Kehidupan Arina seketika berubah, tepat setelah ia memasuki rumah majikan sang ibu. Kesakitan dan kesedihan yang ia rasakan, bercampur menjadi satu. Arina tak menyangka bahwa keinginannya untuk bisa melanjutkan pendidikan di universitas ternama di ibu kota Jakarta, malah membuat ia masuk ke dalam keluarga kaya raya tempat sang ibu bekerja sebagai seorang pelayan. Arina tidak pernah menduga bahwa kehadirannya di rumah besar itu malah membuat pemilik rumah tersebut tertarik kepadanya, padahal pria itu sudah memiliki seorang istri yang sangat cantik dan menawan. Sangat berbanding terbalik dengan penampilan Arina yang sangat sederhana. Akankah Arina bahagia? Bagaimana kisah selanjutnya? Ikuti terus cerita ini sampai selesai ya!
Arina melangkah dengan sangat perlahan sambil membawa nampan yang berisi secangkir kopi hitam dan sepiring makanan ringan. Jantungnya berdegup sangat kencang kala kedua kakinya telah berada tepat di depan sebuah pintu kokoh berwarna coklat tua.
Sejenak keraguan menyelimuti dirinya, bukan hanya itu saja, akan tetapi rasa takut dan gugup untuk mengetuk pintu ruangan tersebut, muncul begitu saja. Merambat melalui pembuluh darahnya hingga menyebar ke seluruh tubuhnya.
Akan tetapi Arina harus melakukan itu, perintah dari sang ibu membuat ia tak dapat membantahnya.
Dengan sangat hati-hati, Arina mengetuk daun pintu sebanyak tiga kali. Itu pun tak terlalu keras, ia takut malah akan mengganggu orang yang berada di dalamnya.
"Masuk!" Suara bariton seorang pria terdengar dari dalam ruangan tersebut.
Arina sejenak memasukkan kedua bibirnya ke dalam mulut sambil memutar kenop pintu hingga seketika terbuka lebar.
Arina melangkah masuk tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Kepalanya tertunduk dan perlahan menutup kembali pintu tersebut.
Arina masih berdiri di tempatnya, ruangan yang sangat luas dengan cat warna hitam dan sedikit warna merah menyala, menghiasi ruangan tersebut.
"Permisi, Tuan," ujar Arina sedikit gugup seraya menatap ke arah depan.
Seorang pria yang saat ini sedang duduk di sofa sambil memegang sebuah map berwarna hitam, seketika mengangkat wajahnya. Ia terdiam saat sepasang matanya beradu dengan manic mata sebiru lautan.
Terlihat kedua alisnya sedikit bergerak, pasalnya ia sama sekali belum pernah melihat gadis yang saat ini berdiri tepat di hadapannya.
Rok mekar sebatas lutut dan berpadu dengan kaos putih oblong, sangat sederhana. Akan tetapi tak dapat menutupi paras cantik Arina. Pria itu terdiam, matanya menatap sangat tajam. Meneliti setiap lekuk tubuh gadis itu yang tak bisa ia alihkan.
Rafael Benitez, pria pemilik bangunan megah dan sangat luar biasa berkuasa. Bahkan pagarnya saja begitu menjulang tinggi, hingga terlihat seperti sengaja mengisolasi diri dari bangunan lain yang berada di sekitar kediaman tersebut.
Arina seketika menundukkan kepalanya kala mata mereka bertemu. Ia tak mampu menahan lebih lama lagi tatapan tajam bak busur panah yang memiliki ujung runcing berbalut racun yang mematikan.
Rafael tak menjawab perkataan Arina, ia hanya diam sambil memperhatikan gerak-gerik gadis cantik di hadapannya itu. Bahkan saking cantiknya tanpa terpoles make up apapun di wajah berkulit putih itu, mampu membuat pikiran Rafael yang semula penuh dengan dunia pekerjaan, kini seketika hilang dan kosong.
Kini yang ada di dalam otaknya hanyalah wajah Arina seorang. Akan tetapi ia segera menggelengkan kepalanya untuk sesaat agar pikiran aneh yang tiba-tiba menyelinap masuk itu segera enyah dari dirinya.
