img PESUGIHAN BONDHO TURAH  /  Bab 5 Bagian 5 | 19.23%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Bagian 5

Jumlah Kata:2355    |    Dirilis Pada: 24/04/2024

-oleh setelah pengajian kemarin, hidupnya jadi berubah seratus delapan puluh derajat. Dia

emua uangnya seratus ribuan, dan dengan pengalamannya sebagai se

nelan l

cana dengan uang itu. Dia akan segera membayar hutang pak Joko, tauke sekaligus pengepul Sayur di Kayu Dawung, dia

pergi ke kota dengan naik angkutan pedesaan yang hanya ada sehari sekali. Angkutan itu akan berkeliling Kayu Dawung da

asnya besar sekali?" Tan

di kota, bu," jawab L

? Di desa kan lebih ny

ke kota, dia ingin jadi orang kota. D

ali-kali merasakan jadi ora

ke kota. La mbok ke kecama

Saya pengen cari ua

kit-dikit, kan nant

kota. Dia diam saja, tidak menanggapi omongan orang-orang di dala

khirnya dia bisa terbebas dari suasana desa yang sepi dan monoton. Dia

ost yang cocok untuk dirinya. Tempatnya dekat dengan pasar ind

rian berpetualang hingga ke kota besar. Dia mulai memejamkan

segera bangun dan

tidur kecil itu. Sepertinya semua bersih. Lina

-tiba seperti ada angin yang berhembus di

duit akeh! (Ayo, ikut ak

i. Kali ini dia be

Teriak Li

. Duitku akeh tenan! (Kutunggu di sungai, ya

merinding. Dia berusaha foku

di? (Sung

i Ku

ekali. Dia kan sekarang berada di

sah mlaku! (Ayo! Perginya deng

mriki mawon. (Nggak, mb

Dia tidak kembali ke desanya lagi sebelum

skan untuk

litikan di lehernya. Kali ini ge

ang yang kurus. Mencekik perlahan namun pasti. Lina berusah membero

ma tubuhnya lemas. Dia kehabisan tenaga. Lina pun diam tak bergerak. Menj

*

di peta, menjadi sebuah desa terkenal di seluruh negeri. Pak Kades tambah pusing dan merana. Dia juga kelelahan har

i ini?" Bisiknya. Dia m

harus kuat," kata bu Kades sambil melet

hanya bisa

gat betapa banyak korban jiwa yang ada r

ndudukmu saja yang diurus

enoleh ke a

maksudm

celakaan sampai sekarang, kok mak

apa,

dan dia benar-benar nggak bisa bic

in perkataan istrinya

Kalau misalnya memang perlu periksa, ya perik

*

n ibunya. Seandainya bapaknya tahu kenapa Dimas diam saja sek

dan Lintang. Sejak kejadian kemarin dia belum bisa pulang dan melihat waj

atir dengan keadaan Dimas yang lesu, diam saja dan tak nafsu makan, dan menter

sa pulang sekarang, dia pasti bi

i! (Dim! Ditanyain kok diam saja! Ayo periksa lagi, tak teme

pengen istirahat. Saya peng

ikit kesedihan di sana. Pak Kades paham, mungkin D

ja sama bapak, ya,

pak Kades lega. Rupan

*

u itu mau pulang. Mbakyumu, kan kebi

ih,

k? Pengen

unya semua masalah bisa

ibu mesti enak. (Apa saja, bu.

sederhana. Selesai kuliah dia langsung mendirikan bengkel dengan teman-temannya. Luar biasa! Dalam waktu kurang dari

kin urap sama t

r, dengan alasan ingin beristirahat, padahal dia ingin melamunkan Lintang, yang sekar

la sesuatu. Tanpa diduga Dimas sama sekali, Lint

gu mas Dimas. Mas Dimas kapan p

n itu. Senyumnya langsung mekar, dan t

ak. Sekarang saya sedang di Kali Gintu

juga, dia tidak peduli dengan

nggak, mas? H

ga. Ia langsung mengiya

enunggu sampai habis Asha

*

sulit, kok mau service motor. Yang

ko yang suruh periksa. Aku

unya lagi. Ibunya marah, tapi tahu

injam sebentar," pinta Dimas pada

ngkah Dimas yang nganeh-anehi. Gelisah ke sana ke mari, katanya mau tiduran

dan sakit tidak sembuh-sembuh. Rupanya Dimas memanga sakit rin

des te

awa, to bapak ini!"

ng antar Dimas ke sana. Aman, po

rubah cerah seketika. Rupanya

*

unggu di depan ga

, membuat Dimas lemas. Dia merasakan kelegaan yang mengguyur hatinya. Ketika melih

ng sembuh ini kayakn

langsung ketawa

t! Sainganmu

Dimas pura-pura marah dan merengut

hati. Ketika melihat Dimas memakai

ir. Lintang segera mendekati Dimas dan membantunya duduk

as sakit," kata Lintang lagi. Dia benar

sudah sembuh, iya, kan, Dim?" Kata Eko sambil

k Lintang, nggak papa, kan?" Tanya Eko dengan sengiran lebarn

mas. Ya, nggak papa, mas. Mak

untuk berduaan dengan Lintang. Pak Kades sudah pergi dari tadi den

pa? Jatuh dari mot

gelengkan

belakang," jawab Dimas, suaranya gemetar sak

berseru

nal dia segera memeriksa luka Dimas yang terlihat. Tanpa maksud apapun, tapi

bak. Sama retak sedikit di telapak kaki. Wa

nggak tahu. Seharusnya tadi mas Dimas bila

ula pengen sekalian jalan-jalan, " jawab Dimas. Di dalam hati

sul ke desa malah mau ke kota. Dari balik kendaran yang be

kunjungan ke pelosok sama bu Indah, ma

a bukan k

utkan berbicara beberapa

nya sudah oke, mba

intang, tiba-tiba wajah Lintang jadi b

salah bi

, kan boss?" Potong Eko cepat. Membua

meng

ap hati, jiwa dan raga di Kayu Dawung, service moto

ih. Dimas langsung melotot dan memukulkan kruknya ke

enak," jawab Lintang. Dia agak ke

ma kasih sudah mau mengabdi di

tersip

adahal saya di sini

api pura-pura ber

manya," kata Dimas. Dia terkejut send

lah tersen

Allah saya niatkan akan mengadi di sini untuk selamanya,"

bahagia, hatinya berbunga-bunga. Semoga Al

ko masih tertaw

*

kai motor itu, lagipula jalan di desa ini belum dikenalnya, dia ta

aspal, mulus dan rata, walaupun memang agak sempit. Jarang ada lubang

a Lintang tidak mendengar apa yang dikatakan Eko tadi. Apa tadi katanya? Oh, ya : '

dang tersipu sendiri kalau dia mengingat tentang Dimas. Entahlah, padahal mer

an seorang pengusaha sukses dan terkenal di kota, mana mau dia sama bidan d

k memperhatikan ada sebuah lubang yang cukup dalam tepat di belokan ters

tu, atau apa? Keras tadi rasanya, dan dia tidak memakai helm

mata. Lintang melihat cahaya seperti

mbak L

sosok Sandi di a

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY