uara berat Mr. Wei menyuruhku masuk. Aku menarik napas dala
Mr. Wei duduk di balik meja besar, menatapku dengan tatapan yang sulit kubaca. "Silakan duduk, Sonia," katanya dengan suara lembut
usia 45 tahun, pesonanya yang karismatik dan percaya diri menegaskan perbedaan usia dan pengalaman kami. Di hadapannya, aku
itambah kondisi menyusui saat ini membuatnya semakin membengkak, membuatku kurang percaya dir
nya dalam dan tegas, "Kamu paham ka
egugupanku. "Ya, Mr. Wei. Saya mengerti." Jawab
ng di bibirnya. "Kamu tahu tentang permintaan k
rmintaan khusus untuk menyusui, tetapi saya tidak ta
an wajahnya langsung jadi ser
lit buat saya," kataku,
pa kesulitanmu," tany
Setiap bulan, biaya pengobatan membuat saya terjebak dalam hutang yang menumpuk. Saya tidak
gaji empat kali lipat jika kamu bersedia dengan permintaan khusus itu. Namun, untuk melunasi seluruh h
Wei?" tanyaku dengan suara yang nyaris berbisik. Ketakutan d
an namun tegas. "Saya ingin kita memiliki hubungan yang lebih int
tara martabat dan kebutuhan. Bagaimana mungkin aku bisa menerima tawaran seperti ini? Namun, bay
k, "itu... itu bukan sesuatu yang
seolah ingin menembus jiwaku dan m
anan, "seandainya itu satu-satunya cara untuk menyelamat
Dalam sekejap, aku terjebak dalam pemikiran yang kelam, membayangkan setiap pilihan yang
menderita. Namun, harga yang harus kubayar terasa begitu mahal. Aku merasa seperti s
tuk berpikir," kataku akhirn
kanlah baik-baik. Ini adalah keputusan yang sangat
tu sampai besok,"
Keputusan harus diambil hari ini. Ada bany
an kesempatan ini. Anakku membutuhkan perawatan yang mahal, dan aku tida
kah ini benar-benar jalan keluar? Aku akan menyesal seumur hidup. Aku tidak ingin menjadi orang y
am, ruangan itu remang-remang dengan musik lembut yang mengalun di latar belakang. Sebuah sofa besar dan nyaman menjad
h aku telah melangkah ke dunia lain. Perasaan tidak menentu dan penuh ekspekta