"Baiklah," kataku akhirnya, suara ku terd
an sebuah permainan besar. "Baiklah, Sonia. Namun, kamu har
tanyaku dengan suara
a. "Ya, ujian. Aku ingin memastikan bahwa kamu memang pantas mendapat
kin berat. "Apa yang harus saya lakukan untuk lulus ujian i
ci dari wajahku. Aku bisa merasakan napasnya yang hanga
tangannya dan dengan lembut hinggap di salah satu gunung kem
, ini tentang kepercayaan," bisik Mr. Wei dengan
asanya sesak. "Tuan Wei," kataku, suaengan senyum yang semakin lebar. "Ka
g. Ini bukan hanya tentang pekerjaan, ini tentang eksploitasi. Aku m
rusaha melepaskan diri dari genggamannya.
engan nafsu. "Oh, Sonia, kamu terlalu polos. Tap
nnya dan melangkah mundur. "Baiklah
elumnya tidak kuperhatikan. "Di sana," katanya, "itu tem
am, ruangan itu remang-remang dengan musik lembut yang mengalun di latar belakang. Sebuah sofa besar dan nyaman menjad
pintu di belakang kami. "Relax, So
erasa bergetar antara harapan dan ketakutan. "Apa yang sebenarnya Anda inginkan dari saya?" tanyaku dengan suara bergetar, berus
adi bagian dari kesepakatan kita. Tetapi, aku ingin lebih dari sekadar kepatuhan. Aku
a yang ceria memberiku kekuatan untuk menjalani semua ini. Aku berdoa dalam hati, sem
an, dan membuka tutupnya. Ia menuangkan wine ke dalam dua gelas kristal, lalu menyodork
u mengambil gelas itu dan meneguk sedikit demi sedikit. Rasa anggur yang mem
amnya dengan erat. "Kamu aman di sini
yang mengalir dari ujung jari-jarinya ke seluruh tubuhku. Mr. Wei, dengan
mbutku. "Kamu sangat cantik, Sonia," bisikny
lam hati, aku berjuang melawan perasaan ini. Aku tahu
ak antara bibir kami hanya beberapa senti