gi .
atang berbarengan dengan Dewi salah satu sekertarisnya Direktur. Meski pun
k jika kebetulan datangnya bersamaan dengan Dewi. Tentu saja ia kerap luput dari sapaan.
untuk menyapa ramah Dewi, salah satu karyawan primadona di kantor ini. Kadang beberapa staf yang tidak perna
endapati senyuman para lelaki ji
ang lalu, sapaan itu seringnya menjad
eri sapaan Assalamualaikum meski yang
a dan Sofyan yang terdengar b
ang selalu bersikap cool di hadapan para karyawa
demikian. Tetapi Arjuna? Meski pun terlanjur dicurigai penyuka sesama jenis, nyatanya Arjuna masih kerap membua
cieeee dan deheman berisi gurauan di belakang punggu
ara pegawai di departemen ini, kerap mengg
r seperti biasanya saat Raisa sed
enakan kacamata minusnya sebelum mengangkat wajah, tepat ketika Arjuna mun
n kantung kresek sambil
" tanya Raisa den
erah terkena lipstik lalu pada kantung kresek yang baru saja ia letakkan di atas meja
bisa melihat giginya yang terkena lipstik, lalu mengecek isi kantung kresek di atas meja dan d
s lipstik di gigi kamu...!" Jawab Arjuna sambil memiringkan kepala. Kini tidak ada alasan lagi untuk sekertaris nya itu b
enang, meski tidak mengerti mengapa tiba-tiba Arjuna begitu perhatia
ya mengangguk sebelu
mpuan membiarkan buku hidun
Ia tidak bisa bertahan melihat hal-hal jorok lainnya. Sudah cukup ia melihat Raisa mengusap lipsti
tivitas pagi, Raisa selalu minum
gelas berikut kopi sachet-nya dan melihat B
Raisa sambil bersiap menyobek
a agar menjauhi dispenser dan ikut bergabung d
carnya Pak Arjuna." Ucap
tentu saja me
ke mall ." Benny menyebut na
embali berbisik sambil melirik ke arah pintu yang terbuka.
ya ini sesuatu yang seru. Ia sempat mencur
unduk gitu lho. Jadi kan tempat ngopinya itu smoking area. Dan kita tuh makan di tempat lain
i isyarat dengan telunjuknya
erus ada lesung pipinya. Kulitnya kuning gitu." Benny menepuk gemas lengan Ra
berpandangan dengan her
anya Raisa dengan polos yang segera mengun
an Rahma hanya bi
k mengerti, buktinya Rahma yang baru
karismatik gitu lho. Berkacamata, kayak orang pinter dan el
" Benny kembali menegaskan. "Duh, kecewa aku. Aku kira Pak Arjuna yang jadi co
aling menatap den
mennya gimana?" tanya Ra
ngis! Ya kan?" Ucap Benny
memutar kedua m
cowok? Malu lah..." Benny menegaskan pendapatnya. "Terus, kita sengaja nunggu dia cabut kan? Penas
rena mereka belanja berdua
ya, ini cowoknya lebih tinggi dari Pak Arjuna lho. Pokoknya macho pol! Aku perhatiin pas mereka jalan. Mata
o yang tampak tida
n perasaan antara percaya tidak percaya. Mas
na Raisa memendam rasa suka, tetapi Arjuna dalam