img Sweet Divorce  /  Bab 7 Everything Will Be Fine | 46.67%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 Everything Will Be Fine

Jumlah Kata:1190    |    Dirilis Pada: 24/08/2024

ik. Namun, dia paling tidak suka keheningan dan sekarang dia mengalaminya

ah-olah tidak melakukan apa pun. Tas hitam di pangkuannya dia pegang erat, setelah mengataka

bisa menunjukkan senyum kecut yang dia paksakan. Saat Pandu menoleh dia akan mencoba

ik-baik saja. Kan, meman

avara

aik-baik saja, mereka

.

nt

ru yang membentang di hadapannya, senyum manis membelai bibirnya lebar. Pagar pembatas di at

ekedar membasahi kaki dengan kamera di tangan. Dia bahkan tertawa geli, ketika mencoba melebarkan matanya, hanya untuk melihat butiran pasir di bawah sana. Sedetik kemudian

n dan menikmati bagaimana dingin air di pantai ini. Kedua kakinya bahkan sudah berger

terbang, tersapu dengan lembut. Dia menoleh ke kanan dan melihat nama pantai yang terpasang apik dan berdiri dengan gagah berwarna merah menyala. Inilah alasan kenapa Pravar

n buku di tangannya. Wajah Pandu yang serius membuat dua orang itu sedikit kikuk. Pravara ingin sekali tertawa dengan itu, di mana

telah berganti pakaian yang mereka beli, saat perjalanan kemari. Sebuah dress batik coklat pendek, tanpa lengan, dengan kerah renda

k me

i dress Pravara yang ternyata cukup terbuka. Laki-laki dewasa itu mengalihkan panda

ra melirik Pandu

u memakai jasku di dalam

k apa-apa. Aku suka baju ini," ucap Pravara yang

engeluarkan ponsel dan melihat pesan beruntun yang masuk ke dalam ponselnya, dia membalas cepat dan men

ngung, tetapi dengan mata yang tanpa sadar bersinar menat

yang ada di atas bukit, tidak jauh dar

a tersenyum simpul dan menganggukkan kepala. "Ah, oke.

elakang Pandu. Sebenarnya dia sangat berharap Pandu akan membawanya ke bawah dan sedikit bermain pasir. Sudah terlalu lam

an. Seper

u

oleh punggung lebar Pandu. Dia menunduk dengan perasaan ke

keras menabrak punggungnya. Laki-laki itu menyerngitkan dahi dengan tangan yang

lebih maju. "Sudah," ucapnya seraya menghentikan aksinya. "Lain kali, berjalan di samping saya. Seperti saat kita ber

datar tanpa senyum. Pandangannya lurus ke depan, mengamati tanjakan

Pravara m

dipkan matan cepat dengan kepala yang menoleh ke samping. Hal itu membuatnya tidak sadar dengan pijakan di depannya,

matanya melotot menatap wajah datar d

elihat ke depan dan apa-apaan dengan sepatu itu? Buka

-iy

avara untuk duduk di anak tangga. Dia melepaskan juga pelukan pada pinggang istrinya, lalu be

du telah menuruni tangga dengan cepat dan hilan

h Pandu? Pandu, suaminya? Ah,

ra masih di tempat yang tadi dia suruh. "Pintar," ujarnya saat tiba di depan Pravara. Kemudian laki-laki itu menu

wa suaminya adalah sepasang sandal tipis be

antong dan berdiri lagi. "Tunggu di sini,

T

ya yang tengah berlari kencang hingga menghilang dari pandangannya. "Padahal kan,

esa-gesa suaminya, yang baru saja memarahinya. Kini, Pandu t

Saya ha

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY