sa berpikir jernih. Suara detak jantungnya yang keras, berdebar-debar, seakan menyuarakan ketakutannya yang semakin mendalam. Ia
ak. Apa yang sebenarnya dia inginkan? Apa yang terjadi pada dunia yang selama ini ia coba jaga agar tetap utuh? Apakah hidupnya
asaan terjepit. "Aku tidak bisa menjebak diriku dalam sebuah permaina
ap kata yang keluar dari mulut Melinda. "Kenapa?" tanyanya, hampir t
g harus ia katakan? Bagaimana ia menjelaskan semua ketakutannya
ku sudah terlalu banyak dikhianati. Aku tidak ingin lagi menjadi korban dari keputusan orangerasakan ketegangan yang semakin menumpuk. Ada rasa takut yang mendalam, namun ada juga rasa marah yang ingi
penuh dengan ketegasan. "Aku tahu apa yang kamu rasakan. Tapi jangan lupa, Melinda, hidupmu su
dak bisa ia hindari. Dunia yang selalu mengepungnya dengan pengkhianatan dan rasa sakit. Apa
eperti sebuah tangisan yang tertahan. "Apa yang kamu akan lakukan padaku, Reyhan? Apa yan
hirnya berdiri dan berjalan mendekat. Setiap langkahnya terasa berat dan penuh tekanan, membuat Melinda merasa
"Aku hanya akan memberi kamu apa yang kamu butuhkan. Perlindungan. Keamanan. Aku bisa memberikan i
gan? Apakah itu yang sebenarnya ia butuhkan? Atau apakah itu hanya sebuah ilu
ng, meski ada getaran ketakutan di dalamnya. "Aku tidak ingin hidup dalam bayang-bayang kek
menggenggamnya dengan kuat. Melinda terkejut, tetapi tidak bisa menarik tangannya. Ada kekuat
h memilih untuk datang ke sini. Kamu sudah memilih untuk berbicara denganku. Kamu sudah memilih untuk tetap
am keputusan yang sebenarnya tidak pernah ia inginkan? Setiap kata yang keluar dari mulut Reyhan
erkejut dan segera menarik tangannya dari genggaman Reyhan, mencoba untu
lah milikmu. Tapi ingat, semua yang kamu pilih akan membawa konsekuensinya. Aku tidak a
nya bisa berubah begitu cepat? Bagaimana mungkin semuany
a sejenak, memberi kesempatan kepada Melinda untuk menarik napas panjang. Hatinya masih berdebar, begitu cepat,
am takdir yang ditentukan oleh orang lain. Ia harus menemukan cara untuk keluar dari
tegas meskipun tubuhnya gemetar. "Aku tidak b
suatu yang lebih dalam di balik tatapan itu. "Kamu bisa pergi, Mel
begitu berat, namun ada api kecil yang mulai berkobar di dalam dirinya. *Aku harus beba