Zeus. Kalau sampai besok pagi baju pengantin ini masih di sini, bisa-bisa ak
menatap jam dinding. "Sudah pukul sepuluh malam. M
rtwheel. Wanita cantik dengan tinggi seratus enam puluh sentimeter itu memiliki rambut hitam yang panjang, lesung di ba
hendak berbalik keluar, tiba-tiba tubuhnya didorong dengan kasar. I
ekik Helio
matanya. Kemudian, ia langsung beranjak bangun, "Ma-maaf, Tuan. Sa-saya tidak bermaksud untuk masuk ke kamar Tuan tanpa izin. Sa-saya ha-hany
menatap Zeus. Apalagi ia tahu betul seperti apa sosok anak majikannya i
ri untuk mengangkat kepalanya. Namun, ia dikejutkan dengan gerakan tangan pria itu yang sedang melepas jasny
lakukan?" tanya Helios terbata. Tu
u hendak keluar. "Maaf, Tuan. Saya mau permisi keluar karena baju pengantinnya sudah saya antar." Namun baru melangkah
Zeus lakukan?" tan
m sempat berdiri, Zeus sudah kembali mendorongnya
ni, Tuan, saya mo
at Zeus sedang melepas kancing terakhir kemejanya. Kemu
at tidur. Ia menarik paksa tangan Helios dan langsung mengungkung tubuh wanita itu sambil melucuti pak
n lakukan ini pada saya, Tu
bak menganak sungai. Namun sayangnya, hal itu tidak membuat Zeus merasa kasihan. Pria itu semakin giat menggerilya menikmati
n Helios. Tangan wanita itu bergerak ke sana kemari dengan kuku panjang yang menyapu kulit tubuh atletis pria itu. Bahkan bahunya p
dak bisa merasakannya. Yang Zeus rasakan saat ini hanya nikmatnya surga dunia. Surga ya
tubuhnya. Ia hanya berbaring membiarkan Zeus bergerak sesukanya di atas tubuhnya. Dengan bulir
dengar teriakanku? Apa memang harus seper
besar itu hanya tersisa Helios, beberapa asisten rumah tangga, dan penjaga keamanan. Namun entah menga
erburu-buru. Suara sepatu pantofel yang diadu dengan lantai marmer itu semakin
ta tolong sambil menatap ke arah pintu. "To-tolo
nya dan membungkam bibir Helios dengan bibirnya. Tubuhnya
n pintu terbuka lebar. Terpampanglah dua sosok paruh baya den
n, Nyo-nya," lirih H
menumpahkan cairan hangat ke rahim H
kukan, Zeus?" ta
ng berada di atas tubuh asisten rumah tangganya. Terlebih dengan istrinya, Diana. Wanita itu menutup mulutnya
istrinya terhuyung. Pria itu lekas m
y? Bagaimana bisa dia melakukannya di saat ke esokan harinya akan me
g sekarang Mama tenang dulu," balas Asilas menenan
i, P
akan menyelesaikan masalah ini sama
gkan Helios, wanita itu lekas menyembunyikan tubuh polosnya dengan
ya dan sang putra sama sekali tidak menghiraukannya. "Mama tunggu
Diana khawatir. Namun sayangnya, sa
bil membawa seember penuh air dingin. "Bangun, Zeus!" te
uduk dengan terkejut. Raut wajahnya memerah da
a sekali tidak melihat kondisi tubuh polosnya. Ia juga sam