Unduh Aplikasi panas
Beranda / Cerita pendek / Misteri Cinta dan Masa Lalu
Misteri Cinta dan Masa Lalu

Misteri Cinta dan Masa Lalu

5.0
5 Bab
6 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Kim Ae Jin adalah seorang gadis muda yang mengidap tumor di bagian dadanya. Kedatangan dokter tampan, Han Jang Woo, untuk menyembuhkannya membuat Ae Jin merasa malu hingga kabur berulang kali. Tanpa diketahui oleh siapa pun, ternyata keduanya memiliki masa lalu yang misterius. Apa hubungan mereka di masa lalu?

Bab 1 Dokter Tampan

Di tengah-tengah kota Seoul, berdiri megah sebuah gedung rumah sakit terbaik di Korea Selatan. Dari luar, bangunan tersebut tampak modern dan mewah, layaknya sebuah hotel bintang lima. Di dalamnya, fasilitas yang tersedia sangat lengkap dan canggih, menjadikan rumah sakit ini sebagai pilihan utama bagi para pasien yang membutuhkan perawatan khusus.

Suatu malam, langkah mantap seorang pria berjaket kulit hitam terhenti tepat di depan salah satu pintu kamar pasien. Rambutnya hitam legam, dan mengenakan masker. Matanya menelisik nama yang tertera di papan nama di depan pintu, "Kim Ae Jin."

Perlahan, pria itu membuka pintu kamar pasien dan melangkah masuk. Ruangan itu tampak bersih dan tertata rapi, dengan dinding berwarna putih dan jendela yang memperlihatkan pemandangan kota Seoul yang indah. Di sudut ruangan, ada seorang wanita berparas cantik yang tengah tidur pulas di atas ranjang pasien, wajahnya tampak damai dan tenang.

Pria itu mendekat ke ranjang pasien dengan langkah yang pelan dan hati-hati, seolah tak ingin membangunkan wanita yang sedang terlelap itu. Matanya memandangi wajah wanita tersebut dengan penuh perhatian.

Pria berjaket tebal itu menatap lembaran data pasien yang tergantung di ujung ranjang, membaca dengan seksama setiap detail yang tertulis di sana. Setelah cukup lama mempelajari informasi tersebut, pria itu menggantung kembali lembaran data pasien dan melangkah mendekati Kim Ae Jin.

Dengan lembut, ia mengecup dahinya, menyampaikan rasa perhatian dan cinta yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Namun, tak ada yang tahu siapa sebenarnya pria itu. Ia datang dengan wajah yang tertutup, seolah-olah tak ingin ada yang mengenali dirinya. Tak lama setelah itu, pria misterius tersebut meninggalkan ruangan, meninggalkan Kim Ae Jin yang masih tertidur pulas.

Keesokan harinya, Kim Ae Jin terbangun dari tidurnya. Suster yang bertugas memeriksa kondisinya datang seperti biasanya, menanyakan kabar dan memastikan bahwa Kim Ae Jin dalam kondisi yang baik.

"Suster, Apakah semalam ada yang datang melihatku?" tanya Ae Jin yang penasaran.

"Semalam tidak ada yang datang," jawab suster itu.

"Aneh sekali, kenapa aku sepertinya merasakan seseorang mencium dahiku," batin Ae Jin.

"Nona, kita akan ke ruangan pemeriksaan. sebentar lagi Dokter akan datang untuk memeriksamu. Jadi buka semua bajumu dan menunggu di sana!"

"Suster, Siapa dokter yang mengobatiku? Dokter wanita, kan?" tanyanya yang berharap.

"Tenang saja! Dokter wanita atau Dokter pria juga akan menjalani pembedahan," jawab Suster.

"Ini ketiga kalinya aku ganti rumah sakit, karena dokter pria yang akan memeriksa payudaraku. Semoga kali ini bukan Dokter pria lagi," gumam Ae Jin.

Di sisi lain, seorang pria muda tampan, berpostur tinggi melangkah masuk ke dalam rumah sakit besar itu. Kehadirannya menarik perhatian semua wanita yang ada di sana. Pesona pria itu memabukan semua orang yang melihatnya. Ia adalah seorang dokter muda lulusan kedokteran dari Amerika yang baru saja pulang ke Seoul untuk melanjutkan kariernya sebagai dokter bedah. Pria itu memiliki wajah yang tampan dengan rambut hitam lembut yang tersisir rapi. Matanya yang tajam seolah menembus jiwa orang yang dilihatnya, membuat para wanita di sekitarnya merasa terpesona dan berdebar kencang.

Selain itu, senyum yang kerap menghiasi wajahnya membuat siapa pun yang melihatnya merasa hangat dan nyaman. Dirinya juga dikenal sebagai seorang dokter yang pintar dan berbakat dalam hal pembedahan. Ia telah menangani banyak kasus sulit dan berhasil menyelamatkan nyawa pasiennya.

