t kepala dan melihat pada sang suami yang menatapny
ang sudah sangat terlambat. Saya tahu, kamu tidak akan mudah percaya begitu sa
ya dia gosok kecil sembari berkata ragu, "Bagaimana kal
aki itu menatap dalam diam Pravara yang masih tidak berani me
kat kepalanya. Apakah laki-laki ini benar-
bersungguh-sungguh. Dia tahu dalam rumah tangga mereka, sebagai seorang k
caranya, dia harus mendapatkan persetujua
rasa bersalahnya pada wanita muda di depannya ini. Dan
.
eja makan, melahap masakan Pravara dalam diam. Menyisakan
ak bagi Pravara. Wanita itu terfokus pada makanannya tanpa melir
sebenarnya tidak ada yang berbeda dari mereka sebelumnya. Namun,
agi ini, dia bangun lebih pagi dan menyelesaikan semua pekerjaan rumah dengan
nanti si
i memukul mulutnya yang telah lancang memotong perkataan suaminya. Ini semua karena dia
nya bantahan. Seumur pernikahannya, Pravara hampir tidak pernah
an oleh Pravara. Tiba-tiba mood-nya hilang seketika. Sendok dan garpu yang ada di kedua tangannya di
bodoh, makinya dalam hati. Ketika dia mengangkat pandangannya, Pravara hanya bis
nunggu gebrakan pada pintu saat Pandu pergi. Namun, ternyata dia tidak mendengar gebrakan apapun. Hal itu jelas me
n apa. Bahkan tadi malam dia tidak sempat kembali beradu argument dengan Pandu, ka
Tidak ada topik yang sekiranya dapat mereka bicar
atau hanya dia dan Pandu saja yang tampak bodoh. Pandu sendiri seperti tidak
petinggi perang. Astaga, kenapa tadi malam aku harus d
"Ini lagi, mau tegas gimana kalau aku aja nggak bisa me
rustasi. "Apa aku tanya sama Esha
.
i dewa kamu b
la matanya malas,
gan kamu sama si Dewa. Gimana-gimana, udah buat satu telor belum?
atan aku nggak sih! Nah, itu! Kenapa dia bisa ngomong dengan enten
i ini hanya berada di dalam ruangan milik Pravara, dengan memesan beberapa makanan cepat saji dan dua minuman
g aku ngomong sama Navarro, l
g ajar ye, memang suami dewamu kurang pas kah, sampai berkeinginan menikung
ra jengkel, dia mengangkat telunjuknya
Dia mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya, "Jadi, k
kan ke belakang, bersandar penuh pada sofa. "Aku bingung, bagaimana caranya bia
amu bersikeras untuk bercerai? Padahal, kan dulu kamu juga tidak masalah menjalani pernikahan ini. Bahkan saat aku menga
pa yang kamu minta, bercerai di tahun pertama pernikahan. Itu sama
raian, apa bedanya dengan dulu? Toh, kamu juga pasti akan membuat tan
ntang perceraian. Aku bahkan sudah menganggap diriku terbiasa dengan hawa canggung dengan pernikahan kosong i
g mengubah pem
g terus merayunya untuk membatalkannya. Pravara tidak yakin semuanya akan baik-baik saja, setelah dia mengatakannya. Akan tetapi, ras
ya? "Esha, tapi kamu bisa tu
Ayo, katakan apa alasan terbesarmu unt
ara. Untuk yang kesekian kalinya, Pravara menghembuskan napas. "Ibu mertua sebulan yang lalu datang dan memberikan surat cerai kepadaku.
pada semua orang? Memujimu menantu yang pintar, cantik dan bisa segalanya." Esha melot
isa. Karena semua sudah ada di depan mata. Mau percaya atau tidak, itu bukan ma
sahabatnya sejak SMA itu dengan sayu. "Kenapa bisa berub
anita tidak berguna. Tapi tidak apa-apa. Esha, jangan menangis. Aku baik-b
ekan dadanya. "Baik-baik saja gimana! Sahabatku dituduh sekejam itu dan aku harus baik-baik saja?
n menangis. Aku bisa kok melewatinya dan sekarang yang sangat aku butuhkan hanya dorongan semangat dan mood maker yang baik.
na mandul. Rasanya sangat sakit dan aku selalu merasa menjadi wanita yang paling buruk, karena belum bisa memberikan keturunan
apalagi saat itu, aku nggak bisa meminta mas Pandu untuk menghangatkan hatiku. Bahkan, saat Ibu mertua berbicara deng
batnya dengan tangisan lirih. "Aku tidak menyangka, seseorang yang dulu bahkan tidak berani memesan makanan send
lebar dengan mata merah yang basah. "Tentu saja. Kalau tidak
, y
nghapus air mata Pravara dan mereka melakukan bergantian. "A
mereka ada yang mengetahui, jika yang menodongku dengan perceraian a
anya. "T-tentu saja. Aku akan tutup mulut kok, lagian serem juga kalau dib
ndu mengusir Kaesa dengan kasar. "Ya, Mas Pandu me
ang terpengaruh dengan ibunya, kamu harus was
u istirahat telah habis. Sebelum keluar dari ruangan bosnya, Esha mengacungkan kepalan tangannya
.
na sama Delana nggak mau ditinggal dan mungkin ikut jemput aku
vara yang kini berdiri di sini jalan denga
g bareng kita aja," cega
h mobil Alphard putih berhenti di depan mereka. Membu
kemudi, dia berjalan mengitari depan mobil dan berhenti
ngan wajah super kagetnya yang dia sembunyikan dengan buruk. Dan Esha dengan
ak membuka pintu samping kemudi dan mempers
di depannya. "Tidak! Ah, maksud saya hari ini Pravara izin untuk mengi
vara menuntut kej
a, maaf sebelumnya tidak mengatakan apapun.
, "Maaf, mungkin
tajam. "Kenapa tidak boleh? Lagi pula kalian juga ti
dirinya. Dia tertawa aneh, tetapi lebih mirip desisan. "Maksud, Esh
mendadak. Kalau mau menginap bisa direncanakan di kemudian hari,
iku t
senyum tidak enak pada Pandu. "Baiklah, acaranya menginapnya di
a Esha, karena dia menolak izin dari mere
t Pravara hampir memuk
h," ucap Esha
Yasudah, aku pulang
a mengingat sesuatu. Dia menarik leng
a pada orang lain selain aku dan Navarro tentang perceraian ka
anya Pravara den
g. Kalau ada yang tidak beres, segera beritahu
rut tidak mengerti Pravara
studio milik Pravara. Dengan amat canggung, Pravara mengge
tidak nyaman
, "Ya? Ah, tida
hening benar-benar mencekik Pravara, dia tidak berani melirik pada Pan
matanya. "Saya pulang cepat dan
dak bisa menyala. Jadi aku naik bus t
terlipat mendengar j
cicit P
pon saya, jika saya berangkat lebih cepat
ala? Dia bingung sebenarnya, tetapi dia mengangguk dan berkata iya. Perjalanan mereka lebih cepat d
dan membiarkan Pravara masuk terl
p Pandu meminta penjela
ng? Akhirnya! Ayo, bant
*