dan di kantor. Namun, setiap kali ia bertemu Luna, ketegangan dan kecanggungan antara mereka sema
ar ketika melihat Luna masuk ke ruang rapat, mengenakan blouse putih yang menonjolkan keanggunan
tanya dengan suara ceria, me
njaga nada suaranya tetap tenang me
mperhatikan Luna saat ia berbicara. Senyum dan semangatnya membuat
. Di sana, suasana menjadi semakin canggung ketika Luna mulai m
beberapa fotomu di Instagram," Luna bertany
awab Riko sambil meraba-raba cangkirnya, beru
nia dari lensa kamera. Setiap foto menceritakan sebuah kis
assion-nya. "Aku sebenarnya ingin belajar lebih banyak ten
rsama akhir pekan ini. Aku tahu beberapa tempat
ik," jawabnya, merasakan getaran di hatinya. Namun, ia jug
gam tangan Riko untuk menunjukkan gambar di ponselnya. "Lihat ini, R
yang mengalir di antara mereka. Dia menarik tangannya cepat-ce
puji Riko, berusaha mengalihkan pe
ng luar biasa. Kita hanya perlu menjelajahi lebih banyak," Lun
terjebak di antara komitmennya pada keluarganya dan ketertarikan yang semakin mendalam terhadap Lu
nyakan kabar Riko, membawa makanan kecil untuknya, dan terkadang memanggilnya dengan pan
gi besok?" tanya Luna suatu si
, mencoba menekan detak jan
pan pribadinya. "Aku baru saja mengadopsi seekor kucing. Namanya Mochi. Dia
ang untuk melihat Mochi?" Riko menawarkan, mer
aru," Luna menjawab dengan semangat, dan Riko m
putusannya. Ia merasa seperti terjebak dalam permainan berbahaya, tetapi di sisi l
bergabung di sampingnya. "Kamu terlihat tidak fokus akhir-akhir ini. Ad
hanya sedikit lelah. Banyak pekerjaan yang harus diselesai
h menikah lama, dan aku ingin kamu tahu bahwa
bersalah. Ia ingin jujur pada Maya, teta
untuk memikirkan segalanya," ucap Riko, berusaha me
a inginkan semakin menguat. Apakah ia berani mengambil risiko untuk menge
n dengan Luna membuatnya merasa hidup kembali, tetapi juga membuatnya meragukan komitmennya sebag
pi yang sudah dingin, mengingat semua kenangan manis yang ia miliki dengan Maya dan anak-an
Luna: "Kamu ada waktu untuk pergi ke pameran foto akhir p
arinya bergerak lambat sebelum akhirn
as Luna, disertai emotikon senyum
idur, Maya menggeliat di sampingnya. "Kamu m
," jawab Riko, mencoba untuk tidak
lu berbagi beban. Jika ada yang mengganggumu, kamu bisa bilang
amun, rasa bersalah terus menghantuinya. "Aku tahu, dan aku menghargai
cewaan di matanya. "Kita sudah melewati banyak h
erbebani oleh perasaan be
n kemeja yang sudah dicuci bersih, berusaha tampil terbaik. Ketika mel
apa, wajahnya bersinar. "Aku s
mu luar biasa," jawab Riko dengan tulus, meski
antusiasme yang menular. Riko mendengarkan dengan saksama, terpesona oleh ca
salah satu tempat favoritku," kata Luna sambil menunjuk
egangan di antara mereka. Luna tiba-tiba mer
empat indah seperti ini," ajaknya, dan jari-jari mereka bersentuhan. Riko merasakan g
o berkata, tetapi su
dalam diri Riko. "Kamu baik-baik saja? Sepertinya
k hal," jawab Riko, mencoba ti
an, aku selalu ada untukmu," Luna
tetapi ia tahu betul bahwa itu bisa merusak segalanya. Mereka melanj
h satu sudut galeri, di mana ada sebuah foto be
ta, terpesona oleh gambar itu. "Melihat or
tas yang membosankan yang ia jalani. "Kamu benar. Bahagia itu penting," ka
kamu lakukan untuk mengubahnya?" Lun
enak, mulutnya terkatup rapat. "Aku... aku tid
ngkin kamu harus menemukan cara untuk mengejar k
ripada dilakukan," Riko b
" kata Luna dengan semangat. Riko merasakan keinginan yang mendalam unt
sendiri. Ia merasa seperti berada di persimpangan jalan, dan
ambu