an ini padaku!" Kakinya digerak-gerakkan dan tang
muran darah seakan tidak sebanding dengan luka hati dan rasa takutnya. Sementara Zeus, pria itu semakin bersemangat mengg
mbuatmu hidup segan mati
mau disalahkan. Ia justru melimpahkan semua kesalahan pada Helios yang jelas-jelas statusnya di sana seba
hat memejamkan matanya, "Buka matamu, bodoh! Atau kau mau merasakan ika
ia juga menikmati tubuh Helios. Bukan tatapan jijik yang pria itu tunjukkan, tetapi tatapan senang. Tatapan senang itu jelas bisa diartikan bahwa ia meni
setelah beberapa saat yang lalu meny
ap Helios sekilas. Sudut bibirnya naik sebelah dan membatin, "Apa yang terjadi saat ini bukan apa-apa. Aku
an tiba-tiba ia menangis sesenggukan sambil menyusutkan tubuhnya. Ia membekap mulutnya agar suara tangi
kemudian, ia beranjak bangun dan berjalan tertatih-tatih menuju kamar mandi.
mengulurkan tangannya ke belakang dan berusaha menyentuh lukan
harus di punggung yang tidak bisa ia jangkau. Kalau sudah seperti
ke rumah sakit." Wanita itu menggeleng cepat karena t
tetapi ia tetap harus membersihkan tubuhnya. Setelah itu, ia bergegas keluar dan memakai b
*
ar lagi waktu makan malam tiba dan ia harus memasak. Ia turun ke bawah menuju da
h ini masih kosong," lirih Heli
na. Hanya persediaan makanan saja yang t
a? Tapi aku tidak tahu daerah
t, tetapi ia justru dikejutkan dengan kedatangan Zeus yang tiba-tiba. Pria itu berlarian ke arah pintu
tapi ia sama sekali tidak peduli. Meletakkan dua bungkus
os. Ia tahu wanita itu sudah sangat kelaparan dan ia ingin mengganggunya
masih hangat dan terlihat sangat enak itu membuat air liurnya
kali." Zeus menutup kem
u mengangkat dua bungkus pizza dan botol minuman berso
a beberapa kali melihat pizza yang begitu menggugah selera, "Ya, minta satu potong saja. A
menahannya lagi dan hendak meminta satu potong. Namun, baru saja membuka mulut dan belum semp
rsenyum sinis menatap Helios. Ia merasa sangat bangga telah membuat wanita it
alah?" tanya Zeus sambi
tempat sampah. "Kenapa pizza-nya dibuang, Tuan?" tanya Helios sambil berjongk
Pria itu balik berta
akan. Tapi kenapa malah dibuang 'kan sayang," bala
izza itu masih bersih karena masih di dalam bungkusnya dan tempat sampah itu masih dalam
aripada kau yang makan." Zeus melipat kedua t
iba dengan susah payah. Hanya karena tidak sudi membag
ng. "Dasar menjijikkan!" Pria itu beranjak pergi meninggal
zza itu ke dalam tempat sampah. Kemudian, ia keluar area dapur dan berjalan menaiki anak tangga menuju lantai dua. Ia masuk ke dalam kamarnya dan meraih dompet di tas s
ng aku mau jalan-jalan sambil membeli makanan,
ingin menikmati mie instan. Namun sayangnya, meski ia sudah berjalan lebih dari lima belas menit, ia
Manik mata wanita itu berbinar melihat banyaknya makanan enak berjejer rapi di depan sana, "Oke. Hari ini be
at di depan penjual bebek goreng. Ia bergegas memesan dan meninggalkannya
nanti dan membeli kalian semua," kata Helios sambi
n menikmati bebek goreng yang membuat perutnya semakin keronc
Helios sambil mel
di depan tubuhnya. Tatapan matanya tajam bak busur panah yang siap diluncurkan ke jantung H