Sementara Ae Jin berada di ruangan pemeriksaan. Ia melepaskan baju dan bra nya sehingga terlihat dua dadanya yang bulat dan mulus.

"Silakan menunggu sebentar! Dokter akan segera datang," ucap Suster itu dengan nada sedikit tegas.

"Suster, Aku ingin tahu, Dokter pria atau wanita?" tanya Ae Jin yang penasaran lagi.

"Kalau ingin sembuh, Kenapa harus tahu siapa doktermu," jawab suster itu dengan nada sedikit kesal dan beranjak dari sana.

"Aneh sekali, Padahal aku hanya bertanya. Apa salahnya," gerutu Ae Jin yang kemudian naik ke atas ranjang dan menarik selimut menutupi tubuhnya.

Seorang pria tampan berjubah dokter itu melangkah mantap memasuki ruangan, diikuti oleh suster yang menemaninya. Dengan senyum ramah dan mata tajam, ia menatap sekeliling ruangan, mencari pasien yang ditunggunya.

"Dokter Han, pasiennya sedang menunggu," ujar suster dengan suara halus, memberi isyarat pada Dokter Han untuk segera menemui pasien tersebut.

"Baik, terima kasih," sahut Dokter Han, dengan suara yang merdu dan berwibawa. Suaranya terdengar begitu jelas hingga ke telinga Ae Jin yang sedang terbaring di ranjang.

Mendengar suara itu, Ae Jin merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Ia penasaran ingin melihat siapa pria yang memiliki suara seindah itu. Ae Jin segera bangkit dari ranjangnya, dan mengintip dari balik gorden pembatas.

Begitu matanya tertuju pada sosok Dokter Han, Ae Jin langsung terpana. Pria itu memiliki wajah tampan yang mempesona, dengan rambut hitam yang terurai indah di keningnya. Matanya yang tajam dan hidung mancung, serta senyum ramah yang menghiasi wajahnya, membuat Ae Jin merasa jantungnya berdegup kencang. Tak bisa menahan rasa kagumnya, Ae Jin terus memandangi sosok Dokter Han yang tengah berbicara dengan suster dan memeriksa berkas pasiennya. Ada perasaan hangat yang menyelimuti hatinya.

"Aku sudah kabur dari dua rumah sakit karena dokternya adalah seorang pria. Tapi, kali ini lebih parah lagi malah seorang Dokter yang begitu tampan. Harus letak di mana wajahku. Tidak mungkin aku membiarkan dia memeriksa dua bola seksiku," gumam Ae Jin yang mengambil bajunya dan kembali naik ke atas ranjang.

Tak lama, dokter itu masuk dan menarik gorden yang menutupi tempat Ae Jin berada.

Dia tersenyum ramah dan memperkenalkan dirinya, "Nona Kim, saya adalah Dokter Han yang akan mengobati penyakit Anda."

Ae Jin menutupi wajahnya dengan selimut. Ia menunduk dan menggigit bibirnya karena malu.bingung harus bereaksi seperti apa.

Dokter Han menyadari kegelisahan Ae Jin, lalu berusaha menenangkan hati Ae Jin dengan menunjukkan sikap profesional dan sopan. "Jangan khawatir, Nona Kim. Saya akan memastikan pemeriksaan ini berjalan dengan baik dan Anda merasa nyaman," ujarnya dengan lembut. Namun, Ae Jin tetap merasa tidak nyaman dan bingung menghadapi situasi tersebut. Dia berusaha keras untuk menenangkan dirinya, namun tetap saja hatinya berdebar kencang saat dokter tampan itu akan memulai pemeriksaan.

"Ehm...itu...Maaf...Aku tidak ingin diperiksa," ucap Ae Jin yang masih menutup wajahnya agar tidak dikenali.

"Nona Kim, Kalau begitu Anda bisa tentukan sendiri kapan ingin diperiksa. Sebenarnya ini hanyalah pemeriksaan saja. Bukan pemeriksaan yang memakan waktu lama," kata Dokter Han.

"Iya, Aku tahu. Tapi, aku belum siap," jawab Ae Jin dengan alasan. Ia sangat malu dan tidak ingin diperiksa Dokter tampan itu. Bahkan menatapnya saja ia tidak sanggup.

"Baiklah, kalau begitu. Hubungi suster ketika Anda sudah siap," ujar Dokter Han dengan senyum.

"Sialan, kenapa dokternya tampan sekali. Malu sekali kalau sampai harus buka-bukaan di hadapannya. Sepertinya aku harus cari rumah sakit lain. Iya, sekarang juga aku langsung kabur," gumam Ae Jin.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 5 Kenangan Lalu   10-28 16:55
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY