m Pak Edy, guru Matematika selesai mengajar. Bryan sampai harus memijit pangkal hidungnya pelan dan melepaskan nafas berat. Rasanya jam pelajaran itu lama sekali berakhir. Ia sudah tak tahan
rkan Nisa. Gadis yang sama yang ditemuinya dekat toilet siswa dan sialnya gadis itu ternyata calon adik tirinya. Tak kalah mengejutkan ternyata dia adalah anak perempuan bu guru Rita, wali kelas Bry
ak sengaja dan Bryan juga tak sengaja menolong, ia sebenarnya berencana mencari anak kelas satu itu ke seluruh sekolah. Bryan tak bisa menolak jika wajah imut
yangan Nisa di dalam pikirannya. Tiba-tiba, Arya datang dan langsung menarik t
Dira liat lo!" ujar Ary
sih!" tanya
e buat l
ita ngapain ke perpustakaan sih!". Tapi Arya tak
senyuman manis dan dengan cueknya Bryan melewati mereka semua. Arya terus menarik Bryan sampai tiba di sebuah lorong rak bagian biologi dan fisika. Bryan masih belum mengerti kenap
erhenti kemudian berbalik. Sambil terseny
n kening tak mengerti yang dia maksud. Tak lama kemudian pandangan Bryan beralih melihat ke arah yang dimaksudkan Arya.
bisik lagi. Apa-apaan Arya! Apa dia tidak tau jika gadis itu bisa buat jantung Bryan copot seketika. Awalnya ragu dan terus menoleh pada Arya m
a tepat di belakangnya dan dari posisinya, ia bisa mencium wangi strawberry vanilla
Nisa. Buku tebal ensiklopedia tentang anatomi tubuh manusi
rkejutnya ketika tiba tiba ada seseorang yang membantunya mengambil buku yang cukup tinggi. Tadinya dia sudah mencari tang
enjulurkan buku yang ia ambil untuk Nisa. Nisa membalikkan tubuhnya dengan sangat pelan ke hadapan Bryan. Bryan harus sedikit menun
dekap buku itu di dadanya. Jantungnya seperti mau copot. Ia merasa dia akan menghadapi masalah besar. Belakangan ini ia mendengar teman temannya berbicara
tih susu dengan tangan dan jari yang imut. Bryan ingin menggenggam tangan Nisa memb
dan bibir mungil pink Nisa. Tanpa sadar Bryan menjilat dan mengigit bibir bawahnya sendiri dan mendekat ke arah Nisa. Tangan sebelah kanan diletakkan disebelah a
akin mengintimidasi. Nisa semakin tidak nyaman. Nisa tidak be
ni ingin sekali Bryan mencium pipi gadis itu. Terutama pada guratan pink yang membuatnya menjadi sangat menggemaskan. Nisa menahan nafas dan menelan ludahnya
dan lentik. Matanya sangat indah, dibingkai dengan alis tebal kecoklatan. Nmaun wajah Nisa menunjukkan kecemasan,
" Nisa cuma menggeleng
bic
sama Kak Bryan dan Kak Alisha." Nisa akhirnya bicara
nap
nya Kak Bryan." Bryan terdiam
ini dia yakin Bryan tidak akan pernah menerima dirinya dan Ibunya sebagai keluarga. Dia sudah membayangkan akan terus dijahili Kakak tiri dan teman temannya tanpa bisa berbuat apa apa. Bunda nya selalu berpesan agar menghormati calon
isa. Kakak gak suka cewek kurus, mengerti?" Nisa mengangguk c
i di balik rak langsung mengha
tanya Arya dengan dahi mengernyit. Di
on istri Daddy," jawab
ambah Bryan dengan pandangan sedih.
akin tidak tenang. Bryan tidak menjawab malah tersenyum sinis menertawakan nasibnya. Pertama kali Arya melihat bet
inya keluar dari perpustakaan, rasanya dia ingin cepat pulang. Di
lakuin?" tanya Arya p
ada yang bisa
yan terdiam sejenak dan me
ebih dari itu," jawab Bryan samb
kita, tidak ada yang boleh tau soa
irnya mengangguk. Kasihan Bryan, cinta p
h gimana, tapi pasti ada cara yang bisa dilakukan, lo harus opti
akan pernah jadi adi