. Dia bangun, mengucek-ucek matanya dan bers
ng akan dibawanya untuk melamar calon menantunya nanti. Set
melingkar di lehernya. Kepalanya celin
sahut mama
ngelamar mama a
sergah mama sambil merapikan bara
kelihatan dari tadi?" komentar Deo. "Y
cukup nyiapin mental buat ijab qobul, selebihnya keluarga yang ngu
angguk-an
ng-ongkang kaki doang. Selebihnya anggota
k kamu?" seloroh mama samb
ntu juga, mama yang ketiban pusing," sahut De
ngomongnya. Bisa
nanggapi candaannya. Cowok itu mana mungkin siap unt
h kamar Deo terbuka, dan seoran
eo sekaligus anak sulung ma
kuliah, Yo?"
kok, Kak." Deo
ro yang begitu tenang, kalem dan tidak banyak omong ini seak
, ya?" kata
Gennaro sudah melangkah pergi
ota keluarga sudah siap berangkat, Deo yang te
tu, yang pergi ke sana cuma emp
tukas mamanya sambil sesekali me
jak warga sekamp
ik tepat di
ar anak orang, bukan
ro tidak mendengar guyonan
bergegas menyuruh mereka semu
gan Gennaro. Di sepanjang perjalanan, Deo dan kakaknya sama sekali tid
menit menggunakan mobil, sampai kemudian papa membelokkan ke
di salah satu rumah. Dia bahkan masih anteng-anteng saja saat salah sa
uar untuk menyambut pihak keluarga calon pe
sambil berdiri untuk cipika cipiki de
l oleh mamanya akan berubah menjadi orang asing yang sama sekali tidak dike
mantan pacarnya sendiri yang secara sepihak
rapuh, tapi hati ini bukanlah kaleng-kaleng. Dia harus menunjukkan kepada d
ncuri pandang ke arah Deo seolah ingin meyakinkan dirinya send
anpa memedulikan perasaan Deo yang menyaksikan dengan mata kepala s
ya Deo ketika Gennaro dan Freya sudah
kenapa?" tan
n, ya?" kata Deo.
mu nggak sopan kalau pulang dulua
Beneran kebelet ini, Ma. Udah di ujung, daripada aku kebabl
pi pamit dulu." Mama tak kuasa lag
dehem ag
rnya! Saya izin pulang duluan, ada panggila
tawa melihat ek
Aro, ya? L
meninggalkan rumah Freya sambil membawa
mana kedua kakinya ini membawanya pergi, yang jelas dia tidak mau ber
hidup Deo menjadi semakin sempurna. Tidak dipedulikannya sat
mpat bilang mau pakai ojek online, nyata-nyatanya Deo tidak memesan ojek satupun. Dia lebih memilih menyusuri jalanan
sudut matanya, Deo melihat seseorang sedang berdiri di tengah jalanan yan
kan kedua tangannya, sengaja tidak mau menggeser posis
TIINN! TI
atkan seseorang yang dengan warasnya berdiri di tengah j
an heran. Ada ya manusia yang
i di tepi jalan mulai menunjuk-nun
ia mau mati
i jalan punya
angan mau
samb