gelap. Pasangan pendaki gunung itu mulai panik.
asihat mereka, Zal!" Suara
eakan tidak mendengar teriakan
berjalan dengan cepat, membuat Mia tertinggal j
mendaki. Mia keheranan, bagaimana mungkin Rizal
ping Mia. Mia melonjak kaget, tetapi karena terdorong rasa marah pada Rizal, Mia se
*
berbicara dengan mereka berdua, dan tentu saja dalam sekejap rumah Dahlia ramai oleh dua balita yan
dan ustadz Firman. Tetapi saya baru ingat hal itu sekarang, saya benar-benar lupa. Saya mohon ba
a dia seperti pernah melihat buku itu entah di mana. Ilyasa ju
dz mendapatkan buku ini?
ahlia nampak berpikir sekaligus merasa sedih
saya dan Ustadz Ilyas akan segera menemui Ustadz Bamban
air mata itu tidak bisa ditahann
tahu dari mana buku itu berasal, setahu saya b
*
embuskan na
a tujuh puluh delapan tahun, kalau begitu kurang lebih dia masih memiliki delapan tahun lagi untuk melihat cucu-cucu
, dia sempat terpesona pada Annisa, lagipula siapa yang tidak terpesona dengan wanita secantik Annisa? Tetapi bukan itu yang dipikirkan Firman waktu itu, yang dipikirkan Firman adalah dia sudah sangat terlambat untuk menikah, teman-
, bagaimana tidak? Dia membayangkan betapa repotnya Bambang memiliki dua asisten seperti mereka. Yang satu meletup-letup seperti lava, yang lainnya te
an bahwa ada tamu untuknya. Tamu? Pastilah Bambang,
menyapa dan berbasa basi sebentar. Ah, Firman sekarang mengenali dua ustadz lainnya, satu anak dar
menemui Firman di pesantren ruqyah Tintrim
dz Setiyadi?" tan
a te
ata Bu Dahlia buku ini sudah lama ada di meja al
ng dan Hafidz adalah peruqyah, tetapi dia belum pe
ku apa, Ust?" tanya
enyum dan
. Buku tentang ilm
lahnya adalah kenapa buku ini ada di meja Setiyadi dalam waktu yang lama? Apa
nama pemilik buku itu membuat
*