hirkan anak yang begitu tampan," gerut
Jin berburu-buru meni
eharusnya dia sudah pergi, dia tidak akan mengenalku. Karena tadi aku menutup wajahku," gumam
watirannya hingga tidak menyadari ada s
af!" ucap Ae Jin dengan wajah memerah, ia menoleh ke atas untuk melihat siapa orang yang ia
sa khawatirnya tadi dan terpa
ang adalah Dokter Han. Senyuman pria itu memb
planet mana?" tanya Ae Jin yan
anya Dok
ampan itu," Ah...Maksudku aku harus pergi! Sa
adis itu yang tidak asing,
n takut dikenali oleh Dokter itu. Dengan terpaksa senyum i
in, bukan?" ta
!" jawab Ae Jin yang
lah orang," gu
dulu!" pamit Ae Jin yang kem
u ke arah sana?" gumam Dokter Han yang
a saat
indari Dokter tampan yang sempat membuatnya gugup. Tiba-tiba, ia berhenti di depan sebuah ruangan yang
menghindar Dokter tampan itu, tidak mungkin aku bisa menyasar," keluh Ae Jin dsedang membaca data pasien Kim Ae Jin yang diberikan padanya. Dia
n pergi dengan terburu-buru?" gumam Dokter Han, seraya
seorang suster yang
mbil obatnya?" tanya Dokter Han sambi
tidak nyaman. Hasil laporan dari pihak rumah sakit lain mengatakan dia mengidap tumor jinak di bagi
i dengan kesehatan send
sok, Dia harus diperiksa sebelum
ya yang kemudian bera
amar mayat dan mencari jalan keluar yang benar. Namun, langkahnya terasa berat
k bertanya, Dari tadi aku keliling sam
*
ah C
duk berhadapan dan menikmati
amu tidak menjalani pemeriksaan? Pasti bibi marah lagi." Teman Ae Jin
kter wanita? Kenapa semua dokter pria y
h-pilih, Bagaimana kalau tumorny semakin membesar? Ja
okternya....sangat
rofesional. Tidak akan tertarik pada tubuhmu," kata
elompat keluar. Rasanya sangat malu dan takut. Dia memiliki aura yang m
saja Dokter lain kal
*
am renang besar menghiasi halaman belakang rumah, dengan pemandangan langit senja yang begitu mempesona. Langkah Dokter Han begit
r, ia menuangkan minuman beralkohol ke dalam gelas bening, lalu meminumnya sekaligus tanpa ragu. Setelah menghabiskan segelas minuman, pria itut dengan tatapan fokus dan dalam, seolah-olah ia tengah berbicara dengan wanita dalam foto itu. Diiringi rasa rindu yang mem
pun yang terjadi," ucap Jang Woo yang m
tinggal
tidak begitu luas. Terlihat dua wanita sedang berdeb
emukul putrinya karena mela
Nanti aku bisa cepat mati!" pinta Ae Jin
aku sendiri yang mengantarmu ke ruangan o
u tidak mau," jelas putrinya ya
ra dikeluarkan. Kalau tidak, percaya atau tidak kamu akan kehilangannya.
ku tidak mau,