a Wi
, tidak membuatku lupa
rja yang dominan dengan warna kayu. Rapi, namun tampak mist
Pria dewasa yang memang lebih cocok dipanggil hot uncle it
n cangkir tehku kembali tanpa
rtanya kenapa penamp
gambil scone kedua. Rencananya, aku akan me
isiku. Membuatku terkejut dan menjatu
ut!" Dia ikut menunduk, ketika a
ra kubuang, bukan k
h kesakitan di dalam hati. Kubiarkan diriku men
engusap-usap keningnya yang terbentu
asan yang benar juga. Tapi, kenapa dia
saja gaunmu. Ujungnya naik turun tidak ra
lu atau harus melakukan satu tindakan
u." Dev
dia paman meski hany
i wajahnya saja. Dia terlihat tua. B
il
menjauh saat wajahnya
angnya, kau mau
idak pernah bermalam di luar rumah. Bukan karena dilarang ayah atau ibu, tapi ak
dan berbalik. Berjalan menjauhiku menuju pintu. Aku
ra bising Ray yang selalu memecah ketenangan. Ada saja yang dia bicarakan,
p bo
anku terbuka. Dua daun p
atu lemari pakaian broken white dan seb
ri. Memperlihatkan apa
ta, tergantung rapi d
dan pak
a yang kulihat. Mungkin saja, semua pakaian yang sedang kupilih ini,
n pribadi yang tidak ada hubungannya denganku. Apalagi, kami ini h
n hitam." Dev menunjuk satu gaun
sudahlah. Pilihan darinya juga membantuku menentukan gaun
ambil gaun beser
engan inner berwarna nude agar tidak tembus pandang. Pada ba
gantinya." Dev menun
ebuah bagian dari ruangan, tapi dikelilingi rel y
atikan, apalagi saat masuk pertama k
n hitam klasik-ku yang
al
k punggungku. Di pertengahan, aku gagal menaikkann
! Benar-be
il
. Hanya kuta
ana? Ka
ngnya ter
nya, apa yang terpikir
, bila kau ti
idak nyaman, aku tidak perlu berti
asuk,
. Menatap lantai adalah p
padanya. Membiarkan si hot uncle ini melih
Suaranya pelan, namun
ka
ntuk apa. "Katakan padaku j
trik rasanya, saat jari-jari berkulit kasar dan
ungan ini, saat ritsleting masih macet di sana
A
uh dariku, saat desahan setengah
gar aneh bagik
ak
intip sedikit dari ba
ingin berada bersamanya
a, kuambilkan gau
atapnya. "Okay." Jadi pergilah
a, dia ingin aku yang memilih sendiri kali
berusaha menutupi punggung setengah terbukaku padany
a top. Kemeja mirip pakaian tidur dengan warna ungu pucat. Aku sedikit
jauh dari gorden. Sepertinya dia tidak
. Aku langsung menyibak gorden. Tidak pedul
dikit menyakitkan. Ide mengganti pakaian benar-benar bukan pilihan
i semua bajunya agar tidak bisa dipakai oleh
ingnya lepas karena keahlian tanganku. Tiba-tiba saja aku memiliki tan
il
ngkok, sibuk memungut beberap
kan. Yang ketiga menggelinding sedikit jauh. Sep
? Ada
pa
kau sed
aku selesai memungut kancing k
enggenggam kancing, tanpa memegang bagian depan kemeja yang kukenakan. Be
i tadi berusaha kukumpulkan, kini terlepas begitu saja dari genggamanku. Karen
panggiln
g tadi dengan tanpa kuduga, seolah sengaja ku
Dia melingkarkan kedua kakiku ke sekeliling tu
sudah menempel pad
saat aku melakukan ini padamu?
melakukan
ihat bagaimana ekspresimu. Kulakuk
Maksud
nkan
Dev men
ak tadi bersamaku. Dia, seperti orang
tamaku dengan pria yang tampaknya jauh lebih dewas
ejenak oleh tangannya. Setelahnya, mungkin dia merasa bah
dak meronta un
tidak suka mengh
situasi seperti ini pun, kau m
buatmu berpikir bahwa
akin menempelkan tubuh bagian depan
mang me
turunk
engaja bulu matanya yang l
ang
an merasa malu setelah semua ini b
la. Panggil aku berula
nya. Tapi, debar jantungku yang menempel di dadanya
v .
abut hasrat, sepertinya. Aku sulit me
aku menyentuhmu satu kali ini saja.
! Aku tidak bi
u lebih dulu daripada bibirku
A
sahan atau rasa terkejutku karena dia menghisap leherku, t
saja suara sialan itu keluar kembali, saat dia menyusupkan tan
ia yang melepas sisa kancing y
dengar suaramu. Ber
a menyentuh semua anggota tubuhku. Hidung, bibir, leh
ngkin lengan kokohnya ini, saat dia ingin
nap
enapa? "Aku m
anku dari dekapannya. Dia mundur setelah
Kita bisa berpura-pura tidak i
u kehilangan keperawananku dengan orang asing. Tid
ngan ini seorang diri. Kuputuskan untuk mengenakan gaun klas
berjalan keluar. Menemukan mobilku, lal
nku. Hanya Jack. Dia cuma
a sedang menungguku. Atau memang sengaja?
bu menghampiriku. Tidak mengamatiku.
padaku. Dia mungkin marah. "Po
danya tetap datar. Berarti benar.
h. "Iya, Ayah. Ponselku mati. Tadi, saat kembali dari rumah paman Eddie, ada kucing besar melompat ke d
emang begitu. Bukan selalu berarti d
emas. Berulang kal
tuk memberitahu. Kau bi
zaman sekarang, memangnya siapa y
hat, coba telepon dia lagi." Ibu memberitah
. Dia tidak kunjung keluar, s
bahwa bibimu meninggal, Ruby langsung mel
u tahu apa yang s
ga tidak tahu t
a, semua orang menjadi khawatir karena adik sep