berapa bundel kertas dan berjalan ke arah pintu keluar. Seluruh manajer dan staf yang ikut meeting ikut keluar setelah
re ini, saya mau pulang cepat,
ab Bram membalas
e kantornya dan mengeluarkan po
nding kaca besar yang menunjukkan pemandan
ng di sek
n siang di rumahku. Ada yang mau aku kenalkan sama ka
aku ke rumah ka
u kirim supir
taksi aja ke rumah kamu. Lag
siang pas jam ma
sampai ju
asih berdiri beberapa saat sambil terus melihat ke arah kumpulan ge
yan suda
um,
au makan malam di rumah sama mereka berdua." Hans masih berpikir tentang rencana
k, T
man M
Mahendra. Arya yang senyam-senyum saja mendengar Bryan bercerita untuk perta
eripik kentang kesukaannya. Di depannya duduk Bryan
jawab Bryan tanpa melihat Arya. tang
Dia tidak tersenyum atau pun menjawab. Lalu sedetik kemudian dia meneruskan lagi gambarnya. Arya cuma terus tersenyum, bar
i ciri ciri yang lo bilang gak ada anak di sekolah
lo pasti ket
um t
nap
elas kita ada di lantai tig
lu besok gua suruh an
juga pasti ke
u gambar diatas meja yang tak terpakai ke arah Arya. Arya tertawa puas. Setela
Bryan keluar dari kamar tak lama Pak Rahman, supir Hans Alexander sudah berdiri di depan pintu. Arya sempat kaget karena dia berencana mengantar Bryan den
gapain disini
a Bryan." Bryan hanya mengangguk. Arya p
hati Pak" Arya setengah berteriak sambil melamb
*
. Mansion bergaya eropa tempat Bryan tumbuh dan menghabiskan masa k
ai?" Bryan mengangguk
ita makan bersama," ujar sang Ayah sambil
rumah?" tanya Bryan s
menghabiskan waktu bersama
tersenyum senang dan berjalan setenga
hnya, ia sangat jarang melihat Ayahnya makan malam di rumah terlebih setelah ibunya meninggal. Brya
a atau sekedar membaca majalah dan menonton TV. Hans dan kedua anaknya menghabiskan waktu dengan bersantai sambil meminum minu
sang Ayah setelah kedua anaknya sedikit lebih santai. Hans b
udah .... punya kekasih lagi." Wajah Bryan mulai berub
yahnya langsung semringah dan menggenggam tangan Ayahnya. Sedangkan Bryan malah tak
mulai berat dan ia menggenggam tangannya dengan kuat. Sementara Alisha tidak bisa menyembunyikan rasa ba
pacarnya Daddy," ujar Alisha sambil bertepuk tangan dengan mata berbinar. Hans membe
lakinya tanpa ekspresi yang kemudian menundukkan kepalanya
kata pun dikeluarkan oleh Bryan. Tawa Bryan lima menit lalu hilang sudah, wajahnya kini mur
n sambil berjalan menuju Alisha dan mencium kening Alisha. Setiap malam dari kecil Bryan terbiasa me
ng Ayah yang mulai menitikkan airmata. Hans mengangguk tapi matanya masih melihat ke arah Bryan kelu
hempaskan dirinya di atas
. Bryan menangis dalam diam tak bersuara. Tangannya terkepal tanda emosi yang ditahannya