ria itu sekitar 180 sentimeter, wajahnya juga cukup tampan. Tetapi, yang lebih pen
alu banyak pikir dan membu
iapa yang tahu taruhan a
Fannie jatuh pada pemuda y
arl, tolong pergi ke ruang belajar dan tanyakan pada kakakmu apakah pertemuannya su
ngan Fannie dan Rachel. Dia tersenyum dan berkata, "Dia adalah adik sepu
hel yang awalnya sudah t
rdetak lebih kencan
mendengar suara langkah
yang masih tampak familiar meskipun pakaiannya telah berganti. Alis pria itu melengkung sempurna, kedua m
apkan sebesit harapan ya
lkan Hiram kepada Fannie dan Rachel. Joanna lalu berkata
bisa mengalihkan pandangannya dari wajahnya yang tampan. Bagi Fannie, Car
h lebih tampan
yang bisa menggambarkannya dengan tepat. Ini adalah satu-satunya pria dengan paras yang indah dan fisik ya
annie menatapnya cukup lama. Semua wanita yang pernah ia temui, t
dan aura ini, benar-benar tampan!" kata Fannie terang-ter
yang ada di belakangnya sambil berkata,
akukannya dan tetap menundukkan
ar-bena
bisik, "Rachel, ayo cepat kemari. Apa
dirinya sendiri untuk melupakan semua hal yang terjadi di kuil kemarin. Dia s
nganmu!" Dia mengedipkan matanya yang
matanya, menyeringai, dan
Mengulurkan tangannya dan langsung menjabat tangan Rachel ya
nar-benar sa
merasa gugup. Hiram tidak akan
ingin mengingatkan Rachel pada janjinya. Dia menyipitkan matanya dan menc
unia ini orang yang terlihat mirip sangat banyak." Rachel berbohong dan dia terlihat seperti ses
aling berpandangan dengan bingung,
h waktu lama bagi mereka berdua untuk mulai saling menyukai. Tetapi, yang terjadi justru s
ngan pertama Rachel ke rumah kita. Jadi, kurasa aku perlu menga
ulang dan ia cepat-cepat menggelengkan kepalanya. Jangan... jangan me
jelas tidak akan pernah mem
nang hati dia menyetujui usulan Hiram. O
rasa terkejut dengan usulan Hiram. Dia belum pernah melihat Hiram begitu tertar
jadi awal yang baik bagi mereka. Toh bagaim
Bawalah dia berkeliling dan melihat-lihat. Saat jam ma
emperhatikan wajah
n itu sudah tumbuh di sana selama lebih dari satu abad. Di sebuah jalan setapak yang berkel
akit. Kulitku sudah akan terkelu
Rachel langsung menyentakkan tangannya dengan
kaki dengan tatapan yang penuh penghinaan. Rachel mengenakan gaun cheongsam yang ketat berwarna kuning. Dia tampak seperti
sedangkan tubuhnya lebih tinggi daripada ibunya. Itulah mengapa gaun itu
alan setapak. Lalu, dengan marah dia menegaskan, "Kubilang aku tidak akan pernah menjadi bagian
depan Rachel hingga gadis itu tidak bisa lagi memandang ke mana pun. Lalu, dia melanjutkan dengan berkata, "Mulai sekarang, aku akan menj
ngedipkan matanya dan pura-pura bersikap polos. "Aku ini seorang wanita. Ingatanku sangat buruk.
chel. "Gadis kecil, jangan menggodaku, k
i kau menyetujui rencana pernikahan itu! Kalau tidak...
ir bawahnya, pria in
elakukan kekerasan?" Rachel menebak. Akibat apa yang tak da
buatnya tampak bersinar, dan mengurangi auranya yang dingin. Dia terlihat sedikit lebih ramah sekarang. Meskipun begitu, dia tetap mengancam Rachel dengan sua
senyum Hiram yang menawan, Rachel kembali tersadar. Dia bertanya-tanya apa
gi dan menatap Rachel. Dia bisa mengakui bahwa gadis ini terlihat menarik
a. Wanita yang tidak tahu apa-apa dan polos seperti
nda, coba saja main-main denganku
akibatnya!" tegas Hiram, me