/0/20321/coverbig.jpg?v=ed3fb17a24e381e949c987b0b912dfc7)
Joelle mengira dia bisa mengubah hati Adrian setelah tiga tahun menikah, tetapi dia terlambat menyadari bahwa hati itu sudah menjadi milik wanita lain. "Beri aku seorang bayi, dan aku akan membebaskanmu." Pada hari Joelle melahirkan, Adrian bepergian dengan wanita simpanannya dengan jet pribadi. "Aku tidak peduli siapa yang kamu cintai. Utangku sudah terbayar. Mulai sekarang, kita tidak ada hubungannya satu sama lain." Tidak lama setelah Joelle pergi, Adrian mendapati dirinya berlutut memohon. "Tolong, kembalilah padaku."
Joelle Watson meneliti feed Twitter milik Rebecca Lloyd dan mempelajari setiap video dengan saksama.
"Apa kalian melihatnya? Dia sengaja menyimpan potongan semangka yang paling manis untukku."
"Ketika pulang larut malam, dia tidak pernah lupa membawakan hadiah kecil."
"Coba lihat ini ... kejutan! Dia meminta pastor untuk memberkati rosario ini."
Di dalam video, Rebecca memancarkan aura lembut dan rapuh dalam gaun putihnya yang terlihat sederhana. Wajahnya tidak terlalu cantik, tapi dia tampak polos dan senyumnya sangat menawan.
Joelle mengamati layar seperti seorang mata-mata yang ingin melihat wajah pacar Rebecca.
Kisah Rebecca yang sangat bahagia dan potongan-potongan kehidupan santai wanita itu bersama kekasihnya membuat Joelle merasa sedih.
Dia menyadari bahwa pada hari-hari penting seperti malam Natal, hari Valentine, dan bahkan ulang tahunnya sendiri, Rebecca menghabiskan waktu bersama Adrian Miller, pria yang telah menjadi suaminya selama tiga tahun terakhir, tapi jarang pulang ke rumah.
Nama pengguna pada akun tersebut adalah "Countdown To Death". Akun itu merupakan satu-satunya akun yang diikuti Joelle.
Ketika dia hendak merenungkan nama yang tidak menyenangkan itu, pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka.
Di dalam ruangan yang remang-remang, Adrian berjalan mendekati Joelle. Bahunya tampak lebar dan handuk putih melilit pinggangnya yang ramping. Butiran air menetes dari rambutnya.
Meski pencahayaan ruangan agak redup, wajah pria itu terlihat sangat tampan.
Joelle secara naluriah mematikan ponsel dan menatap wajah Adrian sambil tenggelam dalam pikirannya. Dia tidak dapat mengingat kapan terakhir kali melihat suaminya.
Malam ini, Adrian datang menemui Joelle bukan karena pilihannya sendiri.
Nenek Adrian yang bernama Irene sedang sakit dan menginginkan seorang cicit, sehingga pria itu terpaksa datang. Jika Irene tidak memberi perintah, mungkin Adrian tidak akan pernah pulang ke rumah.
Selama tiga tahun pernikahan mereka, Adrian jarang pulang ke rumah dan dia menghabiskan sebagian besar waktunya di Vila Oak.
Semua orang mengetahui bahwa dia tidak mencintai Joelle.
Wanita itu merasa terjebak dalam pernikahan ini dan mengetahui bahwa Adrian tidak pernah mencintainya.
"Aku akan memberimu satu kesempatan. Biarkan takdir yang menentukan apa kamu hamil atau tidak," ucap Adrian dengan suaranya yang berat.
'Apa maksud perkataannya?'
Sebelum Joelle dapat berpikir lebih jauh, Adrian mencengkeram pergelangan kaki Joelle dan menariknya mendekat sehingga tubuh pria itu menjulang di atas tubuh mungilnya.
Tiba-tiba Adrian menyingkirkan handuk yang melingkari pinggangnya dan membuka kedua kaki gadis itu menggunakan lututnya.
Suara kain robek memenuhi ruangan.
Dia dengan mudah merobek gaun Joelle, tubuh telanjangnya terekspos dengan cara yang sangat merendahkan martabat.
Wajah Joelle berubah menjadi pucat saat menghadapi perlakuan kejam Adrian dan tubuhnya seolah membeku karena ketakutan.
"Adrian! Berhenti, aku tidak menginginkannya ...."
Joelle tidak dapat melanjutkan perkataannya karena dia sibuk meronta. Meski sangat mencintai Adrian, dia tidak ingin berhubungan intim dengan pria yang membuatnya ketakutan dan merasa dipermalukan.
Senyum sinis menghiasi wajah tampan Adrian. "Pada waktu itu, kamu berani membiusku, seharusnya kamu menyadari bahwa hari ini akan datang. Jangan berteriak, tahan rasa sakit itu."
