i adalah urusan pribadi Tuan Hadi. Saya tidak memiliki hak untuk membicarakannya.
dengan nada datar. "Aku akan mengingatnya." Sambil tersenyum pahit, ia berbalik untuk melihat pemandangan di luar jendela mobil. Olga jelas marah pada tanggapan dan sikap Edi.
gan. Kertas-kertas itu berisi semua informasi yang dapat dia kumpulkan tentang D
versitas, dan hobi. Setelah menaruh informasi tersebut di meja Kusu
as-kertas itu ke udara, membuat Edi sangat terkejut. Sambil memandang Edi dengan frustrasi, suara Kusuma menggel
engambil kesempatan untuk bernapas dalam-dalam. Setelah dia selesai, Edi menjawab, "Tuan Hadi, gadis ini penuh dengan teka-teki. Kertas ini berisi semua informasi y
gan !" perintah K
ada kertas-kertas yang telah dibuang oleh Kusuma dari me
uah foto di formulir aplikasi. Dalam foto yang dia lihat, wajah Dewi
lat Dewi yang berkilauan. Anehnya, Kusuma mer
saat Dewi menciumnya saat ia lengah. Seketika, Kusuma merasa tersinggung lagi. Setelah menggosok
n Kusuma, seolah-olah ia telah memukul waja
ari tempat duduknya, dia dengan serius merenungkan, 'Nama belakangnya... Nayaka... Hanya beber
suma yang sedang berpikir. Sambil m
n melintasi hamparan daun merah, Dewi merasa tidak bersemangat. Suasana hatinya sedang tidak mendukung untuk menghargai ke
ai pembicaraan mengenai perceraian mereka. Tidak ada tanggapan sama sekali darinya. Pada malam sebelumnya, Panji
ermula dari sebuah pesan y
ku akan
telah lulus dari universitas di luar negeri. Pria i
ung, apa yang mem
rmintaan pria itu, Dewi menjadi sangat jengkel. Sehingga ia memutus
apa pria itu memberitahunya tentang kepulangan dirinya? Informasi ini tidak berguna baginya karena ia tak ingin tahu.
ngin tahu saat Dewi tiba-tiba meneriakk
nggapi. "Apa yang membuatmu mengatakan aku sangat menyebalkan?" Kemudia
gadis itu lebih dekat. Pada saat dia mengetahui identit
an manipulatif ini lagi?' Dewi mengutuk da
enurutnya itu lebih cocok untuknya. Tidak tahu mengapa Galila terjatuh, Dewi memandangnya dengan jijik. Galila mengenakan gaun putih panjang dan rambut pa
membuang waktu. Ia bahkan tidak ingin menghirup udara yang sama dengan Galila. 'Apa-apaan ini?' pikir Dewi dalam hati. 'Ka
i membentuk kerumunan di sekitar tempat kejadian dan menyangka ak
h Dewi, tapi tetap diam. Tidak ada mahasiswa Sekolah Ekonomi
tempat ini! Bagaimana kamu bisa menindas orang lain seperti itu!" Seorang laki-laki yang kebetulan mendengarkan pembicaraan mereka, segera mengerti apa yang
Wajah laki-laki itu menjadi semerah daun yang ada di sekitar mereka setelah mende
rumah sakit dan periksakan otakmu!" Dewi mencoba untuk berjalan menjauh, tetapi
Mata Galila menjadi gelap, ia melanjutkan, "Jika aku kalah, aku berjanji tidak akan menemui dirimu lagi. Bagaimana pendapatmu?" Galila meng
itu kejadian ya
an pemilik sekolah ini. Lakukan apa yang kamu mau. Aku benar-benar tidak peduli. Kamu berkata bahwa kamu tidak akan pulang? Tolong jangan pikir kam
na, Dewi
nya waktu untuk hal bodoh ini! Silahkan
a memulai lagi, "Aku tahu kamu membenciku dan kamu juga tahu bahwa aku lebih membencimu. Jadi, bagaimana jika kita bertaruh dengan berlari
a dengan baik padanya dan Galil
pikirnya dalam hati. 'Ah, mungkin hasilnya tidak terlalu buruk, aku tidak perlu melihat Gokil selamanya ... Cara ini juga bagus
medali perak akan ikut serta dalam perlombaan itu. Bagaim
i bertanya, "Apa yang kamu
enuju Dewi sambil menahan
l. 'Ugh! Kenapa aku membiarkan kemarahan menguasai diriku sehingga membuatku termakan umpan
telah menyusun sebuah skema, ia jelas sudah siap! Ugh!' Mengubah posisi di sekitar tempat tidurnya sendiri dengan frustrasi, Dewi kemudian berhenti d
tetap dingin jika Galila me
gagal menjadi juara perlombaan, ia harus mengejar Gus Lukito. Seorang pria yang
ah homo. Cara Gus berpenampilan membuat semua orang tahu.
ng paling berkuasa di universitas. Galila meminta Dewi untuk