ri belum sepenuhnya terbit ketika ia berdiri di depan cermin, memastikan dirinya tampak rapi dan pr
s saja," katanya pelan, seolah me
dengan sopan, menyapanya dengan senyum kecil sebelum mempersilakannya masuk. Alina berjalan deng
yang penuh dengan koleksi bacaan anak-anak dan beberapa buku ensiklopedia yang terlihat mahal. Di tengah rua
ia akan segera datang," ujar seorang pelaya
a mengeluarkan beberapa buku yang sudah ia siapkan dari
an tiba-tiba terbuka, dan suara langkah kecil terdengar. N
n ceria. Gadis kecil itu berlari menghampiri mej
Alina, mencoba menyesuaikan
celananya. Tatapannya tajam, mengamati Alina seolah menilai setiap gerakannya
hari ini, Kak Alina?" ta
lajar membaca cerita, lalu men
ya berseru sambil
apa yang Papa katakan. Dengarkan apa pun yang Kak
meski senyumnya sedik
an kecil di antara mereka. Adriel jelas seorang ayah yang teg
ikan Naya belajar dengan baik," uja
ngan tatapan yang sulit diartikan. "Kala
api sebelum pintu tertutup, ia sempat berhenti dan berbali
gguk cepat.
nya, dengan penuh semangat mengikuti setiap instruksi yang diberikan Alina. Gadis kecil itu cerdas,
a?" keluh Naya setelah satu jam. "Ke
ting. Kalau kamu pintar berhitung, kamu bis
aku mau belajar lagi. Tapi nanti Ka
meski dalam hati ia tidak yakin
emput Naya. Gadis kecil itu tampak enggan meninggalkan Alina,
belajar, memeriksa catatan yang sudah ia buat untuk pelajaran berik
a dua cangkir kopi. "Saya pikir Anda butuh ini,"
kejut. Ia menerima cangkir itu dengan hati-h
enatap Alina dengan tatapan yang sulit diterjemahkan. "Bag
ang cerdas dan menyenang
tap ingin Anda waspada. Naya punya kebiasaan... terlalu ce
esuatu yang lebih dalam di balik kata-
ang tidak bisa Anda tepati," lanjut Adriel,
ab Alina dengan suara tenang, meski di dalam hatiny
berdiri. "Bagus. Selam
pi di tangannya, sambil merenung. Dunia ini, rumah ini, dan terutama kel
pasti: hidupnya tidak akan