Mata Joelle berkaca-kaca ketika mendengar perkataan kasar tersebut dan bulu matanya bergerak seperti sayap kupu-kupu yang terluka. Dia mendongak untuk menatap wajah tegas Adrian dan suaranya agak bergetar. "Waktu itu aku mabuk, aku sama sekali tidak bermaksud untuk ... ahh!"
Protesnya disela oleh teriakan tajam. Dia mencengkeram seprai dengan erat dan wajahnya terlihat sangat ketakutan.
Adrian menjepit pergelangan tangan Joelle di atas kepalanya, raut wajah pria itu tampak kosong saat menindih istrinya.
Dia bergerak secara tiba-tiba, lalu dorongan kasar dan dalam membuat Joelle meringis kesakitan.
Rasa sakit yang tidak tertahankan menguasai Joelle dan dia perlahan-lahan berhenti meronta karena merasa putus asa. Dia berbaring di atas ranjang dan berpikir lebih baik mati daripada dipermalukan oleh pria yang sangat dia cintai.
Setelah memuaskan hasratnya, Adrian bangkit sambil terengah-engah. Dia mengambil handuk dari lantai dan melilitkan handuk tersebut ke pinggangnya. "Sepertinya kamu sudah belajar banyak, bersikap jual mahal lebih menarik daripada berbaring seperti ikan mati," kata Adrian dengan suara penuh kebencian.
Setelah mandi, dia pergi tanpa menoleh ke belakang, seolah sudah tidak sabar ingin meninggalkan rumah itu.
Adrian selalu mandi sebelum dan sesudah mereka berhubungan intim, sehingga membuat Joelle merasa dirinya kotor.
Joelle berusaha keras untuk memahami perannya dalam kehidupan Adrian. 'Apa dia menganggapku sebagai mainannya? Apa dia menganggapku sebagai pion untuk memenuhi harapan keluarganya dengan melahirkan seorang ahli waris?'
Jendela kamar terbuka lebar, sehingga angin yang menusuk tulang menerpa Joelle.
Joelle gemetar, lalu menarik selimut lebih erat untuk menutupi tubuhnya.
Bukan hanya udara dingin yang membuat tubuh Joelle gemetar. Hatinya seolah terkoyak dan angin dingin dari luar menerpa hatinya yang terluka.
Pria yang dia cintai selama hampir 8 tahun, sekarang berubah menjadi orang asing.
Tiga tahun sebelumnya, Joelle terlalu banyak minum alkohol ketika menghadiri pesta mewah yang diselenggarakan oleh Keluarga Miller. Ketika terbangun, dia mendapati dirinya telanjang di atas tempat tidur bersama Adrian.
Sebelum Joelle mendapat kesempatan untuk mencerna apa yang sedang terjadi, kakaknya dan beberapa anggota Keluarga Miller telah menyerbu ke dalam kamar.
Pada waktu itu, nasi telah menjadi bubur. Nenek Adrian segera mengambil alih kendali dan mengatur pernikahan mereka.
Selama ini, Adrian yakin bahwa Joelle telah menggunakan obat bius untuk menjebaknya.
Meski Joelle mengetahui bahwa Adrian berpikir dia sengaja membiusnya, dia bingung dengan sikap permusuhan yang ditunjukkan Adrian padanya. Bukankah mereka berdua tumbuh bersama?
Namun, sekarang dia mengerti. Di mata Adrian, dia hanyalah wanita jahat yang merusak hubungannya dengan Rebecca.
Dia sering sekali merenungkan sikap Adrian yang lemah lembut dan penuh perhatian dalam video-video Rebecca. Tiba-tiba, dia menyadari bahwa Adrian tidak mungkin menunjukkan perhatian yang sama padanya.
Joelle tidak yakin berapa lama dia berbaring sambil menatap kosong ke arah langit-langit, sebelum menyingkirkan selimutnya perlahan, lalu turun dari tempat tidur dan menyeret tubuhnya yang sakit ke kamar mandi.
Ketika berdiri di bawah pancuran, dia menggigil saat air dingin membasahi tubuhnya.
Joelle menatap bayangan dirinya di cermin, lalu menyadari bahwa wajahnya terlihat pucat dan tubuhnya penuh memar.
Akhirnya, Joelle tidak dapat menahan air matanya dan menangis tersedu-sedu.
Malam itu, tidurnya tidak nyenyak dan terganggu.
Selama beberapa jam berikutnya, dia bermimpi tentang hari-hari ketika hubungannya dengan Adrian sangat baik.
Karena tidurnya gelisah, Joelle bangun lebih pagi dari biasanya.
Setelah selesai mandi, dia mengenakan pakaian santai dan berjalan turun ke lantai bawah.
Leah Jenkins memperhatikan Joelle turun dan segera menyiapkan sarapan di meja. Wanita paruh baya ini sudah lama bekerja untuk Keluarga Miller, sehingga mengetahui preferensi makanan Joelle.
