an bunga merekah itu dengan sangat lemb
g sulit untuk diungkapkan. Tak pernah sa
iasi dengan Rafael. Akan tetapi pria itu malah semakin mengobrak-
kuat tenaga menahan teriakannya. Hal tersebut membuat Rafael s
k melanjutkan aksinya saat ini. Sontak saja hal tersebut membuat A
uan?" Arina terbata-bata saat mengatakannya. Napasnya terdengar
Rafael sama sekali tak mendengarkan celotehan Ar
a suaranya mendominasi sel
hnya. Ini kali pertama ia merasakan hal itu, Rafael terlihat m
lantas mengatur pergerakan seperti
ini, Tuan." Ocehan yang sangat terbata-bata keluar da
bawah kendalinya. Hanya dengan permainan kecil begitu saja,
ael sengaja mengatakan hal tersebut untuk meng
menyiksaku," ujar Arina yang telah dipenuhi dengan
s cantik itu, Rafael tersenyum. Bunga
ruangan kerja Rafael. Hal tidak waras yang Rafael lakukan malam
a siapa pun. Bahkan pada istrinya sendiri yang telah sah menj
pat!" seru Arina yang membuat Rafael
ka mengangkat kepalanya dan melihat waja
itu, tertuju pada wajah tampan Rafael yang memiliki rahan
embunuhku?" tanya Arina yang bernapas kembang-kempis den
afael yang membuat Arina tidak mengerti
sa tak nyaman dengan tubuhnya sendiri saat ini. Seperti ada sesuatu y
alis mata Rafael tertarik ke atas dan senyu
sud dari permainan Rafael saat ini. Hal itu sontak saja membuat Rafael m
nginkan," jawab Rafael dengan suara yang t
imana?" Arina terlihat s
ja tak dapat ia selesaikan. Dengan gerakan cepat, Rafael menar
Rafael menjeda ucapannya seraya mengangkat tangannya yang dipenuhi
a mata Rafael tertuju pada manic mata Arina. Gadis itu terlihat menggigit bibir bawahnya hingga ter
nyak waktu, jika kau
ataan Rafael seraya menutup kedua matanya untuk sesaat. Ia
orang tua satu-satunya yang ia miliki
ina. Ia sudah menduga bahwa gadis itu pasti akan
bagus," ujar Rafael sambil mengarahkan
ala. Alunan musik yang sangat merdu di telinga Rafael. Pria itu
wajib kau lihat," ujar Rafael seketika kembal
ikir rasional. Ia kembali menggeliat hebat dan me
tak pernah Arina rasakan sebelumnya. Begitu mendomina
yang terdengar tersengal-sengal merasakan do
uncaknya. Rafael seketika menambah tempo pergerakan tangannya. Hingga pada
ujar Arina dengan suara serak dan lemah. Saat ini Arina merasa seluruh tenaganya
alnya air hujan yang turun setelah
ya ke dalam mulutnya sendiri. Rasa asin, manis, wa
endaratkan di bunga mawar merah merona itu dan meny
tu nikmat hingga Arina tak dapat berpikir apa sebe
n lidahnya untuk membersihkan bibirnya dari
anggil Ar
ersenyum samar. Ia lantas menutup kembali kawah
engan sangat lembut. Terlihat pergelangan kedua tangan g
gatakan apa pun juga. Ia lantas melempar
ka membuat Arina bangun dari tidurnya walaupun masih merasak
makainya. Rasa malu kini merambat naik ke s
Sedangkan Rafael hanya kembali duduk sambil melipat kedua tangannya di
dan nyaman," ujar Rafael di saat Arina telah menyelesaikan aktivitasny
g, jangan sakiti ibuku," jawa
ruangan tersebut, terdengar suara ketukan pintu ya
at keras hingga membuat Rafael mendesah geram. Ia tah
dipersiapkan untuk masuk, wanita tersebut langsung memutar kenop pintu dan membukanya
aat melihat seorang gadis yang tenga
mbut hingga ujung kaki. Dahinya terlihat berkerut
nita tersebut seraya
arah Arina tanpa mau menjawab pertanyaan yang wanita ber
lanya yang sebenarnya sudah tertunduk sejak tadi sambil membaw
u masih dipenuhi dengan tanda tany
iku." Rafael menghembuskan napas berat sem
i rumah ini," jawab Rafael d
kerjamu?" Rafael hanya mengarahkan pand
nyakannya lagi. Ia bergerak meletakkan beberapa paper bag ya
ang-barangmu itu di sini!" bentak Rafael y
yang terdengar sangat keras sekali. Bahkan Arina yang masih berada di depan p