"Maaf, Tuan. Aku mengantarkan minuman dan makanan Anda," ujar Arina sembari melangkah dengan langkah pelan dan sedikit bergetar.
Rafael masih tetap diam, akan tetapi sepasang bola matanya terus mengamati gerak-gerik Arina. Gadis itu terlihat bersimpuh di lantai saat akan meletakkan cangkir kopi dan juga cemilan untuk Rafael.
Setelah selesai, Arina lantas berdiri dan tetap berada di tempatnya sambil memegang nampan kosong yang menutupi perut ratanya.
Tatapannya tetap tertuju pada sepasang kakinya sendiri kala itu memakai sandal jepit murahan yang ia beli di warung desa tempat ia tinggal sebelumnya.
"Siapa kau?" tanya Rafael pada akhirnya mengeluarkan suara.
Suara berat namun sangat enak di dengar, membuat kepala Arina seperti tersiram air es. Terasa dingin hingga darahnya berdesir hebat untuk sesaat.
"Aku Arina, Tuan," jawab Arina dengan sangat lembut menyapu kuping telinga Rafael hingga pria itu memejamkan kedua matanya sesuatu yang tak kasat mata mulai menggoda dirinya.
"Aku belum pernah melihatmu sebelumnya? Apa kau pelayan baru di kediamanku ini?" tanya Rafael sambil menyandarkan punggungnya dan melempar begitu saja map hitam yang sebelumnya berada di tangannya.
"Aku baru datang dari kampung, Tuan. Ibuku bekerja di sini sangat lama." Arina mengatakan yang sebenarnya. Gadis muda yang tak pernah menginjakkan kaki di kota besar apa lagi di rumah yang sama persis seperti istana itu, merasa gugup dan kikuk.
"Siapa nama ibumu?" sangking banyaknya pelayan yang bekerja di rumahnya, Rafael tak mengingat dengan jelas nama-nama para pelayan itu. Hanya beberapa orang saja, itu pun yang memiliki jabatan di atas pelayan biasa.
"Nunik, Tuan. Tugasnya hanya menyiapkan makanan di rumah ini." Seketika Rafael ber oh ria saja. Ia sangat mengenal wanita paruh baya yang telah bekerja selama puluhan tahun di rumahnya.
"Lantas, kau ingin mengikuti jejak ibumu, begitu?" Arina menggelengkan kepalanya dengan cepat, hal itu membuat Rafael semakin merasa penasaran akan jawaban dari gadis yang sudah sangat menarik perhatiannya sejak pertama kali melihatnya.
"Aku ingin kuliah di kota ini, Tuan. Kebetulan ibu menyuruh aku untuk datang ke sini setelah memiliki biaya," jawab Arina tetap tak berani menatap wajah Rafael.
"Rupanya begitu," ujar Rafael sesaat terdiam dan Arina tak tahu harus berbuat apa saat ini. Ingin sekali ia berlari, akan tetapi ia tak mau kalau Rafael merasa tersinggung dan beranggapan bahwa pria itu tak dihargai.
Akan tetapi secara tiba-tiba, tangan Rafael meraih lengan kanan Arina hingga nampan yang sebelumnya ia pegang, jatuh begitu saja membentur lantai dengan sangat keras dan menimbulkan suara gaduh.
"Ahk...!!" teriak Arina karena terkejut akan kelakuan Rafael dan kini ia jatuh di atas pangkuan pria itu.
"Tu-tuan." Suara Arina terdengar terbata-bata. Jantungnya seketika berdegup kencang seakan ingin mendobrak dadanya dan keluar dari tempatnya.
"Kau terlalu lancang karena telah menarik perhatianku," ujar Rafael yang sama sekali tak dapat dimengerti oleh Arina.
"Maksud Tuan?" Arina sedikit mengelak kala jari besar Rafael mengelus lembut permukaan kulit dan menghirup aroma wangi yang menyebar sempurna.
Tampak terlihat Rafael memejamkan kedua matanya kala ia mendekatkan wajahnya di tangkai mawar merah.
"Tuan, tolong jangan seperti ini," ujar Arina yang sama sekali tak dapat melakukan apapun. Kedua tangannya saling bertautan dan meremas kuat sambil mengalami situasi aneh seperti itu.
