ang Se
a
a
atap punggung Ajay yang berada di hadapannya dengan tatapan bingung. Semenja
panjang, ia cukup bingun
amun, pemuda itu tidak bergeming
gadis itu lihat bahwa suaminya itu enggan menatap dirinya. Fatimah m
dengan frustasi, ia merasa tidak nya
ngkahnya kembali terhenti saat Fatimah memegang tangan kirinya dengan erat.
u
dekat ke arah istrinya itu. Fatimah me
dan air matanya yang kini berjatuhan, "Seharusnya aku yang nanya!
air mata istrinya itu dengan lembut. Pemuda itu memeluk Fa
ay kepada istrinya itu, pe
menatap gadis itu, "Kamu mau ta
an kakinya dengan santai. Gadis itu nampak berfikir keras deng
ucap Fatimah pelan dan
jut Fatimah de
mm
ah sembari menggoyang-goyangkan tangan pemuda itu. Ajay
u
atimah keras hingga mem
u itu istriku yang ber
*
tak
yang tengah memotong-motong sayuran pun terhenti. Gadis
tanya gadis
k kamu belanja di i
pi Bu sa
njutin," potong ibu mertuanya semba
lu, Assalamu'alaikum," pamit F
pan. Hati-hati yaaa," kata Ibu mertuanya
di motornya dengan santai. Pemuda itu sejenak
an-jalan, mau
an sedikit khawatir. Ajay menggelengkan kepalanya, "Aku pun
a berjalan-jalan bersama suaminya itu. Sebelumnya, keduanya merasa takut jika nanti ada teman atau pun guru yan
i sebuah Indo*aret. Fatimah dengan perlahan turun dar
kepalanya, "Aku n
ke
tanya sejenak menatap kertas yang berisi barang-barang yang dipinta mertuanya. Setelah mendap
itu. Fatimah berbalik dan mendapati Ajay ya
kembali fokus memilah bara
nya. Fatimah mendelikkan matanya kepada su
. Pegawai yang bertugas pun mulai menghitung juml
ata pegawai tersebut
an memberikannya kepada pegawa
a sembari memperhatikan Fatimah yang tengah mengenakan helm-nya dalam diam. Set
kendaraannya dengan kecepatan sedang. Dapat Fatimah li
mudian, kendaraan
ap sekelilingnya, sejenak ia merasa tak
ngalir ke bawah. Lalu berbagai jenis bunga hias yang begitu
um tipis. Pemuda itu mengenggam pelan tangan is
y. Fatimah mengan
membuat Fatimah menatapnya
jadi orang yang paling beruntung di dunia karena aku bisa n
senyuman yang begitu manis. Fatimah mematung
hadapi, kita bisa selalu bersama sel
asa tidak percaya Ajay mengatakan hal itu padanya. Ajay nampak kebing
ini terbalas," mendengar ucapan Fatimah
i, k
Saat pertama kali aku lihat kamu,
hbac
tim
itu menoleh dan mendapati
mah dengan bingung.
syah dengan watadosnya. Fatimah memandang g
i, ayo..." ajak Fatimah dan
kan diri di temp
a kalian ada yang ingin mengaji di depan?" tanya Osis
n hendak beranjak, namun seorang pemuda lebih dahulu beranjak dan berjalan ke depan
apan bertemu dengan tatapan pemuda itu. Fatimah memalingkan wajahnya, t
itu kembali menatap Ajay yang sudah memulai pengajian. Senyum
hbac
ambu