ah mendekati pria tampan bak patung dewa Yunani terpahat
g sama sekali tak memperdulikannya lagi. Tatapannya sela
barang-barang biasa," ujar Celine seraya be
engannya. Rasanya sangat jengah dan menj
g dengan membawa barang-barang mewah yang sangat banyak.
yang terjadi lima tahun lalu. Hingga saat ini, tak ada
ntik yang sungguh memikat para kaum Adam di mana pun Celine menampakkan k
knya kotoran yang seharusnya diber
l dan selalu mencoba untuk menggoda pria itu. Akan tetapi tak sedikit pun Rafael mau menantikan
gilah dari ruangan ku sekarang," jawab Rafael tak ingi
at. Ia lantas duduk tegak dan
m ini. Aku boleh pergi, kan?" tanya Celine yang
tarik ke atas dan membuat Celine tersenyum kecut. Semua tindakan yang dilakukan oleh wanita itu,
tahun-tahun lamanya Celine mencoba untuk merobohkannya, a
jawab Celine yang begitu merdu, namun saya
ang terjadi malah semakin besar rasa jijik Rafael pada Celine. Akan
la kita tak sedekat itu untuk saling mengetahui kehidupan m
ukan. Akan tetapi Celine tak merasa keberatan, asalkan apa yang ia inginkan dapat
line tersenyum menatap wajah Rafael yang sama sekali tak menoleh ke arahnya. Bahkan pria itu lebih memilih meliha
anya Celine selalu memberikan kecupan singkat di
gkahnya yang terlihat lemah gemulai, ditambah lagi lekuk tubuhnya yang beg
kaki jenjang nan mulus milik Celine, terdengar memecahkan ke
sebut tertutup rapat, Rafael lantas
t dari Celine langsung ia usap berulang k
jamkan kedua matanya. Perlahan-lahan tangan terangkat memijit p
" gumam Rafael sembari menghela napas dala
ah jam di pergelangan tangannya. Saat ini jarum ja
ntas mengutak-atik laptopnya dan melihat kamera pengintai di b
ia cari, ia langsung tersenyum. Rafael melihat kamar
anmu lagi," gumam Rafael ser
beranjak dari duduknya. Langkahnya begitu angk
ini ia menuju ke arah kamarnya yang berada di lantai atas. Se
ihat dengan sangat jelas setiap langkah kakinya se
nsel di saku celananya terasa bergetar. Rafael l
mpang jelas di layar datar tersebut. Tak butuh w
salahan. Ia sangat tidak suka berbelit-belit
ke sarang si bajingan tengik itu. Apa Tua
i samping Rafael dan mengikuti segala t
n datang nanti memberikan sedikit pelaja
matikan oleh Rafael karena tak ada yang perlu dipertanyakan lagi. Ia sanga
nya yang sangat luas, wangi dan juga bersih. Raf
masuk ke dalam kamarnya itu. Bahkan Celine send
a Rafael tak mengikuti apa yang diinginkan oleh kedua orang tuanya
ke dalam tubuh Rafael. Akan tetapi ra
ini ia tak ada satu pun wanita yang dapat menarik perha
iri Rafael yang sudah lima tahun ini mati, namu
dirinya. Di tengah malam yang hanya dihiasi kegelapan saja, R
uh Rafael. Ia memejamkan kedua matanya secara bersam
kukan bersama dengan Arina di ruang kerjanya
ndadak begini besar. Bahkan aroma harum tubuh Arina masih da
l penting dan sangat langka di kepalanya. Ia malah sema
inya. Setelah itu ia meraih bathrobe yang tergantu
ngan perut sixpack yang terpampang jelas di depan mata. Dadanya terlal
empurna di tubuhnya yang luar biasa itu. Ia lantas keluar dari k
anggur merah yang tersedia di at
ebut, ia menuangkan air berwarna merah g
numan beralkohol tersebut masih dalam keadaan berdiri. Pikirannya te
gi, gadisku," gumam Rafael yang dengan
hatnya berjalan di dalam rumahnya. Semua pelayan telah tertidur pulas. Hanya p
r merah. Tepat di saat ia sudah berdiri tegak di depan pintu kamar gadis
erwarna kekuningan. Arina tidak akan bisa tid
sama sekali tidak luas itu. Hanya ada satu lemari kayu kecil dan
ekali tidak terkunci. Hal itu membuat
ng ranjang Arina, ia melihat gadis itu telah terlelap
us Arina di saat selimut yang menutu
da kemolekan tubuh gadis itu. Kini jakunnya te