ni terasa hambar. Suaminya, Andri, sudah lebih dari setengah jam terlambat pulang dari kantor, sesuatu yang jarang terj
Andri. Clara menghela napas, berusaha menenangkan pikirannya
ng berdiri. Andri masuk dengan wajah lelah, jasny
an ceria, meskipun hatinya bergetar. "Aku
ghiasi wajahnya. "Maaf, ada rapat mendadak," jawabnya sing
a mengikuti Andri ke kamar. "Kamu sudah beberapa kal
"Aku hanya perlu fokus pada pekerjaan,
mulai meninggi. "Aku merasa seperti kita se
an dramatis, Clara. Aku hanya butuh waktu untuk m
k. "Apa kamu yakin? Karena aku tidak merasa se
"Aku sudah bilang, ini semua demi kita. Kita akan mer
nya. "Tapi apa yang terjadi sekarang? Aku m
ndi. Clara merasa terjebak dalam keheningan yang menyesakkan. Apakah s
an rencananya untuk beristirahat. Clara berdiri di ambang pintu, ta
icarakan lagi. Sekarang aku butuh is
pi bagaimana dengan kita?
pat. "Kamu tahu aku mencintaimu, kan? Ini hanya fase yang
rbisik, hatinya dipenuhi keraguan. Dia kembali ke meja makan, mena
emuanya terasa semakin tidak pasti. Dengan pikiran yang berkecamuk, dia menat
memanggil dari belakang. "Ki
tahu kata-kata itu hanya sebuah jan
g, pikirannya terus berputar. Kebohongan kecil bisa jadi menyimpan kebenaran ya
atap layar ponselnya. Clara berusaha bersikap tenang, tetapi jantungnya berdebar keras. Dia merasa sep
a untuk terdengar santai. Dia duduk di sebelah Andri
nya, tampak terfokus. Clara merasakan hatinya mulai kes
ri tanpa mengalihkan pandangan
k? Atau kamu hanya tidak i
rnya meletakkan ponselnya. "Aku hanya ingi
bergetar, tertekan oleh emosi yang meluap. "Kamu seolah-olah ing
tnya untuk berdiskusi tentang hubungan k
Ketika kamu tidak ada di sini, aku merasakannya. Aku merindukan
t dari sofa, emosinya mulai terlihat. "Haruskah a
alah. "Aku hanya ingin kamu ada di sini untukku
gelisah. "Kamu tidak mengerti. Aku mela
idak bisa mengorbankan hubungan kita untuk sebuah pekerja
uasi ini!" suara Andri sedikit meni
rukur antara mereka. "Tapi dengan cara ini, kit
atanya. "Clara, aku... aku tidak ingin kita
embunyi di balik kebohongan?" Clara merasa air mata
ngung dan marah sekaligus. "A
untuk membuka semua yang dia rasa dan ketakutan akan reaksi Andri. "Keboho
kan semua ini. Seperti ada sesuatu yang kau sembunyikan," Cl
ya imajinasimu!" Andri menjawab, suaranya terangk
idak tahu lagi harus percaya apa. Ketika kamu tidak
an berbicara, tetapi tidak ada suara yang keluar.
, berusaha menenangkan suasana. "Kalau tida
jahnya masih penuh dengan ketidakpastian. "Baiklah, kit
a butuhkan. Namun, saat dia beranjak pergi, ada rasa cemas yang menggelayuti hatinya. Dia tahu,
n masuk ke ponselnya, dan saat dia melihatnya, dia merasakan gelombang ketakutan
ambu