ah menandatanganinya. Tolong kau se
k menyerahkan surat cerai yang akan mengakhiri pernikah
kit berteriak, "Dewi!" Dengan rasa tak percaya atas apa yang telah dibacanya, ia pun bertanya, "Apa kamu menyadari betapa bodoh isinya? Aku dapat memahami tentang keinginanm
h meninggal dunia, dan ia sama sekali tidak pernah mengenal siapa ibunya. Berdasarkan pertimbangan Panji
perlakukannya seakan ia adalah putrinya, jadi ia berniat menceritakan semua rencananya ke
ang sudah terjadi? Apakah seseorang telah mengganggumu di kampu
ah tahu, aku tidak suka belajar. Jadi, aku pikir akan lebih baik jika aku tida
yang terlintas di kepalanya yang terdengar masuk akal dan dapat mencegah Panji berpikir terlal
iah, karena beberapa pemikiran melintas di benaknya. 'Besok adalah ulang t
nikahan yang hampa ini menghalangi penca
uma. Semua pernikahan ini diatur oleh ayahku. Bagaimana b
skan, maka aku akan ..." Panji memberi jeda, menunggu jika Dewi akan mengatakan sesuatu. "Aku akan menyerahkan surat
ghela napas lega dan mengakhirinya den
. Aku yakin kalian berdua adalah pasangan yang sempurna, jadi, aku berharap kamu dapat memikirkan segala sesuatunya dengan hati-hati dan bersedia me
mpurna? Pria itu bahkan tak muncul di hari pernikahannya! Pria itu beralasan dirinya sedang menghadiri jamuan makan ma
an mata kepalaku sendiri. Jadi, dari sisi mana Panji dapat menyimpulkan bahwa kami adalah pasangan yang
cara. Ia hendak mengatakan, "Aku telah mengambil keputusan," namun alih-alih mengatakannya, ia akhi
rai itu. Namun, ia harus menelan kekecewaannya menghadapi fakta bahwa Dewi tidak meneleponnya untuk mengubah keputusannya. Perlahan, ia mengeluarkan pons
suara yang dingin. Panji memperhatikan ada se
nji pun menjawab, "Seb
hami dengan baik kata-kata yang baru saja didengarnya. Sa
dai saja Panji tidak menghubungi dan mengatakannya saat ini, aku mungkin ta
g kerjaku. Aku akan kembali ke Kota Yoya dalam
ji menjawab dan mengakhi
ebuah bar dengan pencahayaan yang remang-remang,
ya, karena memang bar ini cukup populer
ja yang dipenuhi dengan bir, anggur, s
esta ulang tahun seseorang. Yang merayakannya adal
i sedikit acara di mana ia memilih untuk mengenakan pakaian yang feminin, daripada pakaian kemeja dan jeans yang ia biasa kenakan. Beberapa teman wa
minum dan ngobrol satu sama lain. Di salah satu sudut ruangan itu
buah lagu dengan salah satu lengannya merangkul seorang teman prianya. "Aku t
nyak wanita yang hadir di situ menu
me yang tidak akan merusak gendang telinga siapa pun di ruang
ceria, penuh percaya diri, dan menari
pria dan wanita di dalam ruangan itu memandangny
inta pesta, ia terkenal dan popul
"Kita bermain Benar atau Berani!" Senyum licik mengembang di bib
g menyebalkan!" Jaya, generasi kedua keluarga kaya, yang sebelumnya mendapatkan kritik dari Kirani atas nyanyiannya, kali ini berkomentar ter
itu jadi lebih seru!" ucap Kirani menatap Jaya dengan tatapan menantang. Kirani meny
a. Mereka sebenarnya sudah biasa dengan permainan itu; di mana hukuman yang diterima bagi yang memilih "Berani" umumnya adalah menyanyika
terlalu banyak minum sampanye dan anggur. Pada putaran pertama, Kirani telah mengatur semuanya, ia
pertama kali mereka temui di sana. Jika ia menolak untuk melakukannya, ada alternatif hukuman lain baginya. Di
siapa yang akan menjadi korban pertama dalam permainan ini. Jaya mendengus jijik mendengar perkataan
al, semua orang menoleh dan melihat Dewi
elirik tangan peserta lainnya yang semuanya membentuk simbol bat
ng harus ia lakukan, Dewi merasa ingin menangis. Ia sudah mabuk
menarik napas dalam-dalam, sebelum kemud
ng telah dijelaskan Kirani sebel
ang pria yang sedang berdiri dengan mengenakan keme
gelap, dengan alis yang tebal, hidung yang mancung dan bibir yang seksi, wajahnya sangat men
ngin, sehingga Dewi langsung meng
isik dari jauh. Dewi berdiri membeku, bingung dengan apa yang harus dilakukannya. Benaknya dipen
a menarik napas dalam-dalam untuk mengumpulkan lebih ban
rtinya aku pernah bertemu dengannya sebelumnya. Lupa
piri pria itu, ia kemudian tersenyum dengan manis dan berj
ih tenang untuk menelepon, ketika ber
a merasa terganggu ketika kemu
erlihat sangat tak asing baginya? Matanya... ' pikir Kusu
a, wanita itu menanamkan ciuman lembu