Joelle duduk di kursi, lalu menikmati sarapan dengan perlahan.
"Nyonya, kenapa Anda tidak meminta Tuan Adrian untuk menginap tadi malam? Dia jarang pulang ke rumah," komentar Leah dengan penuh simpati.
Leah telah menjadi pelayan Keluarga Miller selama bertahun-tahun dan dia menyaksikan Joelle tumbuh bersama Adrian. Dia tidak paham kenapa hubungan pasangan itu berubah menjadi seperti musuh.
Rasa tidak nyaman terlihat di wajah Joelle, sebelum dia menutupinya dengan senyum tenang.
"Aku sudah mencoba, tapi dia menolak untuk tinggal," katanya.
Meski dia bisa menahan Adrian secara fisik, tapi hati pria itu berada di tempat lain.
Hati pria itu tertambat di Vila Oak, tempat di mana wanita yang dia cintai tinggal.
Leah tampak ragu-ragu sebelum berbicara dan suaranya terdengar hati-hati. "Mungkin, Tuan Adrian sangat sibuk dengan pekerjaan di kantor. Menjalankan bisnis keluarga sebesar itu pasti menyita banyak waktu."
Tiga tahun yang lalu, Leah ditugaskan untuk merawat Joelle dan dia sangat memahami dinamika pernikahan pasangan ini.
Dia merasa kasihan serta simpati pada Joelle.
Bulu mata Joelle bergetar saat dia menggigit roti panggang dan matanya berkaca-kaca karena menahan emosi.
Adrian memang sibuk, tapi dia selalu meluangkan waktu untuk Rebecca. Pria itu pergi ke Gereja Redemption karena ingin meminta berkat untuk rosario yang dia berikan pada Rebecca.
Meski jadwal Adrian cukup padat, dia tidak pernah melewatkan liburan bersama Rebecca.
Pada saat itu, suara dering ponsel Joelle memecah kesunyian.
Setelah Leah meninggalkan ruang makan, Joelle mengangkat panggilan telepon dari sahabatnya, Katherine Nash.
"Katherine, aku ingin bercerai dari Adrian," ucap Joelle dengan suara serak.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Bagaimana jika keponakan yang dititipkan oleh kakak perempuan nya mulai mengacaukan seluruh tatanan kehidupan nya. Gadis kecil yang dia sangka polos menyimpan cinta mendalam untuk dirinya, memancing hasrat nya berkali-kali hingga pada akhirnya satu malam panas terjadi di antara mereka. Bagaimana caranya dia meminta restu kepada kakak nya sendiri untuk hubungan yang jelas di anggap tidak mungkin untuk semua orang. Namun siapa sangka satu kenyataan dimasa lalu terbuka secara perlahan soal hubungan mereka yang sesungguhnya.
Kisah asmara para guru di sekolah tempat ia mengajar, keceriaan dan kekocakan para murid sekolah yang membuat para guru selalu ceria. Dibalik itu semua ternyata para gurunya masih muda dan asmara diantara guru pun makin seru dan hot.
Kesalahan satu malam, membuat semuanya menjadi hancur lebur. Miranda berawal hanya bersenang-senang saja, tapi sialnya malah dia terjebak malam panas dengan Athes Russel. Hal yang membuatnya semakin kacau adalah pria itu merupakan teman bisnis ayahnya sendiri. “Kita bertemu lagi, Miranda,” bisik Athes serak seraya memeluk pinggang Miranda. Miranda mendorong tubuh Athes keras. “Shit! Menjauh dariku, Jerk!” Athes terkekeh sambil membelai rahang wanita itu. “Bagaimana bisa aku melupakanmu? You’re so fucking hot.” *** Follow me on IG: abigail_kusuma95 (Informasi seputar novel ada di IG)
Zara adalah wanita dengan pesona luar biasa yang menyimpan hasrat membara di balik kecantikannya. Sebagai istri yang terperangkap dalam gelora gairah yang tak tertahankan, Zara terseret ke dalam pusaran hubungan terlarang yang menggoda dan penuh rahasia. Dimulai dengan Pak Haris, bos suaminya yang memikat, kemudian berlanjut ke Dr. Zein yang berkarisma. Setiap perselingkuhan menambah bara dalam kehidupan Zara yang sudah menyala dengan keinginan. Pertemuan-pertemuan memabukkan ini membawa Zara ke dalam dunia di mana batas moral menjadi kabur dan kesetiaan hanya sekadar kata tanpa makna. Ketegangan antara kehidupannya yang tersembunyi dan perasaan bersalah yang menghantuinya membuat Zara merenung tentang harga yang harus dibayar untuk memenuhi hasratnya yang tak terbendung. Akankah Zara mampu menguasai dorongan naluriahnya, atau akankah dia terus terjerat dalam jaring keinginan yang bisa menghancurkan segalanya?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?