"Kau sudah sangat lancang, aku harus memeriksa dirimu terlebih dahulu," jawab Rafael dengan suara yang terdengar begitu berat dan sangat lantang.
Tak banyak berpikir, Rafael langsung menjatuhkan mangsanya ke atas sofa. Buruannya telah tergeletak sempurna.
"Ah...!!" Rasa terkejut tak ada henti-hentinya Arina rasakan. Selama ini ia tak pernah sekalipun berdekatan dengan seorang pria. Teman-temannya hanyalah para gadis-gadis muda di kampung. Ia bahkan tak mengerti tentang pria mana pun.
"Tuan, kau mau apa?" Guratan kepanikan di wajah Arina terlihat begitu jelas. Akan tetapi Rafael malah tersenyum lebar.
Pria itu hanya menampilkan ketenangan dan raut wajah dingin serta datar seperti sebelumnya. Sehingga Arina tak tahu apa yang saat ini dipikirkan oleh Rafael.
"Tenanglah, aku harus mencari tau sesuatu terlebih dahulu," ujar Rafael yang langsung menyibakkan kelopak mawar dan melihat inti sari yang masih tetap tertutup rapat.
Permukaan lembut nan halus kelopak bunga, terasa di telapak tangan Rafael. Salah satu alis matanya tertarik ke atas saat segitiga piramid terlihat lebih membentuk sangat jelas di balik butir-butiran madu yang menggantung menunggu sang kumbang.
Rafael menarik tali pengikat yang berada di kanan dan kiri tangkai penutup mawar. Sontak saja Arina mengarahkan kedua tangannya ke bagian inti sari. Ia menutupinya sambil menggelengkan kepalanya agar Rafael tak melanjutkan apa yang pria itu ingin lakukan.
"Tuan, kumohon jangan." Suara Arina terdengar begitu lirih dan menatap penuh harap.
Akan tetapi Rafael malah membuka dasi yang masih terpasang apik di kerah bajunya dan dengan cepat mengikat kedua tangan Arina serta mengarahkannya ke atas.
Bukan hanya itu saja, Rafael juga mengikat ujung dasi tersebut pada kaki meja tempat lampu duduk yang berada di samping sofa itu berada dengan sangat kuat. Hingga Arina tak dapat menghalangi keinginan untuk melihat mawar merah langkah yang selama ini tumbuh di pedalaman hutan.
"Diam, atau aku akan berbuat kasar!" seru Rafael yang mencoba untuk mengancam Arina.
Rafael lantas kembali melancarkan aksinya. Kini penghalang berhasil terlepas sempurna. Ia melempar ke sembarang tempat sebelum ia melihat bunga mawar merah merona terpampang nyata tanpa celah.
"Tuan, tolong jangan seperti ini. Aku sangat malu sekarang," ujar Arina dengan jujur.
Rafael tersenyum kecil, ia lantas menatap wajah Arina yang sudah terlihat seperti buah tomat. Ia terdiam sesaat, Arina sangat cantik saat ini.
"Apa kau pernah melakukannya dengan orang lain?" tanya Rafael sebelum kembali beraksi.
Arina menggelengkan kepalanya dengan sangat cepat. Jangankan melakukan hal-hal aneh, ia bahkan tak pernah berpacaran di usianya yang sudah hampir dua puluh tahunan ini.
"Aku tidak pernah dekat dengan pria mana pun, Tuan." Entah mengapa jawaban Arina membuat Rafael merasa sangat senang. Ada kebahagiaan yang tiba-tiba datang menyelinap masuk tanpa diundang.
"Kalau begitu aku adalah orang pertama yang melihatnya." Arina menganggukan kepalanya yang terasa kaku sekali.
"Tapi ini salah, Tuan. Aku takut, tolong jangan lakukan hal yang aneh," ujar Arina tetap memohon agar Rafael melepaskannya. Ia juga sudah berusaha melepaskan ikatan dasi di kedua tangannya, akan tetapi terasa sangat erat hingga ia tak mampu untuk bergerak lagi.
"Tenang saja, tidak akan ada yang perlu ditakutkan. Kau akan aku bawa terbang melayang ke langit dengan menaiki capung udara berwarna-warni," jawab Rafael terlihat senyuman miring di wajahnya yang sangat tampan.
Sebesar apapun Arina mencoba untuk melawan Rafael, akan tetapi ia tetap kalah oleh semua tindakan dan tingkah laku Rafael.
Rafael tak butuh waktu lama untuk berpikir, ia langsung membuka kawah putih lebar-lebar dengan sekuat tenaga. Bahkan ia menghalau semua rintangan, agar dapat mengerahkan tenaga dalam.
Seketika bunga mawar merah merekah terlihat jelas di depan mata Rafael di bawah sorot bohlam lampu ruangannya yang begitu terang.
Aroma khas yang menguar dari dalam bunga mawar merah itu, tercium oleh indra penciuman Rafael. Pria itu memejamkan sejenak kedua matanya, jakunnya terlihat naik turun menelan ludahnya sendiri.
Tepat di saat Rafael membuka matanya, Arina melihat kabut hitam di kedua mata pria itu. Rasa takut tak dapat dihilangkan dari dalam diri Arina. Ia merasa malam ini ia akan habis di terkam dan dilalap oleh hewan buas yang sudah siap sedia.
"Aku sangat menyukai aroma ini, sangat berbeda dan sangat luar biasa langkanya," ujar Rafael sambil tersenyum kecil penuh arti. Arina hanya diam dan menegang di tempatnya, ia tak tahu lagi apa yang selanjutnya akan Rafael lakukan pada kelangsungan hidupnya.
Adelia Jalwa Bagaskara harus merasa kepahitan dengan menjadi istri yang terabaikan oleh Bagas Radithya Wijaya. Bertahan dalam ketidakadilan dan rasa sakit selama lima tahun lamanya karena bujukan saudara tirinya Rosella Agustina Maheswari. Ketika Adelia tahu, semua sudah terlambat. Keluarga Bagaskara telah hancur sepenuhnya tanpa ada yang tersisa. Rosella membuatnya harus merenggang nyawa dalam kepedihan yang teramat sangat. Dalam kebencian Adelia terlahir kembali ke enam tahun sebelum ia mati, guna membalas dendam pada kedua wanita yang membuatnya menderita. Mampukah Adelia membalas perbuatan Rosella di kehidupan yang baru?
Tama Purnomo. Pria berbadan tinggi, berkulit putih dan hidung bengir, berusia 30 tahun dan berprofesi sebagai guru olahraga di sebuah menengah atas dan sudah mempunyai seorang istri atas perjodohan dari orang tuanya. Istrinya bernama Sonya yang bekerja di sekolah yang sama dengan suaminya. Beberapa bulan belakangan ini, Tama selalu memperhatikan seorang murid perempuan yang selalu membuatnya sakit di bagian bawahnya. Ia selalu menginginkan gadis itu menjadi miliknya dengan cara apapun. Aulia Atmoko. Gadis yatim piatu berparas cantik. Di usia yang baru berusia 17 tahun, ia harus bekerja paruh waktu di toko buku untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Aulia juga diam-diam sangat menyukai guru olahraganya yang bernama Tama Purnomo. Apapun Aulia akan lakukan untuk menggapai cita-citanya dan mendapatkan keinginannya, termasuk menjadi istri simpanan seseorang. Yuk kepoin kisahnya di sini!!
Lia pikir masa lalunya yang suram sudah berlalu. Setelah sekian tahun harusnya dia sudah move on dan melupakan kenangan pahit itu, lalu melanjutkan hidupnya dengan bahagia. Namun siapa yang menyangka, kalau takdir malah mempertemukannya dengan Davin Geraldo. Sosok mantan suami yang pernah menyakiti dan melukainya di masa lalu, dengan status mereka yang sekarang adalah bos dan sekretarisnya. Lia karena hal itu tentu saja tanpa pikir panjang segera mengundurkan diri dari pekerjaannya. Akan tetapi Davin justru menahannya dengan denda pengunduran diri yang nominalnya tak main-main dan Lia tak mampu membayarnya. “Tolong jangan seperti ini?” “Lalu seeperti apa, Lia. Membiarkanmu semena-mena setelah menghancurkan hidupku dan sekarang mau merusak citra perusahaanku?!” Lalu bagaimana selanjutnya, jangan lewatkan kelengkapan ceritanya hanya di BOSKU ADALAH MANTAN SUAMIKU.
