istrinya itu. Pemuda itu mendengus
da itu dengan tatapa
sampai sekarang. Mungkin kita nggak bakal akur," jelas
r hal itu membuat Fatimah kesal,
ari menatap pemandangan yang berada di hadapannya. Fatimah m
mirip patung?" tanya Ajay dengan mengejek, Fatimah me
a-i
memperhatikan Ajay yang duduk di sofa sembari menonton Televisi. Gadis itu terdiam melihat Ajay yang tertawa karena se
a. Ia menghela nafas pelan dan memulai kegiatan memas
jarinya teriris. Gadis i
ya perlahan, dan mulai memb
imah tertegun, gadis it
luka tersebut dengan betadine, lalu ia pun membalutnya dengan kain
u
ntuh keningnya sembari menatap Ajay, gadis itu masih diam
ngkan wajahnya yang kini mero
elalak, wajah gadis itu kian memerah dengan apa yang dilakukan Ajay kepadanya. Ajay
u agar pergi dari dapur, "I
elanjutkan acaranya yang sempat tertunda tadi. Namun, diam-di
*
Teng
Ajay nampak berdiri di depan pintu dan nampak menunggu sesuatu. Sesekali ia me
n," gumam Ajay pelan, ia menatap se
ejauhan Ajay menatap guru mapel yang hendak berjalan ke arah kela
ucap Pak Bagus sembari melan
dan tidak lama dari itu seseorang mas
aikum, maaf p
lihkan perhatiannya. Dapat ia lihat Fatimah yang baru saja datang
Bagus mempersilahkan. Fatimah sedikit me
t, kenapa?" tanya Ais
Aisyah sedikit terkejut, "Kok bisa? Dan
pakai motor, eh keserempet mobil," Aisya ber-oh ria menden
haha.." canda Fatimah, Aisyah hanya menggelengkan kepalanya dengan penuturan gadis
k berbincang dengan Aisyah. Pemuda itu kemudian kembali menghadap k
*
Teng
un berangsur-angsur pulang ke rumah masing masing. Fatimah
i?" tanya Ajay sembar
jurnya ia tidak mengerjakan ulangan tersebut dengan b
agi, Fatimah nampak menggaruk-garuk pipiny
tanya Ajay lagi dengan nada khawatir. Fatimah m
a yang lecet. Ajay menghela napas le
h dan menariknya, Fatimah meri
melepaskan pegangannya dan menatap istrin
hal itu membuat Fatima
a kasar, "Ayo pulang, biar
. Gadis itu mengejar langkah Ajay yang cukup jauh di depannya. Sejenak Fatimah tersenyum me
*
memekakan telinga. Fatimah nampak berteriak k
bagaimana rasanya. Di tambah lagi tangan Fatimah yang mencengkram kuat tanga
itu hampir menangis. Ajay sedikit menahan tawan
an lembut, sejenak ia menoleh ke Ajay seakan-akan mengkod
mah memerah seketika dengan ucapan pemuda itu, dan kembali merah saat tang
debar dua kali lebih cepat, bahkan gadis itu mencoba
membuat Fatimah mengernyit
ek
AAAARG
ambu