarti mereka jahat

beres. Kampung kita yang dulu tenang ini, mulai terasa ada yang gelap. Banyak yang udah m

nggak bisa hanya menilai dari apa yang tampak. Kalau kita semua berpikir bahwa sesuatu yang baru selalu buruk, kapan kampung ini

in yang berdesir di sekitar sawah. Matahari semakin rendah, langit mulai menguning, dan

a Bah Udin, masih ada sedikit pe

*

briku

n sawah yang baru saja digarap. Bah Udin meregangkan tubuh, melepaskan kepenatan setelah seharian men

k rimbunan bambu, tak jauh dari situ. Dengan langkah gontai, ia menyusuri pematang sawah, m

lah sana, ia melihat dua sosok tengah berbincang. Seorang lelaki muda d

kening. 'Mak Yati dan

tan kekerabatan. Tak ada yang aneh kalau mereka berbincang bahkan sering pergi ke sa

ayati atau biasa dipanggil Mak Yati, janda berusia 54 tahun, ditinggal mati kurang lebih setahun yang lalu.

elah mencangkul, melainkan karena kecurigaan yang menyeruak dalam pikirannya yang tak bisa lagi dienyahkan. Ia

ener manusia gak punya

yang cukup tinggi. Pandangannya tak lepas dari dua sosok yang masih berposisi me

kanan kiri memastikan tak ada orang di sekitar, mereka pun bergerak me

Tempat berteduh Mak Yati atau petani lain saat siang terik atau kala hujan turun

i-hati, memastikan langkahnya tidak menginjak ranting k

dia jongkok diantara ilalang yang cukup tinggi, lalu lelaki yang semua rambutnya sudah memutih itu, memberanikan dir

membelalak, mulutnya ternganga, tetapi tak ada suara yang keluar saking kaget dan terpana

berbisik-bisik mesra, namun lebih dari sekedar itu

di sana, tertegun, selama beberapa menit sebelum akhirnya memutuskan untuk

nan yang ia injak. Namun ada satu kalimat yang terngiang-ngiang di tel

ya? Atau jangan-jangan justru si Dadang juga biasa maen dengan Mak Yati mertu

l dengan Pak Mirta kemarin," gumannya s

apa yang ngajarin?" Bah Udin kembal

rang gaul dengan sesama anak muda seusianya. Selama ini dia lebih banyak menghabiskan waktu di sawah bertani atau men

bukan Gandi pilihaannya, masih ada Panji, Dedi dan lain sebagainya yang jauh le

yang kian berkecamuk dalam kepalanya. Bahkan ketika gerimis mulai turun d

Pak Mirta benar. Rusak kampung ini, aku selaku ka

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY