tangan berada di pinggang. "Jangan percaya
Si Rina mah main tudu
entara ibuku tersenyum de
n itu, kalau ketemu kek anjing a
raya menghampiri ibuku. "Dia a
itu tertawa-tawa lagi s
menunjukku. "Rina kasar banget. Man
g-pendek seraya mengambil bawaan ibuku yang ba
ibuku. "Nggak baik ng
Dasar aneh. Cewek kok kasar gini? Ma
tuh,
badan, menghalangi langkahku. "Ber
alah ngebelain
badan, melangkah ke arah dapur dengan men
owok berengsek itu. "Biar Tante ambili
wab Damar. "Biar saya am
rdua bisa dibilang sahabat baik dan sangat akrab mala
sudah kenal baik dengan ayah da
aja main ke rumah orang tuanya Damar
umi dan langit. Jauh lebih besar garasi mobil yang mereka miliki untu
dak pernah mau menggunakan salah satu mobil a
in bertanya tentang hal ini, dia sela
n dia termasuk kategori anak sultan. Yah, lebih membaur atau membum
a sosok Damar. Hmm, mungkin dua atau tiga poin lagi. Entahla
justru lebih dekat padaku ketimbang teman-teman
rbangga hati, membusungkan dada dengan harta kek
ku, sebagai anak tunggal, anak sema
g kedua inilah dia meras
ang tergila-gila padanya, tapi emang dasar cowok selengean,
n cewek di sekolah yang menangis tersedu-sedu di
apa-apa. Toh, itu kan haknya Damar. Dia mau bersama siapa, at