ipukuli oleh para wanita penjaga kuil itu. Aroma dupa yang menyengat tercium di seluruh
maupun biarawati yang menetap di sana. Sebagian besar orang yang menetap da
an setiap patung Buddha yang berada di sana. Karena sejak ke
altar, kemudian dia berlutut secara perlahan di atas banta
yang dia lakukan terlihat sepe
nya di atas meja altar. Namun, pakaian yang dia kenakan saat itu te
sendiri, tapi untuk bersujud dan menyembah patung-patung yang h
ktunya untuk pergi. Untuk menghilangkan rasa bosannya, Hiram mengeluarkan
dengan data-data yang
uangan tempat dia melakukan sembahyang itu, dia sudah mulai
tkan alis hitamnya, tatapan matanya yang semula tenang dan terlihat cerah perlahan beru
usnya menjadi tempat
ya suara yang beri
h mendekat dengan penjaga kuil. Dia sangat cerewet sehingga dia t
a, wanita itu menolak untuk mengobrol dengan Rachel, karena dia takut akan mengganggu ketenangan
Rachel sambil mengangkat tangannya untuk membuat gerakan isyarat, "aku heran, jika dia begitu kaya, kenapa dia tidak melaku
ahan dari umat pun berjalan dengan lancar. Jadi dia merasa orang-orang yang menyumbangkan uan
yang dikatakan Rachel. Dia tahu kalau di dalam hati orang-orang itu, umumnya mereka merasa bersalah dan berdosa. Mereka ingin mendapatkan ketenangan batin
ku juga melihat ..
lebih lama lagi. Hal yang ingin dia lakukan adalah mengamb
dan dua potong tirai berwarna kuning. Oleh karena itu, suara
bibi. Dia sama sekali tidak menyadari
dingin yang meniup wajahnya. Selain itu, ter
hel merasa nyaman dengan w
ba-tiba dia mendengar suara rendah
ertegun melihat wajah penuh amarah, pria itu juga tampak sangat
bergosip. Namun sebaliknya, wajah Rachel terlihat sangat imut dan cantik dengan mata hitamnya yang cerah. R
eluar. Akhirnya dia menyadari dan bertanya, "Apakah kamu dari Keluarga Seti
Suka Maju tahu statu
disumbang mereka. Jadi, wajar saja kalau me
saat Rachel meminta maaf. Nam
tadi aku mungkin terlalu berisik, tapi kamu juga tidak perlu sampai mengancam
a Hiram meminta
a sekali bukan hal ya
esepakatan" antara Keluarga Rustadi dan Keluarga Setiawan sejak diri
dia benar-benar tidak mempunyai kesan
Mengancam?" dia mengatakannya dengan nada yang sangat dingin. Seluruh ruangan pun terasa dingin membeku seperti tertutup lapisan es, "M
eletakkannya di pinggang Rachel. "Aku benci wanita yang suka bergosip. Karena kamu suka bergosip, bagaimana ka
ingga Rachel tidak sempat bertindak s
ngkar dengannya?" pinta sang wanita penjaga kuil. Tampaknya mereka berdua siap bertengkar kapan saja. Wanita p
ma sekali tidak mengerti apa yang baru saja wanita itu katakan karena dia tidak dibesarkan
a Rustadi?' Hiram
an. Keluarga Rustadi juga
memiliki kesan yang baik, sama seperti
... Keluarga Rus
nganmu dengan Simon Rusta
ku telah menemukan calon istri yang sangat cantik untukmu. Gadis ini sangat lembut, dia juga berbudi luhur.
ih baik padanya. Omong-omong, nama gadis itu
el. Rachel menatap pria di depannya itu dengan penuh penasaran. Kedua orang tua meraka berasal da
gal. tapi kenapa dia bisa
gin di wajahnya lagi. Sungguh tidak masuk akal, kakeknya bisa me
akek sudah kabur sejak
ggangnya. Kekesalan terlihat di wajahnya. Pasalnya pria itu mencengkeram
tu bukan jawaban atas pertanyaannya. Dari matanya yang terlihat lebih gelap, t
idaklah mengherankan, kalau orang-orang dari tempat itu sangat kasar," ucapnya, rasa tidak suka bisa terdengar dari nada bicaranya. Rachel sendiri bekerja
ipun mereka tidak pernah muncul secara pribadi. Itu sangat jelas kalau mereka memandang rendah Keluar
g dangkal itu yang menempel pada dirinya. Lalu dia berkata, "Wanita murahan. Karena kamu sudah memandang rendah keluargaku, K
luargamu? Apa kamu sedang bercanda? Bahkan jika kamu yang memohon sendiri padaku, aku tetap tidak akan sudi melakukannya!" tambahnya. Ia tidak dapat menahan diri untuk tidak tertaw
k pernah lupa dengan apa yang baru
idak terintimidasi olehnya. Dia kemudian menatap wajah Rachel, kemudian dengan perlahan dan