Axel Biantara Wijaya, pria tampan yang sukses menduduki posisi sebagai CEO PT. Wijaya Karya Reality. Salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang property yang memfokuskan bisnisnya di pengembangan property dan reality termasuk layanan konsultasi dan kontruksi. Axel digadang-gadang sebagai pria tertampan di Indonesia yang memiliki tubuh atletis serta wajah blasteran idola kaum hawa. Axel sangat terkenal, melebihi aktor papan atas sekalipun. Setiap hari selalu ada saja berita ekslusif terkait dirinya. Bukan hanya terkenal karena kesuksesannya di bidang bisnis tetapi dia juga dengan skandal-skandal dengan berbagai artis dan model baik di Indonesia maupun luar negeri. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Aulia Putri. Wanita cantik pintar dan mandiri. Aulia berasal dari keluarga yang sederhana sehingga dia sudah biasa hidup mandiri. Dari kuliah sampai kerja dia sudah mampu membiayai hidupnya sendiri, dengan upaya yang sangat luar biasa. Setelah bertemu Aulia ada hal yang terasa berubah di hidup Axe. Apakah itu cinta? Apakah Axel bisa berubah?l
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Setelah tiga tahun menikah, Becky akhirnya bercerai dengan suaminya, Rory Arsenio. Pria itu tidak pernah mencintainya. Dia mencintai wanita lain dan wanita itu adalah kakak iparnya, Berline. Suatu hari, sebuah kecelakaan terjadi dan Becky dituduh bertanggung jawab atas keguguran Berline. Seluruh keluarga Arsenio menolak untuk mendengarkan penjelasannya, dan mengutuknya sebagai wanita yang kejam dan jahat hati. Rory bahkan memaksanya untuk membuat pilihan: berlutut di depan Berline untuk meminta maaf, atau menceraikannya. Yang mengejutkan semua orang, Becky memilih yang terakhir. Setelah perceraian itu, Keluarga Arsenio baru mengetahui bahwa wanita yang mereka anggap kejam dan materialistis itu sebenarnya adalah pewaris keluarga super kaya. Rory juga menyadari bahwa mantan istrinya sebenarnya menawan, cantik, dan percaya diri dan dia jatuh cinta padanya. Tapi semuanya sudah terlambat, mantan istrinya tidak mencintainya lagi .... Namun, Rory tidak menyerah dan tetap berusaha memenangkan hati Becky. Apakah Becky akan goyah dan kembali ke sisinya? Atau akankah pria lain masuk ke dalam hatinya?
Warning 21+ mengandung konten dewasa, harap bijak dalam memilih bacaan. Winda Anita Sari merupakan istri dari Andre Wijaya. Ia harus rela tinggal dengan orang tua suaminya akibat sang ibu mertua mengalami stroke, ia harus pindah setelah dua tahun pernikahannya dengan Andre. Tinggal dengan ayah suaminya yang bersikap aneh, dan suatu ketika Anita tau bahwa ayah mertuanya yang bernama Wijaya itu adalah orang yang mengidap hiperseks. Adik iparnya Lola juga menjadi korban pelecehan oleh ayahnya sendiri, dikala sang ibu tak berdaya dan tak bisa melindungi putrinya. Anita selalu merasa was-was karna sang ayah mertua selalu menatapnya dengan tatapan penuh nafsu bahkan tak jarang Wijaya sering masuk ke kamarnya saat ia sedang tidur. Akankah Anita mampu bertahan tinggal bersama Ayah mertuanya yang hiperseks? Atau malah menjadi salah satu korban dari ayah mertuanya sendiri?
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Irfan pernah berkata Amira tak akan berarti tanpa dirinya. Kini, kenyataan justru berbalik-Amira bersinar di puncak kesuksesan, sementara Irfan hanya bisa menatap penuh penyesalan. Ironisnya, pria yang pernah meremehkannya itu kini datang membawa sejuta rayuan. Apakah Amira cukup bodoh untuk menyerahkan hatinya lagi? Atau dia akan membiarkan mantan suaminya terus tenggelam dalam penyesalan? Ikuti kisah penuh emosi dan kebangkitan Amira dalam Bersinar Setelah Menjanda.
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.