Bagian dadanya dia tepuk-tepuk pelan, entah kenapa dia merasa gugup kembali. Padahal ini bukan pertama kali dia
setapak parkiran, menuju tempat ia meninggalkan istrinya tadi. Dia tidak bermaksud u
ika matanya menangkap sepasang orang tua yang sedang menggenggam tangan kecil putra mer
n. Seorang anak kecil mungkin telah menggandeng tangannya dan pertanyaan kecil yang tiada henti terlontar dari bibir mungil, setelah
ang tidak benar adanya, membuat Pravara hampir tidak sempurna menjadi seorang istri. Istrinya itu mendapatkan penghinaan dari ibu yang sangat di
lus dengan predikat terbaik di universitas terbaik. Juga dengan nama belakang yang Pravara sandan
rjodohan, membuatnya me
pernikahan menjadi jalan terakhir, saat dia sudah lebih baik. Itu yang dia pik
dan membuat wanita itu menjadi istrinya, dia tidak peduli akan apa yang dilakukan Pravara. Laki-laki itu memang membuat banya
urut. Wanita itu sama sekali tidak pernah membantah dan membuat Pandu me
t dengan benar. Di usia pernikahannya yang ke dua, Pravara berhasil memban
a dan karena hal itu juga yang membuat mereka jauh dan tidak tersent
ibunya mengajukan surat perceraian dan membawa seorang wanita muda di sampingnya. Pandu tahu dia telah keliru jalan. Dari awal dia terpaksa menerima p
a ibunya kembali datang dan m
ngan embel-embel pernikahan yang di s
ng tidak bisa
tidak
at, jika Pravara nakal, tetapi penurut dan Pandu akan
depan sana. Clarissa selalu berbisik kepadanya, saat dia dan Pravara bersanding bersama. Pravara dengan ma
gan bibir yang bergerak lucu. Wanita yang telah menjadi istrinya itu terlih
dengan sangat agung. Kini dia tertampar dengan sendirinya. Sebenarnya, ke mana saja dirinya sel
ava
ayi mungil di gendongannya. "Lihat, Chanie lucu 'kan?" Dia sodorkan bay
nya merah dan terlihat sangat kecil, seolah itu adalah boneka yang ada di pasaran. Matanya mena
dang suaminya. Astaga, apa yang dia lakukan tadi. Sepertinya suaminya bukan p
u renang hitam dengan logo sports di dadanya. Wajahnya lonjong dengan mata sip
lutnya. Sepasang suami istri menaiki tangga mendekati mereka dengan anak kecil yang
nak kami," ucap seorang wanita muda dengan sua
ya tidak rela bila Chanie diambil oleh orang tuanya. Wajahnya terlihat sedih, tetapi berusaha di
n Pa
Dia tidak bermaksud untuk melupakan nama kolega yang juga teman masa remajanya,
eng dengan tawa kecil, "Bukan, saya Loras. Anda ternyata belum bisa
dengan hal tersebut. Saya akan usahakan di lain w
is, yang membedakan mungkin hanya saya sudah menikah dan Kak Robert masih sib
peduli dengan suaminya dia hanya tidak bisa melepaskan pandangannya
uat dia mengalihkan atensinya dari Pravara. Kemudian Loras menunjuk anak kecil yang mungkin berusia empat
ta," celetuk Pandu yang baru menyad
iel di samping dirinya dan Pravara. "Mereka kemb
gkul bahu Pravara tiba-tiba. "Ini istri say
el trantrum tidak karuan tadi. Sudah sangat cocok menjadi seorang ibu, cantik dan penuh kelembutan." Agnes menatap Pr
tidak enak pada sepasang suami istri di depan mere
ucapkan terima kasih atas doanya, saya dan istri saya akan b
ut lemes istrinya. Pravara dan Agnes saling bertukar kontak, setelahnya mereka berpisah dengan Pravara dan Pa
terus memperhatikan keluarga koleganya. "Pravara,
menatap keharmonisan keluarga kolega suaminya dia menambahi. "
ebenarnya tahu ar
ratkan genggaman mereka. "
rkata, "kita bicarakan nan
enaiki satu persatu anak tangga. Wanita itu tidak bisa melepas
diinginka
ra, seseorang yang paling jahat deng
na
*