minumannya hingga tandas sebelum pada akhirnya mele
i jauh lebih memabukkan dari pad
limut tebal itu. Kini pemandangan i
ahan adik kecilnya yang kini mulai memb
jung jari telunjuknya. Spontan sampai hati da
tuk menahannya," gumam Rafael sambil menatap keindahan dan merasakan hal
merah, Rafael menghentikan gerakannya. Ia membuka dengan p
tanya terlihat begitu satu, kabut putih terlampau tebal menutu
Bahkan tanpa membuat bunga ma
dari mulut Arina. Gadis itu masih tidak sada
gitu pulas. Hal itu membuat Rafael semakin
lam kurungan yang Rafael buat. Berkarat dan hingga terlihat begitu sen
ahluk yang berwujud wanita. Akan tetapi semua it
ara kecil karena tak ingin membangun
meleleh di mulutnya. Hal itu membua
mbali terdengar
hal itu, ia masih saja terus membuat
nya," ujar Rafael semakin lahap makan es kr
uka lebar. Rafael tetap beraksi menyalurkan t
ut serigala, terdengar me
ahan-lahan kedua kelopak mata Arina terbuka dan menyadari bahwa ia sedan
angun melepaskan diri dari cengk
an suara teriakan Arina yang sangat tiba-tiba itu. Ia langsung duduk t
dalam. Baru beberapa jam yang lalu ia mendapatkan s
afael dengan santainya dan enteng seray
buhnya yang terlihat begitu jelas. Jantungnya berdegup begitu kencang, bahkan tera
ah!" seru Arina memberanikan diri untuk menghardi
a. Ia menatap tajam ke arah Arina dan sedikit menggerakkan
Rafael yang langsung melompat ke arah
banyak berpikir lagi, Rafael memegangi
t apa-apa lagi, walaupun sekeras
rik-narik tangannya, namun ia sudah ber
pa basa-basi lagi, langsung mendaratkan moncongnya unt
ri aksi Rafael saat ini. Ia berusaha untuk tidak
n, ia tetap berusaha agar dapat memiliki semua yang ia in
el karena tak juga mendap
emakin kuat. Hal itu tentu saja membuat Arina meringis
ang masih bisa berpikir sehat saat ini. Arina tak ingin lag
n banyak bergera
oh dengan pendiriannya saat ini. Hingga pada akhirnya Rafael me
a dan ingin yang Rafael berikan, melainkan kekuatan yang tera
itu tak lagi memberontak seperti sebelumnya. Rafael perlahan-lahan menghentikan aksi
s dalam diam. Air matanya terus meleleh, hal itu
seraya merebahkan kepalanya un
da gadis mana pun walaupun sudah berusia tiga puluh tahun, kini ka
, ia berdiri tegak dan menatap Arina yang beran
i?" tanya Rafael dengan sangat serius ke ar
rina gugup sambil mena
kannya secara cepat. Ia lantas mengangkat tangan
ak ada kata telat, pukul tujuh pagi tanpa satu pun alasan," u
ruang makan. Akan tetapi demi keselamatannya saat ini, i
yang begitu pelan dan tak bergerak sedi
ke arah Arina yang hanya mengedipkan matanya yang sangat lambat hingga bulu
akhirnya Rafael berbalik badan
dengan cepat. Ia merasa lega karena terbebas dari situasi mengerikan d
ri tempat tidurnya tersebut dan melangk
Arina perlahan-lahan tubuhnya merosot ke bawah di balik pintu yang telah ter
. Rasa kesal terus saja menggerayangi dirinya. Entah mengapa bayang
ni sih!" Sepanjang langkah menaiki satu per satu anak-an
Arina. Magnet yang ada di dalam jiwa Arina begitu kuat hingga