k,
dengan wajah serius menggambar sesuatu. Pemuda itu sama sekali belum men
mendekat ke arah Ajay dan mengi
a. Ajay pun berjengit kaget kala gadis it
ranjang. Fatimah menatap Ajay dan kemudian tatap
da mukanya?" tanya Fatimah me
jahnya sama sekali belum di gambar sehingga membuat Fatimah penasaran siap
a ini," kata Ajay, Fatimah mencebik bibirnya kesa
itu memejamkan matanya, "Aku capek. Lagian juga k
u
n meringis saat sebuah bantal terlempar
ngsung memalingkan wajahnya, "K
ecara hukum dan agama," balas Ajay dengan tengkur
tu dengan sinis, "Suka-suk
ku tem
SUM
nit Ke
a
a
dekati Ajay secara perlahan dan menatap wajah pemuda itu dengan seksama. Lalu matanya menangkap sebuah ker
gumam Fatimah pelan, gadis itu pun kembali meleta
ep
Fatimah dengan perlahan mendudukan dirinya di samping pemuda itu. Gadis itu tersenyum tipis s
kini terkejut. Gadis itu hendak menjauh namun Ajay menah
rasa gugup yang melanda. Ajay meletakkan kepalany
permintaan pemuda itu dan mulai mengelus surai Ajay perlahan. Ajay
mbuat Fatimah tersentak. Gadis itu berdehem pelan dan
ap Fatimah dengan pelan, "Fatimah, apa pun yang terjadi kamu tetaplah istriku. Kalo kamu cemburu tinggal bilang aja sama aku, atau kamu me
yentuh hati. Gadis itu perlahan mengeluarkan senyumnya ya
Ayo jalani semuan
!" seru Fatimah dan buru-buru menga
a?" bingu
ok dua orang, tapi yang pasti aku mau minta bantuan kamu dong hehe," jela
aja satu kelompok?" tawar
karena dia nikah, jadi mungkin besok baru di umumin siapa kelompok kita," jelas Fatimah denga
ungkin!" sang
kan Ha
rakhir Ajay
in
apnya dengan senyuman mengejek. Fatimah menatap Ibu Desi yang tengah sibuk denga
u. Pemuda itu terkekeh saat serangan gadis itu meleset. Ia pun mengambil
ak
an bahasa isyarat ia meminta Ajay untuk mengembalikan pena-nya. Ajay hanya berpura-pura sembari
orang pemuda yang duduk di
sta Fatimah dengan kikuk, gadis itu
ya pemuda dengan nama L
timah lagi. Gadis itu tidak ingin jika Leo mengetahui bahwa dia dan A
ake aja," kata Leo sembari memberikan
ter
ikan pena kepada Fatimah dan kembali duduk di tempatnya se
anggung Fatimah dan dengan terburu-buru membal
atapnya juga. Tetapi, yang berbeda dari tatapan pemuda itu
ek
rasakan aura Ajay yang tidak seperti biasanya. Gadis itu pun mencoba
an sesuai dengan kelompok yang sudah ibu tentukan. Ibu akhiri pelajaran kita hari ini, W
ambu